KHITTAH.CO– Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan melaksanakan Tanwir, Ahad, 19 Juli 2020.
Namun berbeda dari sebelumnya Tanwir Muhammadiyah kali ini akan dilakukan secara daring. Keputusan itu diambil karena kondisi Covid-19 di Tanah Air yang masih tinggi
Tanwir merupakan forum tertinggi kedua dalam Muhammadiyah usai Muktamar. Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto mengatakan, ini menjadi catatan sejarah karena selama usia ratusan tahun ini pertama Tanwir digelar secara daring.
“Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah kali ini istimewa dan pertama dilakukan dalam sejarah Muhammadiyah, yakni Tanwir yang diselenggarakan secara online,” kata Agung, di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (18/9).
Ia menuturkan, Tanwir daring ini menjadi bagian dari ijtihad abad kedua dari Muhammadiyah. Ijtihad penting di tengah-tengah bencana kemanusiaan yang masih melanda, dan dimungkinkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Agung mengungkapkan, pada Tanwir kali ini akan diumumkan pula pengunduran waktu pelaksanaan Muktamar ke-48 yang seharusnya dilaksanakan Juli 2020 di Solo.
Tanwir melibatkan seluruh pengurus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari Sabang sampai Merauke. Lalu, perwakilan-perwakilan Muhammadiyah di 25 negara, rektor-rektor (PTMA) dan direktur-direktur (RSMA) seluruh Indonesia. “Yang secara total akan diikuti 1.000 peserta sidang Tanwir Muhammadiyah-‘Aisyiyah,” ujarnya.
Tanwir akan mengangkat tema Hadapi Covid-19 dan Dampaknya: Beri Solusi untuk Negeri. Melalui Tanwir ini, Muhammadiyah menegaskan komitmen dalam mencari dan memberi solusi terbaik membantu negeri mengurai dan mengatasi Covid-19.
Sepanjang sejarah, Tanwir daring ini memang yang pertama dilakukan, tapi yang kedua pengunduran pelaksanaan Muktamar. Sebab, kata Agung, Muktamar pada 1983 baru dilaksanakan pada 1985 karena ada permasalahan azas tunggal Pancasila.