Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Unismuh Makassar Studi Banding ke Media dan PT KIMA

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Sebanyak 37 Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam, Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar melakukan kunjungan studi banding di PT. KIMA, TVRI dan Harian Tribun Timur Makassar, Rabu 6 Juli 2022.

Turut mendampingi mahasiswa melakukan studi banding adalah dosen pengampu, Dr Agus Salim HR, SE, MM serta beberapa dosen pembimbing lainnya.

Mahasiswa sebelum melakukan kunjungan studi banding dilepas oleh Dr Agus Salim, HR, SE, MM mewakili Ketua Prodi Ekonomi Islam di lantai 2 Gedung Iqra Kampus Unismuh.

Agus Salim yang dikonfirmasi sebelumnya, mengatakan mahasiswa yang melakukan kunjungan studi banding adalah mahasiswa Prodi Ekonomi Islam yang mengambil mata kuliah pengantar bisnis.

“Mahasiswa yang mengambil mata kuliah pengantar bisnis bisa menjiwai bisnis serta dapat menanamkan dalam dirinya jiwa kewirausahaan dan ini yang sering disampaikan oleh Prof Irwan Akib dalam setiap kesempatan sewaktu menjabat Rektor Unismuh Makassar,”ujar Agus Salim HR.

Eks Wakil Dekan I FEB mengatakan, mahasiswa yang mengambil mata kuliah pengantar bisnis yang pertama ditanamkan dalam diri mahasiswa adalah jiwa bisnis, semangat bisnis dalam dirinya.

Dengan kunjungan ke perusahaan PT KIM A dan insdustri media cetak dan elektronik mahasiswa bisa secara langsung melihat proses produksinya, mahasiswa bisa langsung melihat penerapan aplikasinya setiap produk yang dihasilkan.

Kemudian untuk kunjungannya ke industri media seperti TVRI dan Harian Tribun Timur melihat produk bisnisnya yakni jasa komunikasinya.

Harapannya sebut Agus Salim, dengan kunjungan studi banding ke berbagai perusahaan ini, Prodi Ekonomi Islam Unismuh Makassar akan semakin dikenal oleh masyarakat.

” Mahasiswa memahami dunia kerja sehingga alumninya dapat diterima dimana saja, mahasiswa memahami dunia kerja sehingga nantinya bisa menciptakan lapangan pekerjaan,”harap Agus Salim.

Ketua Panitia studi banding Wildan Abdullah, mengatakan, yang akan dikunjungi pertama adalah Kawasan Industri Makassar ( KIMA ) setelah itu ke perusahaan media.

(Rls)