KHITTAH.CO, MAKASSAR– Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar menggelar Workshop Penyusunan Rencana Induk Pengembangan (Renip) dan Rencana Strategi (Renstra) pada Kamis, 3 Agustus 2023 di aula kampusnya.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) PoltekMu Makassar, Arifuddin Ahmad turut hadir bersama sekretaris Alimuddin dan Pantja Nurwahidin, serta bendahara Baharuddin Mangka. Tim penyusun Renip-Renstra, dosen PoltekkesMu, dan stakeholders terkait turut hadir dalam lokakarya tersebut.
Stakeholders tersebut di antaranya, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Cabang Makassar, Prodia, RS Bhayangkara, LPTM, dan DPD IKATEMI, PATELKI, PARI, dan HAKLI Sulsel. PoltekMu mengundang stakeholders itu untuk meminta masukan pengembangan.
Direktur PoltekMu Makassar, Mustari Bosra mengatakan, pihaknya menghelat lokakarya itu sebagai langkah awal yang konkret untuk pengembangan kampus.
Pasalnya, Politeknik Muhammadiyah Makassar baru saja mendapatkan izin untuk menjadi politeknik umum, tidak hanya terbatas pada bidang kesehatan.
Sebelumnya, kampus itu bernama Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar. Poltekkes Muhammadiyah Makassar merupakan gabungan dari empat akademi kesehatan Muhammadiyah.
“Renip dan renstra sangat penting untuk menjadi pengarah pengembangan kampus kita. Itu pijakan, milestone pengembangan kita, arah, target kita. Karena itu, penyusunannya yang harus kita latihkkan pertama. Ini juga wujud komitmen untuk lebih maju. Seperti yang selalu saya bilang, kita mau lari kencang,” kata Mustari.
Perubahan menjadi Polteknik, memberikan 500 pilihan untuk pembukaan program studi baru. Namun, kata dia, saat ini pihaknya sedang menganalisis prospek prodi tersebut.
“Itu salah satunya yang harus kita pertimbangkan, sehingga renip dan renstra ini penting untuk kita latihkan kepada tim yang telah kami bentuk. Begitu juga para dosen,” kata dia saat diwawancarai.
Ketua BPH PoltekMu Makassar, Arifuddin Ahmad mengapresiasi pelaksanaan lokakarya tersebut. Ia menekankan, PoltekMu harus menyelaraskan rencana strategis yang dibuat, kondisi aktual, dan pengaplikasiannya.
Ia juga mengingatkan, komitmen pengembangan menjadi Politeknik Muhammadiyah tidak lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan vokasi. Karena itu, Ia menekankan, kualitas harus menjadi nilai utama PoltekMu.
Untuk itu, Arifuddin menegaskan, PoltekMu harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi. Pasalnya, hasil evaluasi itu merupakan salah satu pijakan penyusunan strategi pengembangan. Itu membuat PoltekMu dapat menemukan celah untuk perbaikan, demikian pula ciri serta keunggulannya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pusat Penjamin Mutu Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Dharma Aryani yang menjadi salah satu pembicara dalam lokakarya itu juga mengapresiasi konsep renip dan renstra PoltekMu. Ia meyebut renip dan renstra PoltekMu sangat komprehensif dan detail.
Menurut dia, karena kini cakupannya lebih luas, renip dan renstra PoltekMu harus menyesuaikan. Ia menekankan, renip dan renstra harus relevan dengan kondisi kekinian. Selain itu, PoltekMu juga harus meninjau masukan dari Bidang Perencanaan dan Bappenas.
“Bappenas sudah melahirkan satu peraturan untuk menyusun renstra. Siapalah lembaga yang paling paham bagaimana format atau template menyusun renstra, selain bidang perencanaan. Peraturan ini yang tidak pernah diperhatikan. Ini yang membuat banyak renstra direvisi untuk penyesuaian dengan peraturan itu,” kata dia.
Dharma Aryani juga menekankan, dalam penyusunan renstra, Poltekmu juga harus menyesuaikan dengan struktur tata kelola.
“Banyak renstra yang bagus tapi program tidak berjalan, karena tidak menyesuaikan struktur tata kelola. Seringkali kita menyusun renstra tapi tata kelolanya kurang efisien dan kurang baik,” tandas dia.