Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Eco Bhinneka Muhammadiyah Sulsel Gelar Survei dan Dialog Iklim di Desa Manimbahoi

×

Eco Bhinneka Muhammadiyah Sulsel Gelar Survei dan Dialog Iklim di Desa Manimbahoi

Share this article

KHITTAH.CO, Gowa — Eco Bhinneka Muhammadiyah Sulawesi Selatan menggelar kegiatan survei dan dialog dengar pendapat bersama para tokoh pemuda, aparat desa, dan sejumlah organisasi kepemudaan di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sabtu, 17 Mei 2025.

Elbu Bahtiar, Focal Point Eco Bhinneka Muhammadiyah Sulsel, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan inisiatif kepemimpinan kaum muda lintas iman yang berfokus pada keadilan iklim dengan pendekatan ecofeminisme.

“Kami ingin mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat terkait krisis iklim serta kesiapan mereka dalam menghadapi potensi bencana, khususnya tanah longsor,” ujarnya.

Elbu menambahkan bahwa data yang diperoleh dari survei dan dialog ini nantinya akan menjadi bahan rekomendasi yang akan disampaikan kepada para pemangku kebijakan.

Desa Manimbahoi dipilih sebagai lokasi kegiatan karena tingkat kerentanannya yang tinggi terhadap bencana alam. Desa ini terletak di kawasan hulu Sungai Jeneberang dan kaki Gunung Bawakaraeng, yang sebelumnya pernah mengalami bencana tanah longsor berskala nasional.

Saharuddin, Sekretaris Desa Manimbahoi, menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan kepada desanya yang rawan bencana. Ia menyoroti perubahan pola cuaca ekstrem sebagai dampak nyata krisis iklim yang makin sulit diprediksi.

“Kami berharap pemuda dapat menjadi garda terdepan dalam mencari solusi sekaligus menciptakan keadilan iklim di tingkat lokal,” kata Saharuddin.

Dalam kesempatan yang sama, Ainun Mutmainna dari KNPI Kecamatan Parigi mengungkapkan rendahnya tingkat kesiapsiagaan warga. Ia menyoroti minimnya jalur evakuasi serta terbatasnya pelatihan bencana, dimana pelatihan terakhir yang dilakukan oleh BPBD berlangsung pada tahun 2022 dan belum ada tindak lanjut hingga kini.

Fadli Mubarak dari HIPMA Gowa menambahkan bahwa penyediaan peta jalur evakuasi dan penandaan yang jelas sangat penting, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia.

Isu lain yang mengemuka adalah permasalahan pengelolaan sampah di kawasan wisata sekitar Desa.

Sirajuddin Salle, Ketua PMI Kecamatan Parigi, mengungkapkan bahwa sampah kiriman dari pengunjung objek wisata seperti Tanralili dan Lembah Loe sering dibakar di pos registrasi. Hal ini justru menimbulkan masalah lingkungan baru.

“Pemuda harus hadir dengan solusi kreatif dan berkelanjutan untuk mengatasi berbagai tantangan ini,” tegas Sirajuddin.

Kegiatan survei dan dialog ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mendorong kolaborasi lintas sektor dan lintas iman, guna membangun komunitas yang tangguh menghadapi bencana sekaligus berkomitmen pada keadilan iklim.

Kontak:
Elbu Bahtiar
Focal Point Eco Bhinneka Muhammadiyah Sulawesi Selatan
0822-9140-6711
Email: elbubahtiar17@gmail.com

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply