Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Dahlan Lamabawa Bicara Ideopolitor di Musywil Nasyiah

×

Dahlan Lamabawa Bicara Ideopolitor di Musywil Nasyiah

Share this article
Dahlan Lamabawa Bicara Ideopolitor di Musywil Nasyiah
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Dahlan Lamabawa (sumber: AHZ)

KHITTAH.CO, Selayar– Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Dahlan Lamabawa menyampaikan amanahnya dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke 14 Nasyiatul ‘Aisyiyah (Nasyiah) Sulawesi Selatan.

Ia berbicara perihal ideologi, politik, dan organisasi (Ideopolitor) dalam pembukaan Musywil ke 14 Nasyiatul ‘Aisyiyah Sulsel pada Sabtu, 3 Juni 2023 di Ruang Pola Kantor Bupati Selayar.

Dahlan mengingatkan, ideologi adalah kebenaran yang diyakini kebenarannya, disepakati, dan diperjuangkan bersama. Kekuatan ideologi itu, kata dia, adalah kekuatan keyakinan.

“Karena itu, dalam diri dan alam pikiran kader Persyarikatan, harus tertanam dengan baik Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah dan Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Supaya tidak salah arah,” kata dia.

Para kader juga harus memperjuangkan dan menggerakkan Khittah Perjuangan Muhammadiyah, Tafsir 12 Langkah, dan dokumen ideologis Persyarikatan lainnya. Termasuk yang terbaru, Risalah Islam Berkemajuan.

Dengan begitu, kader Persyarikatan akan meneguhkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah, gerakan ilmu, dan gerakan amal.

Ia juga mengingatkan, memperjuangkan gerakan Muhammadiyah dan semua organisasi otonomnya harus diniatkan sebagai perjuangan agama Allah.

Karena itu, ia mengatakan, memperjuangkan Muhammadiyah adalah jalan kehormatan.

“Cara untuk merawat kehormatan itu melalui musyawarah-musyawarah yang tidak lain untuk mengokohkan dan meneguhkan gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gerakan tajdid yang menjadi identitas gerakan Muhammadiyah,” kata dia.

Ia menambahkan, kader Muhammadiyah juga harus menghadirkan dirinya dalam semua bentuk perjuangan dan gerakan yang ia sebutkan.

“Insya Allah, Muhammadiyah akan selalu eksis dengan gerakan yang dibawa oleh kader, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali,” kata dia.

Terkait politik, Dahlan mendorong para kader untuk tidak alpa. Hal itu karena Quran menyebut politik sebagai ‘sulthonan nashiiro‘ (penguasa yang menolong).

Penguasa yang menolong itu untuk menguatkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan.

“Namun, ketika cara yang ditempuh adalah cara-cara yang tidak benar, menghalalkan segala cara, yakinlah kezaliman akan selalu menyertai. Saya kira kita semua tidak rela negeri ini tetap dalam keadaan terjajah dan terzalimi,” kata dia.

Ia juga mengatakan, Indonesia menerapkan sistem trias politika. Lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif itu harus diisi oleh kader-kader Persyarikatan dengan mengutus calon anggota DPD dan DPR dari daerah hingga pusat.

“Karena merekalah yang memproduksi undang-undang, perda. Kalau saya bawa ke lingkungan lebih kecil, berapa harga karcis parkir, itu keputusan politik. Beli baju, ada pajak 10%, itu keputusan politik,” kata dia.

“Demikian pula mengangkat kepala sekolah, kepala dinas, mutasi, itu keputusan politik. Masih mau tinggalkan politik? Sudah waktunya kita kembali mempertegas diri bahwa perjuangan politik itu demi mengisi legislatif, eksekutif, yudikatif dengan penguasa yang menolong,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Dahlan juga memperkenalkan Bakal Calon Anggota DPD RI yang juga Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Elly Oschar kepada hadirin.

Sementara itu, untuk organisasi, selain mengamanahkan agar peserta musywil berkhidmat untuk mengevaluasi gerakan, memilih pimpinan, dan menyusun program, Dahlan juga menekankan perihal transformasi.

Ia mengamanahkan, Musywil ke 14 Nasyiah Sulsel harus merekomendasikan kader-kader potensial untuk menjadi pimpinan ‘Aisyiyah di Musywil periode depan .

“Karena biasanya, yang dipilih yang disuka. Memilih yang searah. Yang potensial malah terabaikan. Kalau dengan rekomendasi, Insya Allah, haqqul yakin, pasti yang potensial dipilih,” kata dia.

Ia mencontohkan, PWM Sulsel yang menyusun komposisi majelis dan lembaga berdasarkan rekomendasi dari Pemuda Muhammadiyah dan angkatan muda Muhammadiyah (AMM).

“70 nama yang direkomendasikan. PWM mengatakan, ini bagus, karena transformasi terjadi. Jadi, setiap Musyawarah Wilayah Muhammadiyah-‘Aisyiyah, nantinya ada rekomendasi kader potensial untuk masuk dalam jajaran pimpinan,” tutup dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply