Khittah.co, Makassar — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar akan memasukkan materi jaminan sosial ke dalam kurikulum perkuliahan guna mencetak lulusan yang berkarakter, memiliki nilai solidaritas, dan kesadaran sosial tinggi. Langkah ini disampaikan Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rakhim Nanda, seusai menandatangani perjanjian kerja sama antara 16 perguruan tinggi dengan Dewan Jaminan Sosial Nasional, BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis, 14 Agustus 2025.
Kerja sama bertajuk Sinergi Bersama dalam Rangka Penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Berkaitan dengan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan itu berlangsung dalam rangkaian acara Grand Launching Penguatan Ekosistem Jaminan Sosial Melalui Pendidikan. Kegiatan diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar.
Menurut Rakhim Nanda, integrasi materi jaminan sosial akan membekali mahasiswa dengan pemahaman menyeluruh mengenai konsep, kebijakan, hingga implementasi di lapangan. “Materi jaminan sosial dalam perkuliahan sangat krusial untuk mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan keterampilan praktis untuk berkontribusi nyata di tengah masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan, keberhasilan implementasi tidak hanya bergantung pada kampus, tetapi juga pada komitmen para pengambil kebijakan dan pelaksana teknis di sektor jaminan sosial. Rakhim berharap mereka benar-benar memiliki tanggung jawab dan keberpihakan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan.
Acara ini melibatkan 16 perguruan tinggi dari berbagai wilayah yang berkomitmen mendorong integrasi materi jaminan sosial ke dalam kurikulum. Tujuannya memperkuat literasi publik, meningkatkan partisipasi, dan memastikan keberlanjutan sistem jaminan sosial di Indonesia.
Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menilai pendidikan memiliki peran fundamental dalam membentuk kesadaran kolektif tentang pentingnya jaminan sosial. “Jaminan sosial adalah wujud kehadiran negara dalam melindungi rakyat dari risiko sosial dan ekonomi. Ekosistem jaminan sosial harus diperkuat dengan prinsip no one left behind,” tegasnya.
Cak Imin, sapaan Muhaimin, juga menyoroti pencapaian BPJS Kesehatan yang kini menjadi asuransi kesehatan terbesar di dunia, dengan cakupan lebih dari 98 persen penduduk Indonesia. Ia menyebut capaian ini sebagai contoh bagi negara lain dalam menerapkan skema asuransi berbasis gotong royong.
Meski demikian, ia mengakui masih ada tantangan, terutama dalam perbaikan dan penguatan pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di Unair, misalnya, seluruh mahasiswa telah terdaftar sebagai peserta JKN aktif, yang menurutnya merupakan langkah konkret mendukung keberlanjutan program.
Ia menambahkan, universitas memiliki peran strategis melahirkan ahli, peneliti, dan inovator di bidang jaminan sosial. Dengan pemahaman sejak di bangku kuliah, mahasiswa dapat aktif memperluas cakupan, meningkatkan kepatuhan, dan menjaga keberlanjutan program.
“Saya mengajak seluruh perguruan tinggi berkolaborasi membangun kesadaran publik. Kepada mahasiswa, jadilah agen perubahan yang menyuarakan pentingnya jaminan sosial, menerapkannya dalam kehidupan, dan berinovasi menghadirkan solusi nyata untuk bangsa,” ujar Cak Imin.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menegaskan pentingnya sinergi dengan dunia pendidikan melalui integrasi materi jaminan sosial. Menurutnya, pemahaman ini akan membentuk pola pikir mahasiswa bahwa program seperti JKN wajib dipertahankan eksistensinya.
“Dengan pemahaman ini, mereka diharapkan menjadi agen perubahan di keluarga, kampus, dan masyarakat. Per 1 Agustus 2025, peserta JKN telah mencapai 281,13 juta orang,” ungkap Ghufron.
Ia menambahkan, BPJS Kesehatan memiliki basis data besar (big data) yang dapat dimanfaatkan akademisi dan peneliti untuk kajian berbasis bukti. Kolaborasi ini diharapkan menghasilkan penelitian yang dapat meningkatkan mutu layanan, efisiensi pembiayaan, dan memperluas cakupan program.
“Pengenalan kurikulum jaminan sosial akan menjadi katalisator lahirnya penelitian berorientasi solusi nyata. Pemahaman ini diyakini mendorong kemajuan Program JKN dan kesadaran menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan,” jelasnya.
Menurut Ghufron, literasi jaminan sosial dapat menjadi game changer bagi pemberdayaan manusia Indonesia yang unggul, sehat, produktif, dan berdaya saing. BPJS Kesehatan berkomitmen membangun kolaborasi lintas sektor demi terciptanya sistem jaminan kesehatan inklusif dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan langkah ini, Unismuh Makassar berharap dapat melahirkan lulusan yang tidak hanya cakap secara akademis, tetapi juga siap berperan aktif memperkuat jaminan sosial di Indonesia, sejalan dengan visi perguruan tinggi mencetak insan berintegritas dan berjiwa pengabdian.