Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Hadiri Konsolidasi Nasional Hizbul Wathan 2025, Berikut Usulan Delegasi Sulsel

×

Hadiri Konsolidasi Nasional Hizbul Wathan 2025, Berikut Usulan Delegasi Sulsel

Share this article

KHITTAH.CO, Jakarta — Kwartir Wilayah Hizbul Wathan (HW) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengambil peran aktif dalam Konsolidasi Nasional Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan 2025 yang berlangsung di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, 25–27 April 2025.

Konsolidasi dibuka oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. Anwar Abbas. Dalam amanahnya, Anwar Abbas mengingatkan bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Gerakan Dakwah, Gerakan Tajdid, dan Gerakan Ilmu. Ia mendorong peserta untuk merumuskan konsep pembinaan HW yang relevan dengan perkembangan umat, masyarakat, dan bangsa.

Ketua PP Muhammadiyah lainnya, Dr. Agung Danarto, turut hadir memberikan arahan. Ia menekankan pentingnya menjadikan Hizbul Wathan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di seluruh sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTMA). Hal ini, menurut Agung, merupakan bagian dari upaya sistematis untuk membangun karakter generasi muda melalui jalur kepanduan berbasis nilai Islami.

Pada hari kedua, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah yang juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional RI, Prof. Dr. Abdul Mukti, memberikan penguatan. Ia mendorong HW menyusun kurikulum pembinaan yang bertujuan membentuk kebiasaan Islami yang berujung pada karakter, lalu berkembang menjadi budaya di lingkungan pendidikan Muhammadiyah.

Konsolidasi Nasional ini diikuti oleh Ketua dan Sekretaris Kwartir Wilayah HW se-Indonesia, baik secara luring maupun daring.

Usulan Delegasi Sulsel

Dalam forum tersebut, delegasi HW Sulsel yang dipimpin oleh Syahrir Radjab (Ketua Kwarwil) dan Umar Sadik (Sekretaris) menyampaikan beberapa usulan strategis untuk penguatan Hizbul Wathan di lingkungan Muhammadiyah. Usulan tersebut meliputi:

Meminta Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah untuk menegaskan HW dan Tapak Suci sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah, madrasah, dan PTMA.

Mengusulkan penggantian mata kuliah kepramukaan menjadi mata kuliah Kepanduan Hizbul Wathan di lingkungan PTMA.

Mendorong mahasiswa jurusan pendidikan keguruan untuk dibekali pelatihan pembina Hizbul Wathan melalui program Jaya Melati I.

Mengusulkan mekanisme penyetaraan bagi pembina pramuka yang ingin beralih menjadi pembina atau pelatih Hizbul Wathan.

Menurut Ramanda Syahrir Radjab, forum ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran Hizbul Wathan sebagai instrumen pendidikan karakter di Muhammadiyah.

“Hizbul Wathan tidak sekadar kegiatan tambahan. Ia adalah instrumen strategis dalam membentuk karakter Islami generasi muda Muhammadiyah,” kata Syahrir.

Kehadiran HW Sulsel dalam forum nasional ini menunjukkan komitmen kuat untuk terus mendorong dinamika gerakan kepanduan yang adaptif, inovatif, dan berakar pada nilai-nilai Islam Berkemajuan.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply