Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kuliah Umum UM Bulukumba, Bahas Integrasi Iman dan Ilmu Bersama PWM Sulsel

×

Kuliah Umum UM Bulukumba, Bahas Integrasi Iman dan Ilmu Bersama PWM Sulsel

Share this article
Suasana peserta Tabligh Akbar dan Launching PMB UM Bulukumba saat kuliah umum oleh Wakil Ketua PWM Sulsel. (Sumber foto: AUD)

KHITTAH.CO, BULUKUMBA – Universita Muhammadiyah (UM) Bulukumba menggelar Kuliah Umum dengan menghadirkan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel), Arifuddin Ahmad. Guru Besar dari UIN Alauddin Makassar ini membahas integrasi iman dan ilmu pengetahuan.

Kuliah Umum itu berlangsung di Aula KH Ahmad Dahlan, Kampus 2 UM Bulukumba, Selasa, 14 Januari 2025. Kegiatan itu bersamaan dengan peluncuran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UM Bulukumba, yang menandai dibukanya pendaftaran calon mahasiswa baru di kampus itu.

Arifuddin mengawali pembahasan dengan menyitir surat Al-Baqarah ayat 31, yang menceritakan kisah manusia pertama (Nabi Adam) saat diperintahkan Allah untuk menyebutkan benda-benda. Kala itu, Adam telah menunjukkan keunggulannya dalam hal pengetahuan dibandingkan dengan makhluk lainnya, termasuk para malaikat.

Artinya, kata Arifuddin, keunggulan manusia terletak pada ketaatan kepada Allah dan keluasan ilmu pengetahuan. Sehingga, bagi Arif, untuk mencapai derajat kemuliaan, keduanya harus terintegrasi dengan baik.

“Begitu juga dengan Rasulullah SAW, bisa menjadi teladan yang baik karena memiliki akhlak yang agung dan amal saleh didukung oleh kekokohan iman dan keluasan ilmu pengetahuan,” ujar Arif.

Termasuk, kata Arif, syarat untuk meraih derajat tinggi, sebagaimana Allah janjikan dalam Al-Qur’an mengharuskan manusia mengintegrasikan iman dan ilmu.

“Integrasi iman dan ilmu (keunggulan akademik) akan membentuk akhlak yang mulia dan beramal shalih. Keduanya menjadi syarat utama untuk menjalankan tugas-tugas kehambaan (abdillah) dan kekhalifahan (khalifatullah) untuk mewujudkan kemakmuran di bumi, kehidupan yang baik di dunia (hayatan thayyibah) serta kesejahteraan di akhirat,” tutur Arif.

Kebalikan dari itu, kata Arif, manusia yang gagal mengintegrasikan keduanya berpotensi mengalami kesesatan. Bahkan, bisa terjerumus menjadi penghuni neraka nantinya.

Ia lalu mencontohkan sejumlah kasus yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang mayoritas pelakunya memiliki ilmu yang tinggi namun dangkal iman.

“Mereka yang diperiksa KPK kan tidak ada yang tamatan SD, gelar akademiknya bahkan sampai ada yang Profesor, Doktor,” kata Arif.

Karena itu, UM Bulukumba sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dalam rangka mewujudkan generasi Islam berkemajuan mesti menghadirkan empat proses dalam rangka mencetak generasi emas, sebagaimana tema PMB itu.

“Untuk melahirkan alumni unggul mesti mengupayakan empat hal selama mereka masih berproses di kampus, yaitu kecerdasan spiritual dan harus tetap ahli di bidangnya, literasi digital, akhlak yang mulia, dan amal shaleh,” ungkap dia.

Arif sendiri tak meragukan PTMA, termasuk UM Bulukumba. Sebab gerakan pendidikan tinggi Muhammadiyah mencakup Catur Dharma (plus AIK), melampaui PTN yang muatan keagamaannya terbatas. Sehingga, bagi dia, PTMA mesti menjadi contoh kampus Islami bagi yang lain.

Kendati telah paripurna secara konsepsi, Arif tak menampik masih ada PTMA yang belum dapat mewujudkan cita itu secara optimal.

“Karena itu, diperlukan keikhlasan, komitmen, kesungguhan dan kerja profesional serta kekompakan seluruh civitas akademika, terutama BPH, pimpinan dan dosen UM Bulukumba dalam pengelolaan kampus dan penyelenggaraan catur dharma PTMA bahkan dengan seluruh stakeholder, terutama PDM, PDA, POMD dan seterusnya, pemerintah setempat, dan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta,” pesan Arif.

Menutup bahasannya, Arif mewakili PWM Sulsel menyelamati UM Bulukumba atas launching penerimaan mahasiswa baru itu. Ia berharap UM Bulukumba mengalami peningkatan jumlah mahasiswa pada tahun 2025. Kuncinya, kata Arif, adalah mengedepankan semangat kolaboratif semua unsur.

“Kita mewujudkan itu dengan semangat persatuan dan kebersamaan kita semua. Jangan ada lagi sekat dan hal-hal yang bisa menghambat kemajuan kampus,” tandas dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply