Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Hari Guru Nasional, Dosen Unismuh Tekankan Pentingnya Literasi AI bagi Guru Masa Kini

×

Hari Guru Nasional, Dosen Unismuh Tekankan Pentingnya Literasi AI bagi Guru Masa Kini

Share this article

KHITTAH.CO, Makassar – Peran guru di era digital bertransformasi drastis, menuntut keahlian kolaborasi cerdas dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memastikan fokus pendidikan tetap pada proses berpikir kritis dan memanusiakan pembelajaran. Para pendidik didorong tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga desainer pembelajaran yang adaptif.

Dua dosen dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr. Aco Karumpa, M.Pd., dan Dr. M. Agus, S.Pd., M.Pd., menggarisbawahi hal tersebut dalam webinar bertajuk “Profil Guru di Era Digital” yang diselenggarakan oleh Ikatan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI) Sulawesi Selatan – Tenggara pada Selasa, 25 November 2025, pukul 10.00–11.30 Wita, melalui Zoom

Webinar yang dipandu oleh Dr. Ratnawati, M.Pd, merupakan bagian dari refleksi Hari Guru Nasional, yang diperingati setiap 25 November.

Isu yang mengemuka yang patut menjadi refleksi Hari Guru, yakni laju transformasi digital yang semakin cepat, bahkan melampaui kecepatan adaptasi kurikulum pendidikan. Kehadiran AI, khususnya, menantang para guru untuk menyeimbangkan antara efisiensi teknologi dan esensi pedagogi dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas.

AI Harus Jadi Alat Pedagogik

Dosen Unismuh Makassar Dr. Aco Karumpa, M.Pd., memberikan perspektif kritis mengenai adopsi AI di dunia pendidikan. Ia mengangkat pertanyaan sentral mengenai kemampuan AI dalam menstimulasi ranah kognitif tingkat tinggi.

“Saya tanya apakah AI itu dapat berpikir kritis? Maka saya berpendapat, seorang guru itu adalah pedagogi yang mereka mampu melalui arah berpikir kritis bagi siswa,” ujarnya, menegaskan bahwa peran guru tetap tidak tergantikan dalam menuntun arah berpikir siswa.

Ia menilai bahwa pendekatan AI saat ini masih dominan pada hasil akhir (product) dan minim pada proses. Kondisi ini berpotensi menciptakan kesenjangan antara kemampuan menghasilkan jawaban dan pemahaman mendalam siswa terhadap materi. Karena itu, guru perlu tampil sebagai jembatan — menghubungkan kecanggihan AI dengan kebutuhan pedagogi yang menekankan proses belajar.

AI terbukti mampu menjadi alat untuk menstimulasi pertanyaan pemantik tingkat tinggi, seperti analisis, problem-solving, hingga skenario “bagaimana jika”. Namun, guru tetap menjadi kurator utama yang memilih pertanyaan paling relevan dan bermakna bagi konteks pembelajaran.

“Mari jadikan AI bukan sekadar alat digital, tetapi alat pedagogik untuk memanusiakan pembelajaran,” tegas Dr. Aco.

Pergeseran Peran Guru

Di sisi lain, Dr. M. Agus, S.Pd., M.Pd., menekankan bahwa sejak dulu hingga kini, kemajuan bangsa bertumpu pada guru. Ia merujuk pandangan historis yang menunjukkan bahwa peradaban berkembang karena kehadiran guru sebagai penjaga dan penyebar ilmu.

Dalam konteks digital, menurutnya, guru wajib menguasai tiga literasi utama. Pertama, Literasi Informasi, atau kemampuan mencari dan mengevaluasi informasi. Kedua, Literasi Teknologi, keterampilan menggunakan perangkat digital dan aplikasi pembelajaran. Ketiga, Literasi Media, kemampuan membuat dan menyebarkan konten edukatif secara etis.

Selain itu, guru juga dituntut kreatif dan inovatif, termasuk membuat media ajar berbasis multimedia, merancang kuis dan simulasi interaktif, hingga mengembangkan micro-learning.

Peran guru kini bergeser menjadi fasilitator dan desainer pembelajaran yang merancang modul digital, video edukasi, serta pengalaman belajar interaktif. Sebagai mentor, guru membimbing siswa dalam mengembangkan kemampuan sosial-emosional serta kemandirian belajar.

Tantangan Transformasi Teknologi

Meskipun digitalisasi memberikan peluang besar, Dr. Aco mengingatkan bahwa laju teknologi jauh lebih cepat dibandingkan dengan perubahan kurikulum pendidikan. Akibatnya, guru harus terus memperbarui kompetensi melalui MOOC, kursus daring, dan penguasaan tren seperti AI, AR/VR, dan big data pendidikan.

Webinar IKAPROBSI ini menjadi pengingat bagi seluruh pendidik untuk memperbarui komitmen profesionalisme di tengah disrupsi teknologi.
IKAPROBSI Sulsel dipimipin Prof. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, sebagai Ketua, Prof. Dr. Sultan, M.Pd. selaku Sekretaris).

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply