KHITTAH.CO, GORONTALO – Buka Puasa dan Tarawih bersama Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Gorontalo dengan Putara Pertama di Gedung Graha Azizah, 4 April lalu dan putaran ketujuh resmi ditutup, Kamis, 14 April 2022 di Graha Misfalah KKSS Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Dr. Muh. Muhtar, selaku Panitia Pelaksana dari KKSS UNG menyampaikan bahwa jumlah anggota yang terdaftar KKSS UNG sebanyak 120 dosen dan tahun ini sekitar 20 dosen yang masuk.
“Wakil Rektor 4 UNG Prof. Dr. Ikhfan Haris turut hadir dalam buka puasa ini dan mendapat amanah baru sebagai Atase Pendidikan di Timur Leste. Beliau akan berpisah dengan kita sebagai KKSS. Mohon maaf jika dalam pelaksanaan terdapat kekurangan, dan mohon maafkan,” tutupnya Dr. Muhtar.
Prof. Hariadi Said selaku Wakil Ketua 1, mewakili Jaenal Mappe sebagai Ketua BPW KKSS Provinsi Gorontalo dan Pemilik Karsa Utama menyampaikan alhamdulilah selama dua tahun ini kita tidak pernah ketemu karena Pandemi Covid-19, dan tahun ini kita bisa bertemu untuk bersilaturrahim kembali.
“Mewakili Ketua BPW KKSS, permohonan maaf karena tidak bisa hadir untuk bersama-sama berhubung ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan, namun itu semua tidak mengurangi penghargaan kepada kita semua buat beliau,” kata Prof. Hariadi Said.
Ditambahkan oleh Prof. Hariadi Said, kita semua perlu menjaga kebersamaan dan tetap menjaga silaturrahim, dan semoga tahun depan bisa sama-sama ikut berbuka puasa dan tarawih bersama. Atas nama Ketua, saya tutup acara ini dengan resmi,” tandasnya.
Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan UNG yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo diamanahkan menjadi penceramah pada Salat Tarawih.
Prof. Kadim Masaong dalam ceramahnya menyampaikan terima kasih atas penghargaan karena dipercaya menjadi penceramah “Saya tidak bisa melawan, saya punya ketua KKSS bersama Prof Ansar langsung menunjuk dan kebiasaan tidak boleh menolak,” ucapnya.
Prof. Kadim menambahkan sejarah buka puasa dan tarawih bersama, awalnya ini hanya tarawih keliling saja namun hasil diskusi pimpinan bagaimana jika dimulai dari buka puasa sampai tarawih dan itu berlansung sampai sekarang.
Penentuan Formasi Salat Tarawih 4 4 3 yang biasa disebut Formasi Barcelona itu berdasarkan musyawarah mufakat. Pendapat pertama di gabung antara yang mau 8 dan 20 namun bagaimana kalau witir, akhirnya disepakati 8 saja, dan bagaimana kalau 8 rakaat, dan pada saat itu kalau 8 rakaat di Gorontalo maka formasi 4 4 3.
“Jadi bukan Muhammadiyah yang menentukan, tapi itu berdasarkan kesepakatan bersama, dan saya ingin katakan kehebatan di KKSS walaupun kita berbeda kelompok, namun dalam acara tidak ada yang mengatakan saya Muhammadiyah, NU, dll semuanya menyatu,” tambahnya Prof. Kadim.
Judul Ceramah yang dibawakan Prof. Kadim yakni penyesalan tidak berujung, makna dari penyesalan tidak berujung, ini dijelaskan Allah dalam Al Qur’an Surah Ali Imran 190-191 tentang kehidupan manusia.
“Menurut Allah hidup di dunia kita sebagai pedagang, petani juga pedagang, PNS juga pedagang, namanya pedagang ada yang untung dan ada yang rugi, namun Allah menjelaskan kalau untung ini yang harus anda lewati dan kalau mau rugi ini yang anda perbuat,” katanya.
“Kita disuruh berdagang dengan 3 modal yaitu pertama Modal beriman kepada Allah dan Rasulnya, kedua menggunakan harta untuk mewujudkan modal Iman itu, dan ketiga berjuang dengan jiwa di jalan Allah,” ungkap Prof. Kadim.
Ditambahkan oleh Prof. Kadim bahwa manusia baik orang miskin dan orang kaya, orang kikir dan dermawan semua menyesal baik di dunia maupun di akhirat.
“Apa buktinya kita menyesal, maka saya akan menceritakan kisah sahabat nabi yang bernama Sya’ban yang selalu sholat di Masjid Nabawi selama hidupnya dan jarak dari rumah ke masjid 3 jam berjalan kaki,” tambahnya.
“Suatu waktu sholat subuh ditunda karena Sya’ban belum datang, karena tidak muncul maka nabi perintahkan untuk Qomat. Sesudah sholat subuh, nabi bertanya kepada sahabat sapa yang tahu rumah Sya’ban, maka ada sahabat yang tahu bersama nabi ke rumah sya’ban dengan berjalan kaki selama 3 jam,” lanjutnya.
“Sampai di Rumah Sya’ban, tidak ada Sya’ ban, yang ada cuman istrinya dan mengatakan Sya’ban sudah meninggal dunia. Istrinya menceritakan ketika suaminya sakaratul maut dan mengucapakan kalimat kenapa tidak lebih jauh, kenapa bukan yang baru, kenapa tidak semuanya,” ungkap Prof.
Allah perlihatkan pahalanya ketika dia berjalan dari rumah ke masjid, maka berteriaklah kenapa tidak lebih jauh, Allah perlihatkan pahala ketika dia memberi jaket bekasnya kepada orang kedinginan maka berteriaklah kenapa bukan yang baru, Allah perlihatkan pahala ketika memberi sepotong roti kepada orang kelaparan maka berteriaklah kenapa tidak semuanya, itu penjelasan nabi kepada istri Sya’ban.
“Maka di bulan suci Ramadan mari rajin bersedekah dengan barang yang paling kita cintai termasuk jika bersedekah, jangan cuman baju bekas tapi harusnya baju baru, jika rajin bersedekah maka Allah akan memberi reski yang tidak disangka-sangka,” kata Prof.
“Pengakuan di dunia hanya sementara baik itu jabatan, harta dan kekayaan, semua akan menyesal nanti di akhirat pada saat dikumpulkan di padang masyar dan mau ingin hidup kembali di dunia,” tutupnya.
Hadir dalam acara tersebut H. Alifuddin Jamal selaku Ketua BPD KKSS Kota Gorontalo, Para Guru Besar UNG, Dosen, Para sesepuh, IWSS dan IPSS serta Anggota KKSS. (Rls/Fitrah)