KHITTAH.CO, MAKASSAR — Pondok Pesantren Darul Fallaah Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mewisuda 17 santri penghafal Al-Qur’an dalam acara bertajuk “Mendulang Amal: Tabligh Akbar dan Wisuda Tahfidz”, yang digelar di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh, Selasa, 3 Mei 2025. Satu santri di antaranya berhasil mengkhatamkan hafalan 30 juz, yakni Chakra Aditya Gading, santri asal Gowa kelahiran Bekasi, 12 Februari 2009.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan Muhammadiyah Sulawesi Selatan, di antaranya Wakil Ketua PWM Sulsel KH Mawardi Pewangi, yang juga menjabat Wakil Rektor III Unismuh Makassar; Ketua BPH Unismuh Prof Gagaring Pagalung; Direktur Ponpes Darul Fallaah Dr Dahlan Lama Bawa; serta Ketua LP2PM PWM Sulsel KH Lukman Abdul Samad Lc.
Dalam sambutannya, Dahlan Lama Bawa menjelaskan bahwa tajuk “Mendulang Amal” dipilih untuk menggugah semangat wakaf dan sedekah umat. Ia memaparkan bahwa sejak pendiriannya tahun 2007, pembangunan Ponpes Darul Fallaah di Bissoloro, Gowa, sepenuhnya dibiayai dari infaq masyarakat. “Semua bangunan kami beri nama sesuai nama para donatur. Ini adalah bentuk amal jariyah yang kami abadikan,” ujarnya.
Salah satu upaya penggalangan dana dilakukan melalui lelang buku karya Dahlan sendiri berjudul “Jalan Lurus: Ponpes Darul Fallaah dalam Lintasan Sejarah.” Melalui lima kategori lelang, panitia berhasil menghimpun dana sebesar Rp45 juta dari target Rp50 juta untuk pembangunan Masjid Al-Aqabah di lingkungan pesantren.
Dalam tabligh akbar yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan, Ketua PW Hizbul Wathan Sulsel Ustadz Syahrir Radjab menyampaikan refleksi sejarah Muhammadiyah. Ia membandingkan perjuangan KH Ahmad Dahlan yang melelang perabot rumah untuk sekolah Muhammadiyah dengan upaya Dahlan Lama Bawa yang melelang bukunya untuk pembangunan masjid.
Wakil Rektor III Unismuh, Dr KH Mawardi Pewangi, dalam tausiyahnya mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits seputar pentingnya berinfak. Ia juga membagikan kisah inspiratif seorang ibu yang rutin menyisihkan gajinya untuk anak yatim dan masjid. “Ia berkata, saya bukan menyumbang, saya hanya menitipkan. Dan saya juga ingin menitip. Insya Allah, saya menjadi donatur tetap satu juta per bulan,” ungkap Mawardi.
Kegiatan wisuda dan tabligh akbar ini juga dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel Dr Mahmudah, Rektor Institut Aisyiyah Sulsel Dr Nurhayati Azis, Ketua PDM Gowa, serta Kepala Kemenag Gowa.