Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Direktur PUTM Unismuh: Menghafal Al-Qur’an Adalah Kemuliaan dan Jalan Menuju Keunggulan

×

Direktur PUTM Unismuh: Menghafal Al-Qur’an Adalah Kemuliaan dan Jalan Menuju Keunggulan

Share this article

Khittah.co, Makassar – Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina) dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali menggelar Daurah Tahfiz dan Tadabbur Al-Qur’an Jilid V.

Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari, mulai 3 hingga 13 Maret 2025 ini, diikuti oleh 22 mahasiswa dari PUTM.

Acara dibuka oleh Direktur PUTM yang juga Kiai Pesmadina, Dr KH Abbas Baco Miro, Lc., M.A., di Masjid Subulussalam Al Khoory, Unismuh Makassar, pada Senin (3/3) pukul 09.00 WITA.

Ketua Panitia, Abd. Farid Sidiki, dalam laporannya menyampaikan bahwa daurah ini menjadi bukti ketahanan dan komitmen Pesmadina dalam mencetak kader belia yang unggul dalam hafalan dan pemahaman Al-Qur’an.

“Daurah tahfiz ini adalah bagian dari ketahanan kita. Masih bisa melaksanakan program ini setiap tahun merupakan kesyukuran bagi Pesmadina,” ujarnya.

Daurah kali ini mengusung tema “Mencetak Huffazd yang Berkarakter Qur’ani dan Berkemajuan, Mewujudkan Pesmadina Sebagai Center of Excellence”. Tema ini selaras dengan motto Pesmadina, yaitu Menjadi Penetas Kader Belia, Pilar Utama Muhammadiyah.

Ketua Konsorsium Pesmadina, Sitti Khaerani Djaya, S.Sos., M.Pd., menegaskan bahwa Pesmadina berkomitmen untuk menjadi Center of Excellence dalam pembinaan mahasiswa berbasis nilai-nilai Qur’ani.

“Kami ingin membangun lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa agar mereka tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki fondasi spiritual yang kuat,” katanya.

Menjadi Keluarga Allah dan Pilar Muhammadiyah

Dalam ceramahnya, KH. Abbas Baco Miro menekankan bahwa menghafal Al-Qur’an bukan sekadar ibadah, tetapi juga jalan menuju kemuliaan dan keunggulan.

“Para penghafal Al-Qur’an adalah bagian dari keluarga Allah. Mereka dengan penuh kesadaran meluangkan waktu untuk memuliakan kitab suci-Nya. Membaca Al-Qur’an memiliki banyak godaan, begitu pula dalam menghafal. Ada bisikan yang membuat hati enggan mengikuti, ada pula tantangan dari lingkungan sekitar,” ungkapnya.

KH. Abbas juga mengutip Surah Al-Anbiya ayat 10 yang menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang diberikan kepada Rasulullah dan umatnya. Ia menambahkan, keberkahan dari menghafal Al-Qur’an bisa membuka jalan bagi seseorang untuk meraih kemuliaan, termasuk kesempatan melaksanakan ibadah umrah dan haji.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Al-Qur’an harus menjadi program unggulan yang terus dipertahankan. Mereka yang telah menghafal 30 juz wajib menjaga dan mengulang hafalan agar tetap melekat dalam ingatan.

“Daurah tahfiz adalah momentum emas yang tidak akan didapatkan di luar. Jika kebiasaan ini dihentikan, maka itu akan menjadi sebuah aib,” ujarnya.

Daurah ini juga bertujuan membentuk karakter para peserta. KH. Abbas menekankan bahwa menghafal Al-Qur’an harus menjadi sifat yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.

“Esensi daurah adalah mengubah kebiasaan menjadi sifat. Jika sudah menjadi sifat, bahkan saat tidur pun akan mendapat pahala karena Al-Qur’an sudah mendarah daging,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa Al-Qur’an adalah kompetensi dasar bagi seorang mubaligh. Oleh karena itu, pesantren seperti Pesmadina memiliki peran strategis dalam mencetak kader ulama muda Muhammadiyah.

“Unismuh diuntungkan dengan keberadaan banyak penghafal Al-Qur’an. Mereka ini nantinya akan menjadi imam-imam masjid dan pemimpin umat,” tegasnya.

Dengan program tahfiz yang berkelanjutan, diharapkan akan lahir generasi Qur’ani yang tidak hanya unggul dalam hafalan, tetapi juga dalam dakwah dan kepemimpinan Islam.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner ITKESMU SIDRAP

Leave a Reply