Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

LPCR PP Muhammadiyah: Unismuh PTMA Pertama Luncurkan Magister Manajemen Pengelolaan Masjid

×

LPCR PP Muhammadiyah: Unismuh PTMA Pertama Luncurkan Magister Manajemen Pengelolaan Masjid

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Koordinator Pemberdayaan Masjid Lembaga Pengembangan Cabang – Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah KH Kusnadi Ikhwani dan rombongan melakukan kunjungan silaturahmi dengan Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah (PWM) Sulsel, LPCR-PM PWM Sulsel, LPCR-PM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Makassar, Gowa, dan Maros serta para Takmir Masjid Muhammadiyah.

Pertemuan silaturahmi ini digelar di Ruang UBC Gedung Iqra Lantai 2, Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 17 Juli 2024.

Dalam kunjungannya, Kusnadi sekaligus memberikan materi ceramah dan tanya jawab tentang Pembinaan Masjid dan Pengelolaannya.

Hadir dalam pertemuan ini Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Dr KH Mawardi Pewangi, Ketua LPCR-PM PWM Sulsel, Prof Andi Sukri Syamsuri, Sekretaris LPCR-PM PWM Sulsel Syafaat S. Kuba, Ketua Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thayyiban (LPH-KHT) PWM Sulsel Dr Waspada Santing, para pengurus LPCR-PM PDM Makassar, LPCR-PM Gowa, LPCR-PM Maros, dan para pengurus pembina dan pengelola masjid Muhammadiyah.

Acara ini dipandu oleh Ketua LPCR-PM PWM Sulsel Prof Andi Sukri Syamsuri yang juga adalah Wakil Rektor II Unismuh Makassar.

Dalam pengantarnya, Andi Sukri menyampaikan terima kasih kepada KH Kusnadi atas kesempatannya hadir di Kampus Unismuh dalam rangka memberikan materi tentang Pembinaan Masjid dan Pengelolaannya.

“Mudah-mudahan ini dapat memberikan pencerahan kepada kita semua dalam mencetak Marbot masjid yang kompeten dan profesional,” ujar Andi Sukri.

Untuk mendukung pengelolaan masjid yang kompeten dan profesional, Andi Sukri menyebutkan bahwa LPCR-PM PWM Sulsel telah bekerja sama dengan Unismuh Makassar dan tahun ini telah meluncurkan Program Magister Manajemen Pengelolaan Masjid.

“Sekarang ini pendaftarannya masih dibuka dan bagi pengurus masjid yang ingin mengambil magister manajemen pengelolaan masjid akan diberi keringanan dalam pembayaran uang kuliah,” janji Prof Andi Sukri.

Sementara itu, PWM Sulsel Mawardi Pewangi menyambut selamat datang kepada Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen, KH Kusnadi Ikhwani, atas kunjungan silaturahmi dengan pengurus Takmir Masjid Muhammadiyah dan LPCR-PM PDM Makassar, Gowa, dan Maros.

“Masjid Raya Al Falah Sragen, merupakan masjid percontohan Muhammadiyah dan mudah-mudahan ada juga masjid Muhammadiyah di Sulsel bisa menjadi masjid percontohan,” harap Mawardi.

Terkait dengan kunjungan silaturahmi KH Kusnadi di Sulsel, Mawardi menyebutnya membawa berkah bagi semua, karena itu atas nama PWM Sulsel, Mawardi Pewangi menyampaikan selamat datang.

Penulis Buku Strategi Memakmurkan Masjid dan Buku Marketing Langit ini memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Unismuh Makassar atas peluncuran Program Magister Manajemen Pengelolaan Masjid.

“Saya bersyukur sekaligus memberikan apresiasi yang luar biasa atas dibukanya Program Magister Manajemen Pengelolaan Masjid dan ini sekaligus merupakan yang pertama dibuka di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Indonesia,” sebut Kusnadi.

Ia tidak hanya memuji tetapi sekaligus juga berminat menjadi mahasiswa magister manajemen pengelolaan masjid di Unismuh dan sekaligus siap menjadi tenaga pengajar jika diminta oleh pengelola program.

Kusnadi juga dalam kesempatan ini menjelaskan hasil Rakernas LPCR-PM di Universitas Muhammadiyah Purwokerto awal September 2023 bahwa ada 15 kriteria masjid makmur dan unggul serta langkah taktis dan strategisnya untuk bisa menjadi masjid percontohan di Muhammadiyah.

Dari 15 kriteria, poin 1, 2, 3, dan 4 adalah kriteria wajib, yakni Pertama, masjid itu milik Muhammadiyah. Kedua, SK Takmir oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Ketiga, identitas masjid dikelola Muhammadiyah dan Keempat, amaliah ibadah sesuai dengan keputusan tarjih.

Dikatakan sekarang ini banyak masjid hanya sebagai tempat ibadah salat, bukan mengasuh umat, maka pantaslah banyak masjid yang kita lihat sepi jamaahnya.

Mestinya masjid itu ada pengasuhnya, ada gurunya, maka Insyaallah masjid itu akan dicintai oleh umat, olehnya itu maka Takmir Masjid menjadikan sebagai pelayan jamaah bukan sebagai penguasa masjid, tutupnya.

Kusnadi berharap amal usaha Muhammadiyah seperti Unismuh dapat mendorong masjid untuk makmur.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply