KHITTAH.CO, Makassar- Kabar duka kembali datang dari salah satu kader terbaik Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Husna Latifah Iskandar, yang juga merupakan putri Allahuyarham KH Iskandar Tompo, mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 25 Oktober 2022 siang.
Kabar ini disiarkan oleh Mubalig Muhammadiyah Sulsel Ilham Hamid. Semula, Ilham mengabarkan kondisi kritis Mantan Bendahara Pimpinan Wilayah Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Sulsel tersebut di Grup Majelis/ Lembaga PWM Sulsel.
Berselang dua jam, kabar duka itu pun datang dari Ilham, tepat pada pukul 14.06 di Grup WhatsApp yang sama.
“Innalilahi wa Inna ilaihi Raji’un, telah berpulang ke Rahmatullah saudari kita Husna Latifah Iskandar Tompo pada hari ini pukul 14.00 wita di RS Daya atas penyakit kangker yang dideritanya. Almarhumah akan dibawa ke rumah duka, kediaman Bpk H. Iskandar Tompo di Jln. Tun Abd. Razak,” tulis Ilham.
Ungkapan belasungkawa dan doa pun berdatangan. Termasuk Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan Ambo Asse yang hadir melayat di rumah duka, Selasa, 25 Oktober 2022 sore.
Ini merupakan salah satu agenda Ambo Asse sehari sepulang ia beribadah umrah. Ia datang bersama Wakil Rektor IV Unismuh Makassar yang juga Wakil Ketua PWM Sulsel, Mawardi Pewangi.
“Kami sekeluarga turut berduka atas wafatnya Ananda Dr Husna Latifah. Semoga mendapat ampunan Allah, diterima amal-ibadahnya, ditempatkan pada tempat yang diridai-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujar Ambo Asse.
Duka cita dan doa juga datang dari Haidir Fitra Siagian yang kini bermukim di Wollongong, New South Wales, Asutralia.
“Innalillahi wainna ilaihi raajiun. Semoga Kak Dr. Husna Latifah Iskandar, S.Hut., M.Si., mendapat tempat yang paling mulia di sisi Allah swt. Adapun kepada keluarga almarhumah, diberikan kesabaran dan ketabahan,” ungkap Haidir.
Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales ini mengenang pengurus PW IRM ini adalah orang baik.
“Terlebih, almahurmah adalah mantan pengurus PW IRM Sulsel mulai periode 1994-1996, dan 1996-1998. Beliau menjabat sebagai Wakil Bendahara, Wakil Sekretaris, dan Bendahara. Almarhumah adalah kader teladan yang mengabdikan dirinya untuk Muhammadiyah,” ungkap dia.
Haidir mengenang almarhumah sebagai aktivis sejati. Semasa kuliah, Husna Latifah Iskandar, ungkap Haidir juga adalah aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
“Saya sudah mengenal almarhumah sejak puluhan tahun lalu. Beliau adalah aktivis sejati, kader teladan Muhammadiyah. Selain karena sesama pengurus IRM, juga saya sering ke rumahnya untuk berbagai hal yang terkait dengan urusan Muhammadiyah,” ungkap dia.
Haidir menambahkan, alumni Universitas Hasanudin Fakultas Kehutanan yang melanjutkan program S2 dan S3 di IPB ini mengabdikan diri di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian.
“Beberapa jabatannya antara lain, ketua jurusan dan wakil dekan,” ungkap Mantan Kepala Kantor PWM Sulsel ini.
Sementara itu, salah satu mahasiswa almarhumah di Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, Surindah membenarkan almarhumah Husna Latifah memang merupakan dosen yang baik hati.
Kekaderan almarhumah juga sangat terasa. “Kalau kami, angkatan Muda Muhammadiyah, menghadap Ibunda, pasti kami dinasihati bahkan tidak jarang dikritik habis-habisan,” ungkap IMMawati Fakultas Pertanian Unismuh ini.
Surindah mengenang, almarhumah Ibu Husna Latifah selalu menantang angkatan Muda Muhammadiyah kini untuk membuat terobosan baru, tapi tetap harus memegang prinsip kekaderan.
“Ibunda selalu mengisahkan masa-masanya saat masih di Angkata Muda Muhammaddiyah untuk kami pelajari di masa sekarang. Beliau selalu bilang, kita sama-sama punya tantangan di Muhammaddiyah, tapi sekarang lebih kompleks. Karena itu, kader sekarang harus kuat,” tutup Surindah.