Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Letakkan Batu Pertama Masjid Syuhada Sengkang, dr Agus Ingatkan Progresivitas Gerakan Amal Muhammadiyah

×

Letakkan Batu Pertama Masjid Syuhada Sengkang, dr Agus Ingatkan Progresivitas Gerakan Amal Muhammadiyah

Share this article
Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman saat meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Syuhada 45 Sengkang, Wajo, Rabu, 5 Oktober 2022.

KHITTAH.CO, Wajo- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Syuhada 45 Sengkang, Wajo, Rabu, 5 Oktober 2022.

Dalam sambutannya, Agus mendorong pembangunan masjid ini untuk segera dirampungkan. “Targetnya diresmikan tahun berapa?” tanya Agus.

Saat dirinya mendengar jawaban 2025, Agus segera menyergah, “Bisa dipercepat? 2023, bisa, ya?” kata Agus menantang.

Karena itu, Agus sempat menyinggung sejarah gerakan filantropi di negeri ini. Kata dia, murid KH Ahmad Dahlan, Kiai Syuja merupakan pelopor gerakan tersebut.

“Pada 1919, dikenal gerakan yang orang-orang sebut sebagai Laskar Kiai Syuja. Ini karena Kiai Syujalah yang memimpin gerakan relawan kebencanaan pada saat itu. Pada 1920-an, akhirnya Kiai Dahlan menunjuk Kiai Syuja memimpin PKOe yang kini terbagi menjadi lima bagian,”ungkap Agus.

Lima bidang tersebut, yakni Majelis Pelayanan Kesehatan Umum, yang dahulu dikenal dengan Rumah Sakit Penolong Kesengsaraan Oemoem dalam bidang kesehatan, sekarang menjadi rumah sakit PKU.

“Kini, di republik ini sudah ada banyak bertebaran rumah sakit-rumah sakit PKU, yang memberikan pelayanan kesehatan dan manfaat ke seluruh masyarakat tanpa melihat ras, agama, apa pun identitasnya,” kata Agus.

Kedua, Majelis Pelayanan Sosial. Kiai Dahlan dikenal sebagai tokoh yang memberdayakan anak yatim, sebagaimana dikenal dengan spirit teologi Al-Maun.

Kini, MPS juga aktif mengurui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang dahulu dikenal dengan panti asuhan.

Ketiga, Muhammadiyah Disaster Managment Center (MDMC) yang mengurusi penanggulangan bencana. MDMC ini kini menjadi lembaga respons bencana yang juga diakui dunia.

Keempat, Majelis Pemberdayaan Masyarakat. Kini bertugas memberdayakan petani, nelayan, masyarakat pinggiran, dan difabel. Kelima, Lazismu.

“Kita tahu, Kiai Dahlan adalah orang yang sangat dermawan dan mendorong orang lain juga untuk berderma,” kata dia.

Agus Taufiqurrahman juga kembali mengisahkan, ketika Kiai Dahlan mengumpulkan derma orang-orang di Kauman dengan memukul kentongan.

Saat itu, Kiai Dahlan memukul kentongan pada siang bolong. Saat orang bertanya kenapa pukul kentongan siang bolong, Kiai Dahlan menjawab dirinya melelang seluruh barang miliknya untuk membayar gaji guru di sekolah.

Kiai Dahlan mengumpulkan derma karena saat itu kas sekolah Muhammadiyah yang kosong. Saat itu, dibutuhkan 500 gulden. Ternyata, lanjut Agus, dari upaya mengumpulkan derma itu, Kiai Dahlan memeroleh 4000 gulden, angka yang melebihi kebutuhan.

Ketika Kiai Dahlan ingin mengembalikan kelebihan itu, orang-orang mengikhlaskan untuk pembayaran gaji guru tempo selanjutnya.

Atas kisah ini, Agus Taufiqurrahman, mengajak untuk turut senantiasa membelanjakan harta di jalan agama dan kemaslahatan orang banyak.

“Termasuk dalam mendirikan masjid ini. Dan kita pastikan, masjid ini setelah selesai, menjadi pusat menimba ilmu agama, pusat tablig, dan pusat segala kebermanfaatan untuk umat dan masyarakat,” kata Agus.

Ini karena, lanjut Agus, masjid Muhammadiyah memang memiliki cirikhas. Tidak hanya sebagai tempat salat, tetapi untuk segala aktivitas dakwah dan aktivitas yang mendatangkan kebaikan.

Ia mengisahkan, ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kalimantan. Masjid yang dicari Presiden adalah masjid Muhammadiyah.

Ini karena masjid Muhammadiyah memang memiliki ciri khas keunggulan, tidak hanya dari segi bangunan, tapi dari segi aktivitas dakwah dan pelayanan sosialnya.

“Masjid kita di Kalimantan itu, bangunannya dipikirkan baik-baik. Ada eskalatornya, diperuntukkan bagi bapak-bapak, ibu-ibu yang sudah tidak bisa naik tangga. Masjid Muhammadiyah itu cara berpikirnya ya berkemajuan dan mendetail seperti itu.”

Lanjut Agus, beruntung, saat ini, Muhammadiyah memiliki Lazismu, lembaga amil dan filantropi yang diakui dunia. Pada peletakan batu pertama itu, hadir pula Ketua Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago.

Agus mengungkapkan, dirinya telah dibisiki oleh Mahli, bahwa Lazismu Pusat akan membantu fundraising pembangunan renovasi masjid ini.

Ketua Lazismu, Mahli Zainuddin Tago, membenarkan hal tersebut. “Insya Allah, kami akan membantu fundraising masjid kita ini. Apalagi, Dokter Agus sudah menyampaikan seperti itu, yang berarti itu sudah semacam perintah. Silakan panitia pembangunan memasukkan proposalnya,” tutup Mahli.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply