Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Lantik Sepuluh Cabang Baru, Ketua ‘Aisyiyah Luwu: Harus Progresif dan Inklusif

×

Lantik Sepuluh Cabang Baru, Ketua ‘Aisyiyah Luwu: Harus Progresif dan Inklusif

Share this article

Hal yang tidak kalah menggembirakan dari kondisi Persyarikatan di Luwu adalah perkembangan ‘Aisyiyah. Pada periode 2022–2027 kini, sayap Gerakan Perempuan Berkemajuan itu semakin lebar. Dari sebelumnya hanya 3 pimpinan cabang, kini menjadi 13.

Ketua PDA Luwu, Maraulang melantik ketiga belas Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah se-Luwu itu pada Ahad, 21 Januari 2024 di Kompleks Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah (DAM) Salutabang.

Acara Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) itu serangkai dengan syukuran milad ke 111 Persyarikatan, pelantikan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Luwu, dan pelantikan Badan Pembina Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah (DAM) Salutabang.

Saat diwawancarai, Maraulang begitu semangat mengisahkan perjuangannya bersama rekan untuk mengembangkan ‘Aisyiyah di Luwu pasca musyawarah daerah, hampir setahun lalu. “Yang pasti, kami bertekad, ‘Aisyiyah Luwu periode ini harus lebih Berkemajuan dari sebelumnya. Bukan cuma soal kuantitas tapi kualitas juga,” ujar dia.

Karena itu, hal pertama yang ia lakukan adalah dengan menggiatkan konsolidasi internal PDA Luwu. Konsolidasi itu untuk memastikan bahwa seluruh anggota PDA bervisi sama, yaitu untuk memajukan Aisyiyah, mewujudkan visi Perempuan Berkemajuan yang senafas dengan cita-cita Persyarikatan Muhammadiyah.

Pihaknya rutin menggelar pengajian ‘Aisyiyah. PDA Luwu menggelar pengajian itu sebulan sekali. “Bukan sekadar pengajian tapi kita saling sharing, masak-masak, makan bersama, sehingga hubungan psikologis juga semakin mantap untuk berpikir sama-sama, bergerak sama-sama,” ujar dia. Tidak hanya itu, pihaknya juga aktif menghadiri acara-acara yang dihelat Pimpinan Wilayah.

Alhasil, kini, ada 10 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah baru yang berdiri di Luwu. Ditanyai perihal kiat suksesnya, Maraulang menjawab, kerja sama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah adalah kunci. Ia bersyukur, PDM Luwu selalu mendukung langkah ‘Aisyiyah bahkan sampai turut serta. “Ustaz-ustaz, bapak-bapak PDM yang membantu kita, salah satunya membuka relasi dengan beberapa pihak,” kata Maraulang.

Calon Doktor itu melanjutkan, kunci sukses sehingga pihaknya dapat menggaet banyak anggota sehingga jadi pengurus cabang adalah semangat yang tinggi untuk bersilaturahim. “Selama ini, sebenarnya banyak Ibu-Ibu yang respect dengan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah cuma belum ada yang ajak untuk bergabung, sehingga ketika kami ajak, mereka senang sekali. Ada juga yang memang tidak tahu, ya, kami perkenalkan,” kata dia.

Tidak hanya untuk mengajak bergabung, silaturahim yang dilakukan juga untuk bersinergi dan berkolaborasi, termasuk dengan gerakan perempuan, organisasi masyarakat dan dakwah lainnya di Luwu. “Di kepala kami, Aisyiyah harus progresif dan inklusif. Selain kerja nyata kami, itu yang dilihat masyarakat sehingga banyak juga ibu-ibu yang mau bergabung,” kata dia tersenyum simpul.

Tidak mengherankan, rata-rata anggota dan pengurus baru PCA adalah guru dan penggerak perempuan di Luwu. “Saya memang aktif mengajak seluruh guru penggerak di Luwu. Alhamdulillah, hampir 80% bergabung. Ibu-ibu PKK, pendamping program masyarakat juga saya ajak dan alhamdulillah, mereka tertarik,” tandas dia.

Tantangan dakwah Muhammadiyah, Aisyiyah, dan seluruh ortomnya di Luwu berbeda dengan daerah lainnya. Terlebih, Kabupaten Luwu merupakan pecahan dari satu kabupaten besar yang para aktivis Muhammadiyah unggulan telanjur menetap di kabupaten pecahan lainnya.

Karena itu, dukungan dan doa kita semua harus selalu kita panjatkan dan sampaikan untuk menyemangati para pejuang dakwah Persyarikatan di sana, baik untuk Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, dan Ortom lainnya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner ITKESMU SIDRAP

Leave a Reply