Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Co-Creation Day Learning Express 2025: Lurah Tamaona Puji Prototipe Solutif dari Mahasiswa

×

Co-Creation Day Learning Express 2025: Lurah Tamaona Puji Prototipe Solutif dari Mahasiswa

Share this article

Khittah.co, Gowa  — Program Learning Express (LeX) 2025 yang digelar di Kelurahan Tamaona, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, resmi berakhir pada Sabtu, 13 April, dengan penyelenggaraan Co-Creation Day yang mempertemukan ide, inovasi, dan harapan. Dalam penutupan forum tersebut, mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dan Politeknik Singapura mempresentasikan enam prototipe hasil kerja kolaboratif mereka kepada masyarakat setempat. Semua rencana itu menjawab persoalan-persoalan nyata yang selama ini membebani petani, mulai dari soal efisiensi kerja, pengelolaan limbah, hingga teknik panen yang adaptif terhadap cuaca dan medan.

Lurah Tamaona, Muhammad Yusuf, menyambut hangat inisiatif tersebut. Ia menyebut pengalaman ini sebagai yang pertama kali bagi wilayahnya menerima kunjungan mahasiswa asing dalam program kolaboratif. “Ini bukan sekedar bentuk pengabdian, tapi juga penghormatan. Mahasiswa tidak sekedar datang lalu pergi. Mereka betul-betul hadir dalam permasalahan yang kita hadapi, lalu mencoba memecahkannya melalui cara yang kreatif dan aplikatif,” ujar Yusuf, Selasa, 15 April 2025.

Ia pun menyampaikan terima kasih secara khusus kepada Unismuh Makassar yang telah memilih Tamaona sebagai lokasi pengabdian internasional.

Selama dua belas hari, sebanyak 60 mahasiswa—masing-masing 30 dari Unismuh Makassar dan Singapore Polytechnic—terlibat dalam tiga kelompok proyek yang fokus pada komoditas tomat, padi, dan markisa. Setiap kelompok memetakan permasalahan yang dialami petani, lalu merancang solusi berdasarkan pendekatan pemikiran desain yang berpijak pada empati, eksplorasi lapangan, dan prototyping.

Untuk komoditas tomat, mahasiswa merancang ZipZap, sistem zipline yang memungkinkan petani menyemprot kasur tanpa membebani punggung, serta Down 2 Earth, sistem pipa bawah tanah yang mengalirkan pestisida langsung ke akar tanaman, meminimalkan paparan bahan kimia.

Di sektor pertanian padi, mereka menawarkan Pest Paddy Cart, gerobak multifungsi yang meringankan beban kerja petani lanjut usia atau kekurangan tenaga kerja, serta Biobarrel, tong pirolisis yang mengubah limbah organik menjadi pupuk alami berkualitas, sebagai alternatif dari pupuk kimia yang mahal dan merusak tanaman.

Adapun dalam budidaya markisa, inovasi yang ditunjukkan melalui Passion Fruit Harvester 3000, alat panen yang dapat diperpanjang dan dilengkapi struktur penyangga tanaman, serta Communal Compost Bin, tempat pembuatan kompos komunal yang memperkuat praktik pertanian berkelanjutan di tingkat kampung.

Program ini didampingi langsung oleh dosen dari kedua institusi. Politeknik Singapura mengirimkan tiga pendamping yaitu Mr. Muhd ​​Nadji, Mr. Mohd Farid Johari dari School of Media, Arts, and Design, dan Ms. Min Swe Swe dari School of Chemical Engineering. Sementara Unismuh menghadirkan Dr. Andi Bulkis Maghfirah Mannong, Dr. Sitti Maryam Hamid, dan Uyunnasirah Hambali, M.Pd.

Wildhan Burhanuddin, selaku Koordinator Program dari Unismuh Makassar, menegaskan bahwa LeX bukan semata-mata proyek akademik. “Ia adalah proses lintas pembelajaran budaya yang menumbuhkan empati sosial dan mendorong siswa keluar dari zona nyaman. Prototipe yang lahir bukan sekadar produk, tetapi cerminan pemahaman mereka atas realitas kehidupan masyarakat,” katanya.

Learning Express (LeX) merupakan program tahunan inisiasi Singapore Polytechnic yang melibatkan sejumlah universitas mitra di Asia. Tahun ini, hanya dua perguruan tinggi di Indonesia yang dipercaya menyelenggarakannya: Universitas Pelita Harapan dan Unismuh Makassar. Program ini mengintegrasikan metode berpikir desain sebagai strategi pembelajaran partisipatif lintas budaya, yang membekali siswa dengan kepekaan sosial dan keterampilan pemecahan masalah berbasis lapangan.

Dari Tamaona, kolaborasi mahasiswa dua negara ini memberi pesan kuat: bahwa inovasi yang lahir dari semangat belajar bersama dan keberanian mendengarkan suara akar rumput.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply