
KHITTAH.CO, MAKASSAR – Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi bergulir usai Ambo Asse membuka acara dengan resmi pada Sabtu, 15 Maret 2025 di Aula FKIK Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Ketua PWM Sulsel itu, dalam sambutannya, memaparkan lima karakteristik Islam Berkemajuan yang juga dikenal dengan istilah Islam Wasathiyah yang digalakkan Muhammadiyah selama ini.
Kelima karakteristik Islam Berkemajuan itu yakni Berlandaskan Tauhid, Bersumber Pada Al-Qur’an dan Hadis, Menghidupkan Ijtihad dan Tajdid, Mengembangkan Prinsip Wasathiyah dan Berusaha Mewujudkan Rahmatan Lil Alamin.
Lima Karateristik Islam Berkemajuan
Pertama, bicara Tauhid sebagai karakteristik Islam Berkemajuan tak bisa lepas dari ayat Al-Qur’an yang secara spesifik menggunakan diksi Wasatha. Dimana Allah menyinggung perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Kakbah di Makkah.
Allah, kata Ambo, dalam ayat itu, menyindir umat yang menolak peralihan kiblat dengan mengkategorikan mereka sebagai kelompok yang lemah akal.
“Kalau kita bicara Wa Kadzalika Ja’alnakum Ummatan Wasathan, maka harus dikaitkan dengan Sayakulussufaha Minannaasi Mawallahum. Mengapa didahului dengan Assufaha, yang berarti tidak sempurna akalnya, lemah akalnya. Jadi orang yang tidak setuju perpindahan kiblat dianggap lemah akalnya,” papar Ambo.
Kedua, Islam Berkemajuan, keseluruhan unsurnya bersumber pada ajaran Islam, khususnya Al-Qur’an dan hadits. Sehingga, bagi warga Persyarikatan, mempelajari dan mengamalkan konsep Islam Berkemajuan berarti beribadah dan bermuamalah sesuai dengan anjuran agama.
Di Indonesia, jelas Ambo, pemerintah pernah menggalakkan konsep Moderasi Beragama yang hampir sama dengan konsep Islam Wasathiyah. Namun, Ambo menegaskan kedua konsep itu berbeda secara prinsip.
“Jadi wasathiyah itu tidak ekstrem kiri dan kanan, tapi punya jalur sendiri. Jalan tengah yang dimaksud Islam ini punya prinsip istiqomah, umat yang tegak lurus, umat yang selalu mengajak kepada kebaikan, kebenaran. Jadi kita semua, dengan jalan seperti itu sudah termasuk yang mengamalkan Islam Wasathiyah,” tutur dia.
Ketiga, Muhammadiyah dengan konsep Islam Berkemajuan mendorong dan menginisiasi agar pintu ijtihad dalam urusan agama kembali dibuka. Pasalnya, kata Ambo, kesepakatan ulama terdahulu untuk menutup pintu ijtihad berakibat pada mandeknya kemajuan, khususnya di kalangan umat Islam.
“Menghidupkan ijtihad dan tajdid. Mengapa begitu, karena ulama kita sudah lama menutup pintu ijtihad, sehingga masyarakat kita menjadi jumud. Itulah mengapa Muhammadiyah membuka kembali. Contoh ada yang penentuan ramadannya tidak mau berubah dari rukyah menjadi hisab karena itu, tidak mau terbuka menggunakan ilmu pengetahuan secara luas, padahal sudah sangat terbukti hasil-hasil hitungannya,” jelas Ambo.
Keempat, mengembangkan prinsip wasathiyah dan kelima berusaha menghadirkan Islam sebagai agama yang hadir memberi manfaat untuk semua kalangan.
Sebelumnya, Ketua Majelis MPK SDI PWM Sulsel, Amir, saat laporan panitia menjelaskan Pengajian Ramadan ini terinspirasi dari Pengajian PP Muhammadiyah. Hanya saja, berdasarkan hasil evaluasi pengajian PP Muhammadiyah dua pekan lalu, PWM Sulsel memilih untuk memulai pengajian Ramadan pada pagi hari dan berakhir saat berbuka puasa.
“Dua pekan lalu, pengajian PP Muhammadiyah dilakukan mulai siang hingga malam hari, nah itu memaksa beberapa peserta kita untuk meninggalkan pengajian dahulu karena punya jadwal ceramah tarawih. Karena itu, kami melaksanakan pengajian Ramadan PWM Sulsel dimulai pada pagi hari dan berakhir pada saat buka puasa. Sehingga semua ustadz masih sempat melaksanakan tugas dakwah di masjid-masjid,” ungkap Amir.
Sementara, untuk kepesertaan, Amir menyebut sebanyak 24 PDM se-Sulsel terlibat aktif, termasuk juga sejumlah amal usaha seperti perguruan tinggi.
“Pengajian kita ini melibatkan PDM melalui zoom meeting, harapannya semua Cabang dan Ranting bisa ikut. Karena pelajaran tahun lalu, ada PDM yang tidak melaksanakan pengajian ramadan padahal banyak PCM yang menginginkan pengajian. Jadi PDM boleh membuka ruang zoom di cabang,” imbuh Amir.