Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Menanam Pohon Cinta di Bulan Ramadhan

×

Menanam Pohon Cinta di Bulan Ramadhan

Share this article

Oleh : Ratna Pangastuti*

KHITTAH.CO, – “Marhaban Ya Ramadhan”, sebuah greeting yang diucapkan seluruh umat manusia di bumi tanpa terkecuali (memandang ras, suku, bangsa, agama, dan sebagainya) ketika datang bulan Ramadhan. Bagi umat Islam, Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat di antara bulan lain dalam perjalanan waktu kalender tahun hijriah. Dalam bulan ini umat Islam diwajibkan untuk berpuasa baik secara fisik maupun batin serta ruhiyah dari segala hal yang membatalkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari selama sebulan penuh. Perintah ini telah difirmankan Allah dalam Kitab Suci (Quran) Surat al Baqarah ayat 185-186.

Kewajiban puasa bagi umat Islam merupakan cara Allah untuk menguji keimanan dan tingkat cinta hamba kepadaNya. Dari kesekian amal ibadah yang pahala langsung kepada Allah hanyalah puasa. Jika pada bulan selain Ramadhan kita telah menanam pohon kesalehan untuk kelak dapat dipanen buahnya, maka pada bulan Ramadhan inilah musim yang sangat kondusif untuk kembali memperbanyak menanam pohon kesalehan terutama pohon yang dapat berbuah cinta antara Tuhan dengan hambaNya. Di mana ketika buah dari pohon cinta itu dapat dinikmati, niscaya limpahan rahmatlah yang akan dirasakan oleh sang hamba.

Adapun bibit pohon cinta yang dapat kita perbanyak pada bulan mubarak ini adalah shalawat atas Rasulullah Muhammad saw. Jika dengan berwirid shalawat atas rasul di luar bulan Ramadhan saja begitu melimpah keutamaannya dan keberkahannya, lalu bagaimana ketika lebih memperbanyak wirid shalawat dalam bulan Ramadhan yang setiap kebaikan atau kesalehan dilakukan maka lipatan pahala begitu banyak hingga hanya Allah yang dapat menghitungkan. Dengan memperbanyak shalawat atas Rasulullah maka relasi cinta hamba dengan kekasihNya makin terjalin dan cinta Allah semakin erat hingga pintu langit terbuka luas penuh rahmat.

Rasulullah Muhammad saw merupakan manusia dan rasul yang paling dicintai Allah sehingga hanya beliau yang diberikan kekuasaan oleh Allah untuk memberikan safa’at kepada umat manusia baik di kehidupan dunia maupun akhirat di mana seluruh rasul dan nabi lain tidak mendapatkannya. Rasulullah merupakan kekasih Allah yang termulia, sehingga jika kita ingin mendapatkan cinta Allah maka cintailah kekasihNya yaitu Muhammad saw.

Cara untuk mencintai Muhammad saw telah dijelaskan di antaranya dengan selalu bershalawat kepada beliau. Sebagaimana firman Allah dalam surat al Ahzab ayat 56, “sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” . Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa’i menjelaskan bahwa “ Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat sepulh tingkatan.”

Dengan memperbanyak bershalawat kepada Rasulullah maka hati akan menjadi tenang, damai, lembut, dan tentunya benih benih cinta kepada Rasulullah dan Allah makin dalam. Dan ketika pohon cinta berjenis shalawat itu tumbuh subur dalam diri kita hingga akar tunggangnya mampu menghunjam kuat dalam ke sanubari yakinlah bahwa akan teraktualisasi secara horisontal relasi dengan sesama makhluk ciptaan Allah. Energi ruhiyah yang dipancarkan dari dalam hati yang terus tergetarkan oleh shalawat akan meninduksi dan meradiasi siapapun yang berada di wilayah medan magnetnya. Jika hal tersebut terjadi maka kedamaian dan cinta kasih sayang dalam hubungan hidup baik secara vertikal maupun horisontal terbangun seimbang dan kuat.

Berapa banyak permasalahan hidup di dunia ini yang terselesaikan dengan terus istiqomah tawasul bershalawat, mulai dari permasalahan kecil sepele dan “recehan” hingga yang rumit, kompleks dan maha dahsyat. berapa banyak hal yang berserakan dan carut marut dapat berkumpul dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Buah cinta dari shalawat akan mampu merubah pola hidup dan jalan hidup kita menjadi insan yang lebih taqarub dan cinta damai bagi semesta. Semoga Allah senantiasa menggerakkan hati untuk tidak putus bershalawat. Allahumma sholii alaa muhammad. Wallahu a’lam.

*Penulis dan Dosen Tetap Anak Usia Dini di Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply