Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Meriah, Ini 5 Fakta Menarik di Aksi Lingkungan IIP BUMN Korwil D di Makassar!

×

Meriah, Ini 5 Fakta Menarik di Aksi Lingkungan IIP BUMN Korwil D di Makassar!

Share this article
AKSI LINGKUNGAN IIP BUMN. (Ist.)

KHITTAH.CO, MAKASSSAR – Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Koordinator Wilayah (Korwil) D sukses menggelar aksi edukasi lingkungan di Lapangan Bitowa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Selasa, 6 Agustus 2024. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat.

Kegiatan itu bertujuan untuk memperkuat literasi lingkungan dan semangat kolaborasi dalam pengelolaan sampah. 

Ketua Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Korwil D yang diwakili Popi Jarot Setyawan selaku Ketua PIKK PLN UIP3B Sulawesi, menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT yang memungkinkan semua pihak dapat berkumpul untuk bersama-sama menggelar kegiatan tersebut. Ia menyebut masalah lingkungan dan perubahan iklim merupakan tantangan besar saat ini yang harus dihadapi bersama.

Kegiatan dimulai dengan penandatanganan petisi kolaborasi penanganan sampah, dilanjutkan dengan berbagai aktivitas edukatif dan inspiratif. Klik Hijau turut serta dalam acara ini dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

Berikut 5 fakta menarik perihal kegiatan IIP BUMN Korwil D yang digelar di Kecamatan Manggala Kota Makassar:

Peserta didominasi perempuan

Selama kegiatan berjalan, peserta didominasi oleh perempuan. Hal ini tidak terlepas dari penyelenggara kegiatan yakni IIP BUMN Korwil D yang merupakan organisasi berbasis perempuan.

Keterlibatan perempuan dalam kegiatan itu dianggap relevan. Mengingat upaya penanganan sampah harus dimulai dari sumbernya salah satunya dari rumah tangga.

Perempuan memiliki akses dan peran strategis dalam mengubah perilaku penanganan sampah di rumah. Harapannya, kegiatan itu menambah wawasan dan pemahaman masyarakat dalam menangani sampah, khususnya ibu-ibu rumah tangga.

Konsep “Eco Event”

Panitia penyelenggara menerapkan konsep “eco event” dalam pagelaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya pembelajaran langsung bagi pelaksana event-event lainnya.

Semua sarana konsumsi yang disediakan panitia sangat diperhatikan, seperti minim penggunaan sarana plastik sekali pakai dan administrasi kegiatan yang sudah minim kertas atau “paperless”.

Konsep itu menarik perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penyelenggara kegiatan memperoleh penghargaan khusus sebagai penyelenggara kegiatan berbasis “eco event management”.

“Sebagai contoh, kepanitiaan menerapkan paperless atau minim penggunaan kertas. Mulai dari persuratan hingga item kegiatan lainnya sudah nihil kertas. Ini dimaksudkan agar kegiatan tidak menghabiskan banyak kertas sekaligus mengurangi timbunan sampah,” jelas Direktur Klip Hijau Anis Kurniawan.

Anis menambahkan, selama kegiatan berlangsung, panitia tidak menggunakan air minum kemasan. Jadi, semua peserta diminta membawa tumbler sendiri. Panitia menyiapkan air isi ulang di lokasi kegiatan.

“Adapun sampah yang terkumpul selama aksi bersih dilakukan, akan dipilah dan diserahkan langsung ke pihak bank sampah. Pada kegiatan ini, panitia gandeng Bank Sampah Kemuning untuk edukasi, pemilahan dan penimbangan sampah,” tambah dia.

Pembagian 1000 bibit pohon

Panitia menyiapkan 1000 bibit pohon lalu dibagikan gratis kepada peserta. Ragam jenis pohon produktif disiapkan dan dapat diambil sesuka peserta, yakni mangga, nangka, sirsak, ketapang kencana, pohon salam, dan pucuk merah.

Peserta yang hadir tampak antusias dengan adanya pembagian bibit. Sesi itu adalah upaya penyelenggara untuk mengedukasi warga tentang pentingnya menanam dan melestarikan tanaman.

Menyiram Eco Enzyme di TPA Tamangapa

Aksi menarik lainnya dalam kegiatan ini adalah penyiraman eco enzyme pada gunung sampah di TPA Tamangapa Antang.

Aksi tersebut merupakan upaya kecil untuk mengurangi dampak bau tak sedap dari TPA Tamangapa ke warga sekitar.

Seperti diketahui, TPA Tamangapa saat ini masih menggunakan skema open dumping dalam pengelolaan sampah. Model ini terbilang masih konvensional dan belum memenuhi target penanganan sampah yang diharapkan.

Area Kegiatan Bebas Sampah 

Monitoring yang dilakukan panitia dan tim assessment menunjukkan tidak adanya sampah berserakan di lapangan beberapa jam setelah kegiatan. Ini bukti betapa kegiatan berlangsung sesuai komitmen awal zero waste.

Panitia juga dinilai berhasil mengajak segenap peserta untuk ikut serta dalam penanganan sampah. Tanggung jawab penanganan sampah tidak lagi berpusat pada pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat. (Rls)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply