KHITTAH.CO, Makassar – Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (Sulsel), berkolaborasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulsel serta Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin sukses menggelar Sertifikasi Pembimbing Haji Angkatan IX Tahun 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Asrama Haji Sudiang, Makassar, dari 22 hingga 29 April 2024 ini, menghasilkan 84 pembimbing haji yang kompeten dan profesional.
Sertifikasi ini Istimewa, Muhammadiyah merupakan organisasi Masyarakat pertama, yang bekerja sama dengan Kemenag Sulsel dan FDK UIN Alauddin dalam menyelenggarakan sertifikasi pembimbing haji. Sebelumnya, selama 10 angkatan, sertifikasi ini hanya dikerjakan Kemenag berkolaborasi dengan FDK UIN Alauddin.
Ketua LPHU PW Muhammadiyah Sulsel, Dr Ilham Hamid, mengungkapkan rasa syukur atas kesuksesan tersebut.
“Alhamdulillah, kegiatan sertifikasi ini berjalan lancar dan mencapai tujuannya. Sebanyak 84 peserta dari berbagai unsur, termasuk PNS Kemenag, dari kalangan ormas, mulai Muhammadiyah, NU, DDI, As’adiyah, serta pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), dinyatakan lulus 100%,” ujar Ilham Hamid, Rabu (1/5/2024), di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.
Ilham menambahkan, sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pembimbing haji dalam membimbing calon jemaah haji. “Dengan pembekalan yang memadai, diharapkan para pembimbing haji dapat memberikan layanan terbaik bagi calon jemaah, sehingga mereka memahami tata cara ibadah haji dengan benar dan melaksanakannya dengan penuh khusyuk,” terangnya.
Ia pun berharap kerja sama antara LPHU PW Muhammadiyah Sulsel, Kanwil Kemenag Sulsel, dan UIN Alauddin dapat terus terjalin untuk meningkatkan kualitas pembinaan haji di Sulsel. “Sertifikasi ini merupakan langkah awal yang baik. Kami akan terus berbenah dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan sertifikasi di masa depan,” pungkas Ilham.
Pelopor Perjalanan Haji Pertama di Indonesia
Keterlibatan Muhammadiyah Sulsel sebagai ormas pertama yang terlibat dalam kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Mandiri, sebenarnya merupakan bagian dari peneguhan Sejarah.
Pada tahun 1921, pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, mendirikan Bagian Penolong Haji dalam struktur Hoofdbestuur Muhammadiyah. Bagian itu dipimpin KH Sudja’.
Bagian Penolong Haji membentuk Komite Perbaikan Perjalanan Haji Indonesia beranggotakan para ulama dan kaum cendekia. Kemudian, kongres Muhammadiyah di Bukittinggi Minangkabau tahun 1930 merekomendasikan agar mengadakan pelayaran sendiri untuk pengangkutan jemaah haji Indonesia.
Hal itu ditegaskan, Ketua LPHU Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr KH Muhammad Ziyad, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, yang dihelat LPHU Muhammadiyah Sulsel, Kemenag Sulsel dan FDK UIN Alauddin, Senin (22/4/2024), di Asrama Haji Sudiang.
Namun keterlibatan Muhammadiyah dalam bidang pengelolaan haji, kata Ziyad, sempat meredup. “Nanti setelah Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo, baru didirikan kembali Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah,” ungkapnya.
Saat ini, penanggungjawab bidang perhajian di Kementerian Agama, dipegang kader Muhammadiyah. Kader tersebut yakni Prof Hilman Latief, yang merupakan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama. Hilman saat ini juga dimanahkan sebagai Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.