KHITTAH.CO, Enrekang- Sulit untuk tidak mengiya bahwa Kamaruddin Sita adalah penggerak dakwah Muhammadiyah di Enrekang.
Tidak hanya karena posisinya sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Enrekang, tapi juga kegigihannya membangun pesantren.
Dengan niatan lillahi ta’ala, Kamaruddin Sita rela hati mendirikan sebuah pesantren dengan menyulap rumah pribadinya menjadi asrama.
Tidak hanya itu, di rumahnya itu jugalah, segala proses dakwah dilaksanakan. Ketika ditanyai apakah dirinya dan keluarga tidak merasa terganggu atas aktivitas dan ributnya para santri, dia mengaku tidak.
“Bahkan, kami merasa sunyi sekali, lain-lain terasa kalau rumah ini sunyi, tidak suara anak-anak mengaji. Meski mereka ribut, kami tidak terganggu, malahan kami senang,” ungkap Ketua PDM Enrekang ini.
Pasalnya, sebelum dijadikan asrama, rumah Kamaruddin Sita adalah tempat kajian favorit angkatan muda Muhammadiyah (AMM) Enrekang.
AMM selalu berkumpul di rumah Kamaruddin sejak dahulu. Demikian pula tamu-tamu Muhammadiyah Enrekang.
Lagipula, Kamaruddin Sita mengungkapkan, orang tuanya memang meminta agar tanah warisannya dimanfaatkan untuk pengembangan umat, terkhusus untuk dijadikan pesantren.
Kini, pesantren yang dinamai Darul Arqam Muhammadiyah Cece sudah berumur lima tahun. Pesantren itu telah memiliki 250 orang santri.
Padahal, mulanya, santri di pesantren itu hanya 20 orang. “Alhamdulillah, jumlah 250 orang santri ini menunjukkan perkembangan pesat,” kata Kamaruddin.
Untuk membangun pesantren ini, Kamaruddin memang menyiapkan segala hal jauh-jauh hari. Ia sampai mengirim anaknya untuk bersekolah di Muallimin Jogjakarta hingga melanjutkan ke jenjang S2.
Hal itu semata-mata agar anaknya nanti dapat membantu mewujudkan cita-cita KH. Kamaruddin Sita dalam membangun pesantren Muhammadiyah.
Hambatan yang Dihadapi
Dalam upaya mengembangkan pesantren, banyak tantangan dan hambatan yang dilalui. Meski demikian, Kamaruddin Sita berysukur, karena Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel sering memberikan perhatian dan motivasi.
“Seperti, Prof Ambo. Alhamduliilah baik sebagai Rektor Unismuh maupun Pimpinan Wilayah banyak memberikan sumbangsih dan perhatian.
“Apalagi, pada saat peresmian, Prof Ambo mengatakan bahwa manusia itu tidak langsung besar, tapi kecil dulu. Sama seperti pesantren ini, dimulai dari kecil dulu. Yang terpenting jalan saja,” ujar Kamaruddin.
Kamaruddin Sita juga menyebut nama Wakil Ketua PWM Sulsel Mawardi Pewangi, Mustari Bosra, dan Darwis Lantik.
“Alhamdulillah, Ustaz Lukman Abdul Shamad dan LP2M-nya juga sering datang ke sini memberikan arahan, motivasi. Terasalah, kalau perhatian Pimpinan Wilayah bagi kami di sini,” ungkap Kamaruddin.
Ia menilai, saat ini, PWM Sulawesi Selatan memang memberikan perhatian yang besar bagi keberlangsungan pesantren-pesantren Muhammadiyah.
Rasa syukur tidak hanya diucapkan sebagai pengelola pesantren Muhammadiyah, tapi juga selaku Ketua PDM Enrekang.
“Alhamdulillah. Saya pikir PWM sekarang lebih terasa prestasi dan perhatiannya kepada pengembangan pesantren. Di Enrekang saja, kita ini sudah ada 3 pesantren. Di Sulsel, yang awalnya cuma 12, sekarang sudah 31,” ungkap Kamaruddin.
Asa Memajukan Pesantren
Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Cece ini diresmikan pada 2018 oleh Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse.
Pada masa Pandemi Covid-19 lalu, Kamaruddin memanfaatkan momentum itu untuk mengembangkan pesantren.
Saat itu, sekolah diliburkan. Kamaruddin berinisiatif untuk mengumpulkan seluruh warga sekitaran rumahnya untuk menawarkan program pesantrennya.
“Saya tanya, apa mau anak-anaknya tinggal di rumah saja, susah belajar? Saya tawarkan, bagaimana kalau anak-anak kita ini, kita kumpul di sini saja, dipesantrenkan, belajar agama, tapi tetap belajar ilmu umum juga. Alhamdulillah, mereka setuju,” kisah Kamaruddin.
Alhasil, kini, santri Darul Arqam Muhammadiyah Cece tidak hanya dari masyarakat Enrekang, tapi juga dari beberapa kabupaten dan provinsi di indonesia.
“Ada dari Kalimantan, Toraja, Makassar. Ada juga santri-santri pindahan dari Gombara, Ummul Mukminin, Daru Falah Enrekang,” ungkap dia.
Ia menyadari, saat ini, sistem yang ada belum semapan sistem pesantren-pesantren besar muhammadiyah lainnya.
Namun, Kamaruddin Sita beserta pengurus pesantren yang juga masih keluarga selalu berusaha melakukan inovasi.
Salah satu yang menjadi inovasi Kamaruddin untuk mewujudkan pesantren yang unggul dan berkemajuan ialah memberikan beasiswa kepada santri dan guru untuk belajar bahasa asing.
Bahasa yang dipelajari, baik Inggris maupun Arab. Pesantren mengirim mereka ke Kampung Bahasa, Pare, Kediri.
Hal itu untuk mewujudkan cita-cita pesantren, menggunakan bahasa Inggris dan Arab sebagai pengantar dalam pembelajaran.
“Alhamdulillah, kini kita sudah mulai menggunakan bahasa Inggris dan Arab ini sebagai bahasa pengantar pembelajaran,” ungkap dia.
Ketua PDM Enrekang ini mengungkapkan, kini, sudah ada sekitar 60 santri yang telah dikirim ke Kediri untuk belajar bahasa asing.
Upaya tersebut kini mulai menunjukkan dampak signifikan bagi pesantren. Itu terbukti dalam lomba pidato bahasa inggris antar pesantren tingkat kabupaten dan provinsi. Santri Darul Arqam Muhammadiyah Cece memperoleh juara 1 dan 2.
Tidak hanya itu, pihak pesantren juga senantiasa merekomendasikan putra putri jebolan pesantrennya untuk lanjut di PUTM Unismuh.
“Sehingga, ketika mereka telah menyelesaikan pendidikannya, mereka kembali ke pesantren untuk mengurus dengan membawa pemahaman ke-Muhammadiyahan yang benar,” ujar Kamaruddin.
(Roki/ Fikar)