Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Haedar: Peringatan Hari Kemerdekaan Jangan Hanya Perayaan Simbolis dan Seremonial!

×

Haedar: Peringatan Hari Kemerdekaan Jangan Hanya Perayaan Simbolis dan Seremonial!

Share this article
Haedar Nashir: Peringatan HUT ke 78 RI Jangan Hanya Perayaan Simbolis!
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (sumber foto: Adim)

KHITTAH.CO, YOGYAKARTA– Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menekankan, peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia jangan hanya menjadi perayaan simbolis dan seremonial.

Peringatan hari kemerdekaan, kata Haedar, harus dibarengi dengan pemaknaan kembali nilai-nilai mendasar yang menjadi pondasi bangsa. Pondasi itu, termasuk konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan begitu, diharapkan Indonesia jelas arah dan tidak berbelok.

Karena itulah, Guru Besar Ilmu Sosiologi itu menekankan, peringatan hari kemerdekaan harus menjadi momentum untuk konsolidasi kebangsaan.

Nilai-nilai dalam Pancasila harus dikonsolidasikan menjadi nilai yang hidup dalam seluruh proses penyelenggaraan berbangsa dan bernegara.

Nilai tersebut sebagai kewajiban konstitusional dari pusat sampai bawah, dengan bersama-sama melindungi bangsa dan seluruh tanah air Indonesia.

“Melindungi bangsa dan seluruh tanah air Indonesia, memajukan kehidupan, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia, semuanya harus menjadi kewajiban konstitusional. Jangan sampai ada satu warga bangsa dan tanah air yang kita abaikan hak-haknya.” Kata Haedar.

Kita juga harus melakukan transformasi kehidupan kebangsaan. Tantangan dunia saat ini dan ke depan yang kian kompleks memerlukan transformasi, termasuk untuk merespons daya saing.

Demikian pula dengan respons atas perubahan global dengan berbagai masalah seperti perubahan iklim, tata geopolitik ekonomi, dan budaya yang bersifat kompleks.

Dengan segala bentuk tantangan yang dihadapi Indonesia, menurut Haedar, Indonesia harus mampu berdiri tegak seperti yang disampaikan Bung Karno yakni Trisakti; Indonesia punya kepribadian, kemandirian – berdikari, dan dengan nilai agama, Pancasila, dan budaya luhur bangsa, Indonesia bisa menjadi bangsa yang sejati di tengah persaingan yang tinggi.

“Bangun fisik, tetapi juga bangun jiwanya. Jangan sampai Indonesia kuat ragat fisiknya, tapi lemah jiwanya. Apalagi fisiknya tidak kuat, fisiknya rapuh. Kita mampu bangkit untuk menjadi negara maju jika kita bersatu, jika kita menyerap nilai-nilai luhur itu sekaligus mentransformasikan Indonesia ke depan, Indonesia Emas yang berdiri tegak di atas konstitusi,” tegas Haedar.

Selain berpatok pada konstitusi dan nilai-nilai utama bangsa dan negara, Indonesia akan maju dan berjati diri jika disertai dengan teladan kenegarawanan elite di Indonesia tercinta.

Kemerdekaan ke 78 tahun Indonesia, akan menjadi tonggak Indonesia unggul-berkemajuan bersama bangsa dan negara lain, di atas pondasi bangsa Indonesia.

“Semoga seluruh rakyat dan elit bangsa di negeri tercinta ini diberi hidayah Allah untuk terus membawa Indonesia sejalan dengan jiwanya, dan membawa Indonesia benar arah dan tujuannya,” tandas Haedar

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply