KHITTAH.CO, Palopo- Kabar duka kembali menghampiri keluarga Besar Muhammadiyah, khususnya Sulawesi Selatan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Palopo Periode 2010–2015, Bashori Kastam meninggal dunia saat dalam perawatan di RSU St. Madyang Palopo, Senin, 30 Januari 2023 pukul 05.00 WITA.
Kabar duka itu disampaikan Manager Eksekutif Lazismu Palopo Muh. Akbar melalui grup WhatsApp Alumni IMM Palopo.
Pelepasan jenazah Kiai Bashori Kastam dilakukan siang kemarin di kediamannya, Perumahan Rindu Alam, Kelurahan Benteng, Kota Palopo pukul 14.30.
“Setelah pelepasan, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Pendiri Pesantren Datok Sulaiman” kata Akbar.
Bashori Kastam dikenal pernah diamanahi sebagai Ketua STKIP Muhammadiyah Palopo Periode 2015–2019, sebelum kampus ini menjadi Universitas Muhammadiyah Palopo. Terakhir, ia adalah Wakil Ketua PDM Palopo Periode 2015–2020.
Sementara itu, Wakil Ketua PDM Palopo, Taslim, mengungkapkan, Allahuyarham Bashori Kastam dikenal sebagai tokoh yang sangat aktif membina angkatan muda Muhammadiyah.
Saat itu, kata Taslim, Bashori Kastam adalah Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Palopo untuk pertama kalinya, yaitu Periode 2005-2010.
“Saat itu, yang menjadi ketua PDM adalah Bapak H. Jabbar Hamseng. Ketika itu, memang Pak Kiai Bashori sangat aktif membina angkata muda, terutama dari sisi pembinaan mental dan spiritual,” kata dia.
“Saya pribadi dan letting-letting saya di IMM itu tuntas kajian tarjih, karena keuletannya Pak Bashori itu dalam mengajarkan,” ungkap Taslim.
Ia mengatakan, mereka mengkaji kitab Himpunan Putusan Tarjih secara tuntas, mulai bab iman sampai kitab masalah lima.
“Jadi, dari pak Kiai Bashorilah itu kami mengkaji kitab masalah lima, mulai dari apa itu agama, dunia, ibadah, sabilillah, qiyas. Jadi, kami ini banyak mengetahui tentang ketarjihan itu, khususnya isi tarjih, itu dari hasil kajian kami bersama Pak Bashori ketika masih di IMM setiap malam Senin,” ujar Wakil Ketua PDM ini.
Ia mengatakan, Allahuyarham Bashori memang menekankan bahwa Persyarikatan itu, selain mengembangkan amal usaha, adalah pengajian.
“Ber-Muhammadiyah itu harus tahu. Bukan sekadar dia ber-Muhammadiyah, mengaku orang Muhammadiyah, bernomor baku, tapi bagaimana warga Muhammadiyah itu tahu tentang Muhammadiyah,” tutur Taslim.
Terutama, kata Taslim, persoalan ibadah mahdhah. “Selalu pak kiai katakan Anda beribadah karena tahu dengan cara anda belajar isinya tarjih,” ungkap Taslim.
Ia juga menuturkan, setelah Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Palopo 2010 menetapkan Bashori sebagai ketua, pengajian di Palopo semakin menggeliat.
“Kita menginap, bayangkan, kita menginap di daerah terpencil di Palopo ini, Telluwanua, Sumarambu, Batang Barat. Itu kita menginap di malam ke-21 setiap tahunnya,” kata dia.
Tradisi inilah yang terpelihara hingga kini. Setiap malam ke 21 Ramadan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Palopo dan sejumlah angkatan muda menginap di daerah-daerah terpencil.
Hal ini, karena prinsip Allahuyarham Bashori, siapa yang rajin menggelar pengajian maka pendapatnyalah yang dipegang teguh oleh masyarakat.
“Jadi, Pak Kiai Bashori selalu ingatkan, kalau warga Muhammadiyah itu malas pengajian, maka nanti masjid-masjid Muhammadiyah, amal usaha Muhammadiyah itu tinggal nama, tapi isinya bukan Muhammadiyah,” ungkap Taslim.
“Wah, itu Pak Kiai Bashori di situ penekannya, Siapa yang rajin pengajian, maka pahamnyalah atau pendapatnya yang akan dipakai orang,” kenang Taslim dengan mata berkaca-kaca.
Ulama kelahiran Jember, 13 Juni 1957 ini dikenal sebagai pribadi yang sejuk dalam berdakwah. Ia bisa diterima oleh semua kalangan.
“Pengajian di amal usaha itu hidup. Di STIEM, Anda bisa bayangkan, para dosen itu diajar mengaji mulai dari Iqro, di 3 Kampus Muhammadiyah di Palopo, STIEM, AKBID dan STKIP yang sekarang menjadi Universitas Muhammadiyah Palopo,” ungkap Taslim.
Tidak hanya itu, Allahuyarham Bashori inilah yang memolopori berdirinya STKIP Muhammadiyah Palopo.
Saat itu, ungkap Taslim, STKIP Muhammadiyah didirikan dengan dana yang sangat minim. Meski demikian, alhamdulillah, sekolah tinggi tersebut dapat berdiri dengan empat program studi.
Taslim merupakan Bendahara PDM Palopo saat Bashori menjabat ketua. Saat itu, Bashori memberikan kebebasan terkait pengelolaan keuangan. Satu syaratnya, semua harus tercatat.
“Ada Pak Akbar jadi saksi. Pak Kiai bilang silakan gunakan uang PDM itu asal untuk aktivitas Muhammadiyah. Uang Muhammadiyah itu, Taslim. Dengan catatan walaupun yang kau keluarkan satu rupiah mesti tercatat dengan baik,” ungkap dia.
Allahuyarham Bashori juga dikenal sebagai pemimpin yang menjunjung tinggi permusyawaratan. Kata Taslim, seluruh kebijakan-kebijakan Kiai Bashori sebagai ketua, prinsipnya harus Melalui rapat.
“Pak Kiai Bashori selalu bilang, wa amruhum syura bainahum! Selesaikanlah segala persoalan yang ada di antara kamu dengan musyawarah. Itu dipraktikkan Pak Kiai ketika memimpin Muhammadiyah. Semua itu diselesaikan dengan jalan musyawarah.”
Menurut Taslim, pola kepemimpinan Kiai Bashori inilah yang mesti diteladani. Allahuyarham selalu menekankan, keputusan yang diambil melalui rapat memiliki kekuatan.
“Karena Beliau bilang, kita ini berserikat, maka keputusannya juga harus melalui musyawarah. Ini yang harus dipahami oleh kita. Kita ingin penerusnya Pak Bashori, angkatan muda Muhammadiyah mesti seperti itu,” ujar Taslim.
Allahuyarham Bashori Mustam juga merupakan sosok di balik suksesnya pelaksanaan Musyawarah Wilayah ke 39 Muhammadiyah-‘Aisyiyah Sulawesi Selatan yang dihelat di Palopo pada 2015.
Sebagai Ketua PDM Palopo, Allahuyarham Bashori sangat aktif mengayomi panitia. Alhasil, Musywil tersebut sukses dan menggembirakan.
“Bayangkan itu, sampai Pak Haedar Nashir katakan Musywil Muhammadiyah yang ditempatkan di Palopo ini adalah Muktamar Mini,” ungkap Taslim sumringah.