KHITTAH.CO – Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar Timur menggelar Dialog Nasional virtual dengan tema Muktamar IMM: Momentum Pembaharuan Atau Melanggengkan Kekuasaan, pada Selasa (13/07/2021).
Dialog ini menghadirkan 5 narasumber, di antaranya Sekum DPD IMM Jatim, Ketum DPD IMM NTB, Ketum DPD IMM Malut, Ketum DPD IMM Sulsel, dan Sekum DPD IMM DKI Jakarta. Selain itu, hadir 3 orang penanggap, yakni Auliya Khasanofa (Sekjend MAHUTAMA), Faisal (Dosen Universitas Bangka Belitung), dan Rachmat Noer (Ketua KAMI IMM Sulsel).
Terkait Muktamar IMM yang akan datang, Faisal menegaskan bahwa dalam mengelola IMM, tidak bisa hanya dengan menggunakan perspektif tunggal sehingga calon ketua yang ada perlu dikawal bersama untuk secara kolektif mengembangkan gagasan.
“Soal membangun IMM kita pikirkan bersama, pisahkan dengan persoalan politiknya. Kalau politik, kita tetap berkompetisi seperti biasa,” katanya.
Auliya juga turut menanggapi agar peran DPP IMM perlu dipertegas nantinya. Dirinya menyoroti beberapa momen di mana IMM seakan bungkam.
Dirinya mengingatkan kepada seluruh kader untuk tidak terjebak pada orientasi kekuasaan yang bisa membahayakan gerakan.
Terakhir, Rachmat Noer menyinggung soal pergerakan mahasiswa di era sekarang yang terkesan tumpul dan bisa dikatakan mati. Menurutnya, gerakan yang dilakukan oleh para aktivis malah menjadi bagian dari oligarki.
“Nurani perjuangan mahasiswa pada hari ini tumpul. Gerakan sudah dicederai dan tanpa disadari mahasiswa dan gerakannya sudah menjadi bagian dari oligarki. Contohnya ketua yang menjabat sebagai komisaris. Bukan tidak boleh, tapi harusnya sebagai simbol perjuangan, ya jangan dulu lah,” ujarnya.
Rachmat berharap agar ke depannya IMM dapat membangun gerakan intelektualitas, menjadi influencer Muhammadiyah, dan dapat mempelopori gerakan pembaharuan dalam dunia kemahasiswaan.