KHITTAH.CO, GOWA — Upaya meningkatkan daya saing pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor kuliner sehat terus digalakkan. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Universitas Syekh Yusuf Al Makassari Gowa menginisiasi program pelatihan dan edukasi nutrisi bagi UMKM Fruzee Ice Cream yang berbasis di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini digelar Ahad, 13 Juli 2025, di Kecamatan Somba Opu, salah satu kawasan padat aktivitas UMKM. Program bertajuk “Optimalisasi Kapasitas Produksi dan Edukasi Nutrisi sebagai Upaya Peningkatan Keunggulan Kompetitif UMKM Fruzee Ice Cream” ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Tim pengabdian diketuai oleh Kahar, S.E., M.M. (Program Studi Manajemen), bersama dua anggota: Asrawan, S.E., M.M. (Prodi Manajemen) dan Mutmainnah Latief, SKM., M.Tr.Adm.Kes. (Prodi Administrasi Kesehatan). Ketiganya mengusung pendekatan lintas disiplin untuk memperkuat daya saing produk lokal berbasis pangan sehat.
Pelatihan Terpadu
Fruzee Ice Cream dipilih sebagai mitra karena potensinya dalam segmen es krim sehat yang kini semakin diminati. Program ini mencakup dua intervensi utama, yakni pelatihan optimalisasi produksi dan edukasi gizi.
Pelatihan produksi difokuskan pada efisiensi operasional, terutama dalam penggunaan mesin es krim, pengendalian kualitas rasa, dan peningkatan kapasitas. Di sisi lain, edukasi gizi bertujuan meningkatkan kesadaran pelaku usaha terhadap pentingnya kandungan nutrisi, formulasi bahan, serta informasi label gizi dalam setiap produk.
“Kegiatan ini bukan semata pelatihan teknis, tapi juga edukasi tentang pentingnya transformasi bisnis UMKM yang menggabungkan inovasi dengan literasi kesehatan,” ujar Kahar.
Kegiatan diisi oleh tiga pemateri dari tim pengabdian. Kahar membawakan sesi teknis tentang tata cara penggunaan mesin es krim. Asrawan membahas strategi penguatan usaha mikro dari sisi manajerial dan pemasaran. Sementara Mutmainnah menekankan pentingnya nutrisi pada es krim, baik dari aspek formulasi bahan hingga keamanan konsumsi.
“Fruzee Ice Cream punya cita rasa khas lokal. Namun untuk naik kelas, pendekatan manajerial dan pemahaman gizi menjadi kunci,” kata Mutmainnah.
Kegiatan turut dihadiri pemilik Fruzee Ice Cream, Muh. Ilham, beserta beberapa stafnya, serta mahasiswa dan pimpinan program studi dari Fakultas Ekonomi dan Kesehatan Universitas Syekh Yusuf.
UMKM Naik Kelas
Dalam keterangannya, Ilham menyampaikan apresiasinya atas pendampingan yang diberikan. “Kami sangat bersyukur menjadi mitra kegiatan ini. Banyak hal baru yang kami pelajari, mulai dari efisiensi produksi hingga pentingnya kandungan gizi dalam produk,” ujarnya.
Diharapkan, melalui sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan pelaku usaha lokal, Fruzee Ice Cream dapat menjadi contoh UMKM yang mampu menyesuaikan diri dengan tren pasar dan tuntutan konsumen terhadap produk sehat.
Di tengah tantangan pascapandemi dan persaingan global, usaha lokal seperti Fruzee dituntut menonjolkan nilai tambah seperti keberlanjutan, efisiensi, dan kesehatan. Inovasi berbasis edukasi diyakini menjadi langkah strategis menuju keberlanjutan usaha jangka panjang.