Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kultum: Islam Agama Autentik

×

Kultum: Islam Agama Autentik

Share this article
Islam Otentik
Guru Besar UIN Alauddin Makassar Zulfahmi Alwi menyampaikan Kultum di Masjid At-tanwir PWM Sulsel. (Sumber foto: AUD)

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Guru Besar Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN AM) Zulfahmi Alwi menceritakan dirinya pernah ditanyai seorang bule asal Australia, soal perbedaan pendapat umat Islam soal penentuan awal Ramadan dan Idulfitri di Indonesia yang berbeda-beda.

Bule itu, kata Guru Besar Ilmu Hadis ini, adalah seorang yang sangat tekun mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Sains. Sehingga, awal Ramadan dan Idulfitri seharusnya dilakukan bersamaan di semua negara, tanpa perbedaan.

“Orang ini bercerita dan menantang saya, bahwa gerhana matahari yang akan terjadi 100 tahun yang akan datang pun sudah bisa ditebak kapan waktu terjadinya, karena fenomena seperti itu bisa dilacak menggunakan ilmu pengetahuan,” kisah Zulfahmi saat menyampaikan Kultum di Masjid At-tanwir PWM Sulsel, Makassar, 4 Maret 2025.

Artinya, jika gerhana matahari yang waktu kejadiannya masih puluhan tahun kedepan bisa dilacak, apa lagi Ramadan yang dilaksanakan sekali dalam setahun. Mestinya, dengan menggunakan ilmu pengetahuan, umat Islam bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sarana penentuan Ramadan secara serentak.

Membuktikan Klaim Islam sebagai Agama Autentik

Saat ini, kata Zulfahmi, umat Islam berada dalam pusaran tantangan untuk membuktikan bahwa agama ini selalu relevan dengan zaman. Salah satu caranya adalah menjadikan ilmu pengetahuan sebagai kunci.

“Jika penafsiran-penafsiran agama terlalu kaku, selalu menampakkan perbedaan pendapat antara sesama muslim kepada dunia, kita pasti akan dipandang sebelah mata. Jangankan berdampak, yang ada justru pertikaian atas tafsiran-tafsiran,” tutur dia.

“Nabi sendiri mengatakan bahwa agama adalah urusannya, sementara urusan dunia dikembalikan kepada masing-masing, sesuai dengan keahlian. Ilmu pengetahuan itu urusan dunia, ilmu pengetahuan menuntun kita pada metodologi-metodologi yang bermanfaat untuk agama ini,” imbuh Zulfahmi.

Artinya, jika Islam pernah mencapai masa keemasan di masa lalu, hal itu juga tetap bisa terwujud di masa kini, dan juga masa depan.

“Islam mesti dibuktikan bahwa agama ini bukan hanya milik kita, tapi termasuk para pendahulu, kita hari ini, dan orang-orang yang akan datang hingga akhir zaman,” tambah dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UMSI

Leave a Reply