Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kisah Husnul Mufidah, Perjuangan Mahasiswi Kedokteran Unismuh Menghafal Al-Qur’an

×

Kisah Husnul Mufidah, Perjuangan Mahasiswi Kedokteran Unismuh Menghafal Al-Qur’an

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Kisah Husnul Mufidah, seorang mahasiswi Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, telah menginspirasi banyak orang dengan dedikasinya dalam menghafal Al-Qur’an.

Setelah menyelesaikan hafalannya di sebuah lembaga Tahfidz di Gowa, Husnul kini menjalani kehidupan di semester awal di Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (PESMADINA) Unismuh Makassar.

Husnul, yang lahir di Parepare pada 8 April 2002, merasa sangat terbantu dengan adanya pesantren berbasis mahasiswa seperti PESMADINA. Di pesantren ini, para mahasiswa diajarkan untuk menjalani kehidupan yang Islami, disiplin, terbiasa tadarus, dan membaca Al-Qur’an. Semua ini sangat membantu Husnul dalam memperkuat hafalannya.

Sebagai seorang mahasiswi kedokteran, Husnul menghadapi kesibukan dan jadwal ujian yang padat, yang menjadi tantangan tersendiri baginya dalam mencapai target harian dalam memurojaah (mengulang hafalan) Al-Qur’an.

Terkadang, ia tidak mampu mencapai target yang ia tetapkan untuk dirinya sendiri. Namun, hal ini tidak membuat Husnul menjadi malas atau lupa dalam memurojaah. Ia selalu berusaha menyempatkan dan menyediakan waktu untuk bersama Al-Qur’an setiap harinya, meskipun hanya sebentar.

Dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an, Husnul memiliki motivasi yang kuat. Ia berkata, “Janganlah kita memurojaah (mengulang hafalan) karena hanya ingin terlihat pandai, tetapi mari kita memurojaah untuk tetap menjalin hubungan dengan Al-Qur’an.” Motivasi inilah yang terus mendorong Husnul untuk tetap gigih dalam menghafal Al-Qur’an meskipun di tengah kesibukannya sebagai seorang mahasiswi kedokteran.

Kisah Husnul Mufidah menggambarkan ketekunan dan kecintaannya terhadap Al-Qur’an. Ia tidak hanya sekadar mengejar prestasi, tetapi juga menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat setia dalam hidupnya. Dedikasi dan semangat Husnul dalam menghafal Al-Qur’an patut diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi semua orang untuk terus berusaha menjalin hubungan yang erat dengan kitab suci mereka masing-masing.

Perjuangan Husnul dalam menghafal Al-Qur’an juga melibatkan berbagai kendala. Meskipun menghadapi kesibukan dan jadwal ujian yang padat, Husnul tidak menyerah. Ia terus berjuang dan menjadikan setiap kesulitan sebagai tantangan yang harus diatasi. Keberhasilannya mengatasi rintangan ini dapat terwujud berkat dukungan dan semangat yang ia dapatkan dari lingkungan PESMADINA.

Teman-teman sebayanya di pesantren tersebut saling memotivasi dan mengingatkan akan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Al-Qur’an. Kebersamaan dalam menghafal Al-Qur’an menciptakan ikatan yang kuat di antara mereka.

Bagi Husnul, menghafal Al-Qur’an bukan hanya sekadar pencapaian pribadi, tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Al-Qur’an menjadi sumber inspirasi, petunjuk hidup, dan sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Dalam menghafal Al-Qur’an, Husnul melihatnya sebagai cara untuk tetap menjalin hubungan yang erat dengan kitab suci Allah, dan bukan semata-mata untuk mencari pujian atau pengakuan dari orang lain.

Selain memperkuat hubungannya dengan Al-Qur’an, kehadiran Al-Qur’an dalam kehidupan Husnul memberikan pengaruh positif yang kuat. Disiplin, ketelatenan, dan keberkahan yang ia peroleh dari menghafal Al-Qur’an turut mempengaruhi cara ia menjalani kehidupan sehari-hari. Ia belajar mengatur waktu dengan baik, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan kualitas hubungannya dengan orang lain. Semua ini menjadikan Husnul sebagai contoh yang menginspirasi bagi teman-teman sebayanya dan orang-orang di sekitarnya.

Kisah perjuangan Husnul Mufidah dalam menghafal Al-Qur’an menggambarkan dedikasi yang tinggi, ketekunan, dan semangat yang luar biasa. Ia tidak hanya mengejar prestasi, tetapi juga membangun hubungan yang mendalam dengan Al-Qur’an.

Kisahnya menjadi inspirasi bagi semua orang untuk memperkuat hubungan spiritual dengan kitab suci mereka masing-masing dan menghadapi segala tantangan dengan keberanian dan kegigihan yang sama.

Laporan: Wafiq Azizah (Mahasiswa Prodi KPI FAI Ma’had Al Birr Unismuh Makassar)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply