Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Bermula dari 12 Santri, Pesantren Ummul Mukminin Siap Lahirkan 1300 Muslimah Berkemajuan

×

Bermula dari 12 Santri, Pesantren Ummul Mukminin Siap Lahirkan 1300 Muslimah Berkemajuan

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR– Direktur Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin Masriwati Malik kembali mengenang awal mula berdirinya lembaga pembinaan kader itu.

Ia mengungkapkan, pesantren itu berdiri di atas tanah wakaf dari Athirah Kalla, Ibunda M. Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden RI.

Ummul Mukminin berdiri sejak tahun 1987, diprakarsai antara lain oleh Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah saat itu, Ramlah Azis. Kala itu, Ummul hanya dihuni 12 orang santri.

“Alhamdulillah, sebagian guru dan pimpinan ponpes sekarang ini adalah alumni Ponpes Ummul Mukminin,” ujar dia dengan raut wajah bangga.

Masri menyampaikan itu dalam Silaturahim Keluarga Besar Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulsel dengan orang tua Santriwati baru, pada Ahad, 17 Juli 2023.

Acara silaturahim itu dihelat di Lapangan Indoor Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulsel.

Masri mengungkapkan, silaturahim ini diadakan untuk memperkenalkan orang tua dengan Pondok yang akan menjadi tempat pembinaan putri mereka.

Ia memastikan, Ummul Mukminin akan mempersiapkan kader Muslimah yang berkemajuan dan berberkah. “Memiliki ilmu pengetahuan, taat beribadah, dan berakhlak mulia, serta pastinya, menghormati orang tua,” tutur Masri.

Sama dengan amal usaha di bidang lainnya, pesantren ini dibina langsung oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan. Pembinaan itu dengan harapan akan lahir kader yang terus mendakwahkan amar ma’ruf nahi munkar.

Pihaknya menggelar silaturahim itu, kata dia, juga untuk menjalin kerjasama dan bermusyawarah dengan orang tua. Hal itu demi ketercapaian tujuan dan sinergitas yang baik antara pihak Pondok dan orang tua.

Ia melaporkan, saat ini, jumlah santri Ummul Mukminin mencapai 1300 orang lebih dan sudah bersama di pondok.

“Ini adalah tahap yang berat, tapi tetap teguh dan menjalin komunikasi, juga saling mendoakan,” kata dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply