Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kenapa Iwan Dento Menjaga Karst Rammang-Rammang?

×

Kenapa Iwan Dento Menjaga Karst Rammang-Rammang?

Share this article

KHITTAH.co, Maros- Muhammad Ikhwan alias Iwan Dento, aktivis Muhammadiyah Maros, dinominasikan untuk meraih Kalpataru 2022.

Saat ditanya, apa yang menggerakkan Instruktur IPM pada masanya ini, sehingga ia berfokus mengadvokasi pertambangan karst, semangatnya lebih meningkat.

Rammang-rammang dikelilingi pegunungan karst. Di dalamnya juga terdapat banyak gua purbakala peradaban puluhan ribu tahun silam.

Kawasan ini juga merupakan tempat hidup sejumlah satwa endemik Sulawesi, salah satunya adalah monyet hitam Sulawesi (Macaca maura).

Dilansir dari laman Mongabay, selama sepuluh tahun, Iwan bersama warga lainnya berjuang mempertahankan Rammang-Rammang dari ancaman industri ekstraktif.

Atas gerakannya tersebut, Iwan tidak jarang mendapat intimidasi dari pihak perusahaan dan warga yang pro-tambang. Tapi ia tidak gentar, meski dirinya juga telah diiming-imingi kekayaan yang jumlah tidak sedikit.

Saat dihubungi via WhatsApp, Selasa, 10 Mei 2022 malam, Iwan mengatakan, gerakannya dipicu oleh kesadarannya atas keberlangsungan dan keberlanjutan hidup manusia.

“Sebenarnya alasan utamanya adalah anak atau generasi kita, bahwa mereka juga berhak atas ruang hidup yang baik, sehat, dan berkelanjutan,” ungkap Iwan yang Mantan Ketua Umum Pikom IMM Fakultas Dakwah UIN Alauddin ini.

Ia mengaku takut mempertanggungjawabkan kealpaannya jika ia berdiam saja mengetahui gunung dan karst hilang di masa ia masih ada di bumi ini.

“Saya takut anak anak saya bertanya soal gunung yang hilang dan saya tidak bisa menjawab, sementara ayahnya adalah seorang pendaki gunung,” ungkap Iwan.

Karena itu, ia menegaskan, aktivitas penambangan harus dikawal karena berdampak pada keadilan ekologi dan keadilan sosial.

Ia menambahkan, kawasan karst adalah kekayaan alam yang tidak bisa diperbaharui. Karena itu, lanjut Iwan, penting untuk menjaga kawasan ini agar fungsi utamanya tetap terjaga.

“Karst adalah penyangga atau penampung air secara alami dengan sistem kerja seperti spons. Kawasan karst menyimpan kekayaan pengetahuan dan budaya,” ungkap Wakil Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Maros ini.

Dengan terjaganya karst, terjaga pula sejarah kehidupan masa lalu, mulai dari proses terbentuknya, peninggalan- peninggalan prasejarah, dan kekayaan flora-fauna.

“Kesemuanya ini mendukung keberlangsungan kehidupan. Karena itu menjaga karst berarti menjaga kehidupan dan merawat identitas,” kata Iwan.

Ia menegaskan, kerusakan karst juga akan berdampak pada tatanan sosial yang akan ikut berpengaruh. Ini karena sistem kehidupan akan berubah dari masyarakat agraris ke masyarakat industri yang cenderung konsumtif.

Iwan bersama komunitas jaringannya juga memperjuangkan Karst Rammang-rammang agar bisa masuk dalam golongan UNESCO Global Geopark sebagai upaya perlindungan maksimum warisan masa depan.

(Fikar)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply