KHITTAH CO, Jeneponto – Desa Bulujaya di Kabupaten Jeneponto selama ini dikenal dengan jagung kuningnya yang melimpah. Hasil bumi ini menjadi tumpuan hidup warga, namun harga jagung yang kerap jatuh saat panen membuat petani sering kali merugi.
Melihat potensi sekaligus persoalan tersebut, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar hadir melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Dengan mengusung tema “Peningkatan Literasi Kewirausahaan Berbasis Agropreneur melalui Produk Popcorn Lokal Lappo bagi Ibu PKK di Kelurahan Bulujaya”, program ini mencoba menghadirkan solusi konkret: mengolah jagung kuning menjadi produk bernilai tambah.
Kegiatan yang digelar di Bulujaya ini dihadiri oleh Wakil Rektor IV Unismuh Makassar, Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si, selaku ketua tim; Prof. Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si sebagai panitia dan anggota tim; Dr. Nadir, SP., M.Si sebagai pemateri; Lurah Bulujaya, Rudi Harton, S.Ip; mahasiswa, serta Ibu-Ibu PKK sebagai peserta utama.
Dalam sambutannya, Prof. Nuryanti menegaskan bahwa jagung kuning Bulujaya tidak boleh berhenti hanya sebagai komoditas mentah.
“Jagung ini bisa menjadi produk unggulan. Melalui Lappo, kita dorong Ibu-Ibu PKK agar berdaya, memiliki penghasilan mandiri, dan bisa memasarkan produk tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga secara digital hingga ke seluruh dunia,” ujarnya.
Lurah Bulujaya, Rudi Harton, menyambut baik langkah ini. Ia menyebut program tersebut sebagai pengalaman pertama warganya memperoleh bantuan alat pengolahan jagung.
“Alhamdulillah, setelah enam tahun menjabat, baru kali ini kami mendapat bantuan mesin. Semoga usaha Lappo bisa berkembang, tidak hanya di Bulujaya, tetapi juga ke seluruh Jeneponto,” katanya.
Sementara itu, Dr. Nadir menekankan pentingnya penguatan kapasitas ibu-ibu PKK agar mandiri secara ekonomi. Menurutnya, nilai jual jagung akan meningkat signifikan ketika diolah menjadi produk seperti popcorn Lappo.
“Kalau hanya dijual mentah, harganya jatuh saat panen. Tapi kalau diolah, nilainya jauh lebih tinggi, bahkan bisa masuk ke ritel modern. Tantangannya memang ada, mulai dari keterampilan SDM, teknologi, pemasaran, hingga distribusi. Karena itu, perlu dibentuk UMKM,” jelasnya.
Ia juga menawarkan sejumlah strategi, mulai dari pelatihan berkelanjutan, dukungan finansial, pemanfaatan teknologi, hingga penguatan merek dagang produk.
Adapun Wakil Rektor IV Unismuh Makassar, Dr. Burhanuddin, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat.
“Pengabdian ini bertujuan membangun literasi kewirausahaan masyarakat. Harapannya, produk Lappo dari jagung kuning Bulujaya bisa menembus pasar global,” tegasnya.
Bagi warga Bulujaya, program ini membawa harapan baru. Dari jagung kuning yang selama ini hanya dijual mentah, kini lahir produk inovatif bernama “Lappo”. Dari Jeneponto, cita rasa popcorn lokal ini diharapkan bisa melangkah lebih jauh mewakili Indonesia di pasar dunia.