KHITTAH.CO, MAROS – Program Studi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin sukses melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Bersama Fisioterapi Mencegah Peningkatan Prevalensi Jatuh pada Lansia” di Puskesmas Moncongloe, Maros, Rabu, 4 Desember 2024.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya lansia, mengenai risiko jatuh serta langkah pencegahannya melalui pendekatan fisioterapi.
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peserta, sebagian besar adalah lansia yang tergolong rentan terhadap risiko jatuh. Mereka antusias mengikuti berbagai sesi yang dirancang untuk memberikan pemahaman serta keterampilan praktis dalam mencegah jatuh. Acara ini merupakan salah satu upaya nyata Program Studi Fisioterapi dalam mendukung kesehatan masyarakat, khususnya kelompok usia lanjut.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Ketua Program Studi Fisioterapi, Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft., Physio. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas hidup lansia melalui pencegahan risiko jatuh. Ia juga menyoroti bahwa peningkatan prevalensi jatuh pada lansia dapat berdampak serius pada kesehatan fisik, mental, dan sosial mereka.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan, Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns., M.Kep. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa fakultas mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Ia juga berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin yang menyasar berbagai lapisan masyarakat.
Program ini mencakup berbagai sesi penting, salah satunya adalah edukasi tentang pencegahan risiko jatuh pada lansia dengan pendekatan fisioterapi. Dalam sesi ini, tim dosen fisioterapi menjelaskan berbagai faktor risiko yang sering kali diabaikan, seperti kelemahan otot, gangguan keseimbangan, dan lingkungan rumah yang tidak aman. Edukasi ini dikemas secara menarik agar mudah dipahami oleh peserta.
Selain edukasi, para lansia juga mengikuti pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi risiko kesehatan kardiovaskular yang dapat memengaruhi risiko jatuh. Pemeriksaan ini sangat penting karena tekanan darah yang tidak stabil sering menjadi salah satu penyebab lansia kehilangan keseimbangan.
Para peserta juga menjalani pengukuran risiko jatuh menggunakan metode Timed Up and Go Test (TUGT). Metode ini memungkinkan lansia mengetahui tingkat risiko jatuh mereka berdasarkan kecepatan dan stabilitas saat melakukan aktivitas berjalan sederhana. Berdasarkan hasil TUGT, peserta mendapatkan saran intervensi yang sesuai dari tim dosen fisioterapi yang diketuai oleh Physio Melda.
Kepala Puskesmas Moncongloe, dr. Sry Wahyuni Warastuti, S.Ked., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Ia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama karena lansia sering menghadapi risiko jatuh yang dapat berdampak serius pada kualitas hidup mereka. Ia juga mengungkapkan bahwa layanan fisioterapi di puskesmas masih sangat terbatas dan berharap kerja sama dengan Program Studi Fisioterapi Unhas dapat terus berlanjut.
Selain memberikan edukasi dan pemeriksaan kesehatan, kegiatan ini juga dirancang untuk memberikan motivasi kepada lansia agar tetap aktif menjaga kesehatan. Tim fisioterapi memberikan contoh latihan ringan yang dapat dilakukan di rumah untuk memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan. Pendekatan ini bertujuan mendorong lansia untuk tetap mandiri dan aktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menurunkan angka prevalensi jatuh pada lansia di wilayah Maros. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi pelaksanaan program serupa di berbagai daerah. Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan layanan kesehatan lokal dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.