KHITTAH.co, Maros- Membanggakan, Muhammad Ikhwan alias Iwan Dento, salah satu kader terbaik Persyarikatan di Maros, digadang-gadang menerima penghargaan Kalpataru 2022.
Untuk itu, diperlukan dukungan kita semua untuk memastikan Iwan meraih penghargaan tersebut. Caranya adalah dengan menulis kalimat berikut:
“Saya dukung Muhammad Ikhwan a.k Iwan Dento (Sulawesi Selatan) sebagai penerima Kalpataru 2022 Kategori Perintis Lingkungan”. Pesan ini dikirim via email ke kalpataru.klhk@gmail.com.
Diketahui, Kalpataru merupakan penganugerahan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.
Baca juga: Alasan Iwan Dento Menjaga Karts Rammang-rammang
Sebelumnya, Maret 2022, Iwan Dento meraih penghargaan dari Kick Andy Heroes 2022 atas khidmatnya menjaga karst Rammang-Rammang,
Iwan dan Muhammadiyah
Ia lebih dikenal sebagai Iwan Dento. Saat ini, ia berkhidmat di Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Maros. Persentuhannya dengan Persyarikatan ini bermula sejak ia kanak-kanak.
Iwan memang terlahir dalam keluarga Muhammadiyah. Bapaknya adalah Ketua Ranting Muhammadiyah Sibatua. Bahkan, kakeknya adalah perintis berdirinya Muhammadiyah Sibatua Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).
Ia semakin ingin menjadi “Dahlan Muda” ketika dirinya membaktikan masa remajanya di Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM). Saat itu, ia tercatat sebagai pelajar di MA Muhammadiyah Sibatua Pangkajene.
“Di IPM, Saya menuntaskan seluruh jenjang kekaderan, TM 1 (Taruna Melati) sampai TM 3. Saya juga alumni latihan instruktur 1 dan 2,” beber Iwan.
Masa mahasiswanya ia habiskan juga di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Alumni jenjang kekaderan Darul Arqam Muhammadiyah (DAM) IMM ini, bahkan pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Komisariat IMM Fakultas Dakwah UIN Alauddin.
Aktivis Lingkungan
Aktivismenya di isu lingkungan ternyata tidak dapat dilepaskan dari kiprahnya di Persyarikatan. Iwan mengisahkan, dirinya adalah perintis berdirinya Sispala di MA Muhammadiyah Sibatua.
“Sejak SMP, saya sudah aktif di kegiatan outdoor terutama kegiatan mendaki gunung,” ungkap Iwan.
Sayangnya, ungkap pendiri OPA. TRANS Maros ini, di masa itu, aktivitas outdoor bagi kader Persyarikatan masih dianggap tabu. Karena itu, Sispala MA Muhammadiyah Sibatua tidak pernah dilegalkan untuk menjadi kegiatan ekstra kurikuler sekolah.
“Bahkan, isu lingkungan juga dianggap bukan bagian dari dakwah dan gerakan. Tidak seperti sekarang yang sudah ada lembaganya tersendiri,” kata Iwan.
Karena itu, Iwan berharap Muhammadiyah lebih masif gerakannya dalam ranah lingkungan hidup. Menurut dia, ada banyak ayat dalam Alquran terkait lingkungan hidup yang perlu dipopulerkan.
“Ayat tentang lingkungan bukan hanya Surah Ar-Rumm tapi banyak yang lain. Hanya saja, ayat-ayat tersebut tidak sepopuler ayat-ayat lainnya, seharusnya kita bisa mulai ini di internal lembaga,” tutur Iwan.
Hal ini agar umat tidak diskriminatif terhadap ayat-ayat tuhan, yang kebanyakan dikutip hanyalah tentang surga dan neraka.
“Muhammadiyah perlu mendorong sistem pertanian organik, sistem pengelolaan produk program pengendalian sampah, dan banyak hal yg bisa kita mulai terkait lingkungan,” ungkap Iwan.
Tidak hanya itu, Iwan juga menyarankan, Muhammadiyah membangun sistem ekonomi umat yang mandiri dengan kekuatan jaringan cabang ranting dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
“Ini bisa mulai dari hal hal kecil, seperti bagaimana produk warga dan anggota Muhammadiyah di daerah bisa diserap oleh warga Muhammadiyah atau bagaimana pengelolaan kegiatan Persyarikatan bisa melibatkan seluruh potensi sehingga perputaran uang akan kuat di internal,” tutur Iwan.
Ia menyebut, dakwah juga sudah harus berbicara soal keberlanjutan dan keberlangsungan hidup umat. “Urusan ekonomi umat juga sudah harus dikoneksikan melalui jaringan ekonomi dan produk sehingga kita punya alasan bersyukur dan punya kemampuan menghidupkan Persyarikatan,” tandas Iwan.
(Fikar)