KHITTAH.CO, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kini memiliki nakhoda baru. Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan Prof Dr H Ambo Asse, M.Ag , sebagai Rektor Unismuh periode 2020-2024. Pelantikannya akan digelar di Ruang Balai Sidang Unismuh Makassar, Senin, 10 Agustus 2020.
Ambo Asse lahir di Tanrutedong – Sidrap, 22 Oktober 1958. Selama ini dikenal sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan Guru Besar UIN Alauddin Makassar. Meski dosen tetap di kampus UIN, namun ia bukan orang baru di Unismuh. Sudah puluhan tahun ia juga mengajar di Unismuh Makassar.
Secara rekam jejak, Ambo Asse memiliki rekam jejak yang cukup Panjang, baik secara akademik, pengalaman birokrasi, maupun catatan kepemimpinan di Organisasi Muhammadiyah. Ia juga memiliki jejaring pergaulan yang cukup luas, baik di level nasional dan internasional.
Jejak Pendidikan Formal
Sejak kecil, ia telah ditempa Pendidikan formal bernuansa keagamaan. Ia menamatkan Pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tanrutedong tahun 1972. Lalu melanjutkan Pendidikan Guru Agama 4 Tahun (Setingkat SMP) Tahun 1975, dan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 tahun, pada tahun 1977.
Pendidikan formal jenjang Sarjana Muda hingga Doktor ditempuh Ambo Asse di IAIN Alauddin, yang kini berubah status menjadi UIN Alauddin. Gelar Sarjana Muda (BA) diraih Ambo Asse di IAIN Alauddin tahun 1981. Kemudian menyelesaikan pendidikan sarjana lengkap (Drs) pada tahun 1985.
Dahaga pengetahuannya terhadap ilmu agama tidak berhenti di situ, ia menempuh Pendidikan S2 Ilmu Hukum Islam dan Hadis, dan selesai pada tahun 2000. Jenjang Pendidikan tertinggi dicapainya dalam bidang Ilmu Tafsir Hadis tahun 2007.
Dunia Kampus: Pengalaman Birokrasi dan Karya Intelektual
Dua tahun setelah menyelesaikan S1, tahun 1987, Ambo Asse terangkat sebagai Dosen PNS di Fakultas Syariah IAIN Alauddin. Ketekunannya secara administratif membuatnya ditunjuk sebagai Sekretaris Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, dan Sekretaris Jurusan Tafsir Hadits Fak Syariah IAIN Makassar (1993-1995).
Jabatan Ketua Jurusan Muamalah Fak. Syariah IAIN Aluddin diembannya pada tahun 1996-1998. Lalu didaulat sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin (2004-2008).
Amanah memegang jabatan birokrasi kampus seolah tak pernah berhenti di pundaknya, tahun 2008-2012, ia didapuk sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin (2008-2012). Setelah berdirinya Fakultas Ekonomi dan Bisnis di UIN Alauddin, ia pun menjadi Dekan pertama (2013-2019).
Bukan hanya di UIN Alauddin, di Unismuh Makassar Ambo Asse juga telah mengajar cukup lama. Bahkan ia sempat memegang jabatan Pembantu Dekan IV Fakultas Pertanian (2000-2004). Di Unismuh, ia pernah pula duduk di jajaran Anggota Badan Pembina Harian (BPH) masa bakti 2012-2014).
Selain di Unismuh, ia pernah diamanahkan sebagai Ketua Badan Pembina Harian Akademi-akademi Kesehatan (Akkes) Muhammadiyah periode 2014-2018.
Namun kesibukan Ambo Asse mengurus birokrasi kampus tak membuatnya melupakan tanggungjawab intelektual sebagai dosen. Tak kurang dari 25 buku/ karya ilmiah telah ditulisnya. Ia pun telah terlibat dalam sedikitnya 20 penelitian yang dibiayai negara maupun bersifat mandiri.
Kerja kerasnya membuat Ambo Asse mendapatkan jabatan fungsional tertinggi di dunia akademik. Ia meraih gelar Guru Besar (Profesor) pada tahun 2010, dengan pidato pengukuhan yang berjudul ‘Hak Azasi Manusia dalam Perspektif Hadis Nabi saw’.
Sejak tahun 2009, Ambo Asse juga telah didaulat sebagai Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pengalaman ini diharapkan bisa meningkatkan nilai Akreditasi Perguruan Tinggi Unismuh menjadi Unggul (A) pada periode kepemimpinannya.
Aktivis Organisasi Sejak Muda
Mungkin berbagai catatan tersebut membuat orang beranggapan, bahwa Ambo Asse hanya menghabiskan hidupnya di dunia kampus. Padahal, sejak mahasiswa, ia juga telah menghabiskan Sebagian besar waktunya sebagai aktivis organisasi.
Ia tercatat sebagai aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tahun 1979-1987. Ia berkarier di organisasi ini bermula dari Sekretaris Komisariat Fakultas Syariah IAIN Alauddin (1979-1981), hingga duduk sebagai Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel (1984-1987). Ia pun pernah tercatat sebagai Pengurus Departemen Penyiaran Islam Pemuda Muhammadiyah Sulsel (1982-1985).
Sejak itu, kiprahnya tak pernah putus di Muhammadiyah. Tercatat, ia pernah duduk sebagai Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PWM Sulsel (1985-1990), Sekretaris Majelis Tabligh PWM Sulsel (1990-1995), Wakil Sekretaris Majelis Tarjih PWM Sulsel (1990-1995), dan Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Sulsel (1995-2000). Pernah pula didapuk sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karunrung (1995-2000).
Pada tahun 2000, Ambo Asse diminta KH Nasruddin Razak, Ketua PW Muhammadiyah saat itu, untuk membenahi pendidikan Muhammadiyah di Sulsel. Ia pun menerima amanah sebagai Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PWM Periode (2000-2005).
Sejak Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulsel di Parepare tahun 2005, Ambo Asse terpilih sebagai Anggota Pimpinan 13 PWM Sulsel, dan duduk sebagai Wakil Ketua PWM Sulsel periode 2005-2010. Jabatan yang sama kembali diembannya pada periode 2010-2015.
Pengalaman panjang sebagai aktivis Muhammadiyah akhirnya mengantarkan Ambo Asse sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel pada Musywil di Palopo tahun 2015.
Selain di Muhammadiyah, Ambo Asse juga pernah tercatat sebagai aktivis HMI (1978), dan Bendahara IKA Syariah IAIN (1998-2015). Di Majelis Ulama Indonesia (MUI), Guru Besar Ilmu Hadis ini pernah duduk sebagai Pengurus Komisi Kerukunan MUI Provinsi Sulsel (2001-2006).
Saat ini, Ambo Asse masih tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan MUI Sulsel (2016-2021), dan Badan Hisab dan Rukyah Provinsi Sulsel (2000-2015).
Berbekal segudang pengalaman inilah, kepemimpinan Prof Dr. Ambo Asse diharapkan mengantar Unismuh menjadi perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.