KHITTAH.CO, LUWU UTARA- Dakwah Muhammadiyah di Luwu Utara tidak mudah. Meski begitu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) masih terus punya asa dan karsa untuk menggerakkan cabang dan ranting. Pesan K.H. Ahmad Dahlan untuk terus bergerak selalu menjadi pendorong.
Ketua PDM Misbah menyampaikan hal itu saat dirinya membawakan sambutan dalam acara Pengukuhan dan Peneguhan Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor) Majelis Lembaga dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Luwu Utara. Agenda itu dihelat pada Sabtu, 11 November 2023 di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Balebo.
Lebih lanjut, Ia mengibaratkan, hidupnya organisasi dari cabang dan ranting diibaratkan sebagai pohon yang harus selalu tumbuh. Akar rumput, cabang, dan ranting harus selalu disirami, diberi pupuk, tetapi juga harus selalu berbuah.
Karena itu, ia menekankan, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah. Di manapun berada, Persyarikatan ini harus berdakwah. “Kita jangan sebaliknya. Jangan menjadi golongan yang justru mematahkan dakwah,” tegas dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan, sebagai anggota Muhammadiyah, harus selalu siap berkorban harta, waktu, dan tenaga. Itulah yang membuat Persyarikatan bisa eksis hingga usia dua abad seperti kini.
Dalam sambutannya, Misbah juga memastikan, Muhammadiyah akan senantiasa bersama pemrintah membangun Luwu Utara. “Pemerintah akan senantiasa membantu Muhammadiyah Luwu Utara, begitun sebaliknya. Alhamdulillah, saat ini tengah dibangun rumah susun di pesantren yang merupakan bantuan pemerintah,” ungkap dia.
Menanggapi Ketua PDM, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani memberikan motivasi. Ia menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi yang komplit. “Rasa-rasanya seperti di pemerintahan. Saya menyaksikan tadi pimpinam yang dilantik, ada anggota dewan, ada kepala dinas, ada korwil, ada kepala sekolah, ada kepala desa, 99.9% saya kenal semua,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Ia juga menekankan, sinergitas antar pengurus. Ia mengingatkan peristiwa Perang Uhud yang membuat pasangan Rasulullah kalah. Kekalahan itu karena pasukan itu lalai dengan perintah pemimpin pasukan.
“Di dunia ini, sibuk itu hamya alasan, apalagi sekarang ini, kita di mudahkan dengan teknolgi. Kalau kita tidak bisa ketemu langsung, bisa lewat online. Maka tidak alasan untuk tidak aktif di Muhammdiyah,” lanjut Indah dengan tegas disambut tepuk tangan.
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wialyah Muhammadiyah Sulsel, Pantja Nur Wahidin mendorong konsolidasi organisasi harus terus berlanjut. “Kita harus sering-sering berkumpul untuk silaturahmi dan bersama-sama memirkirkan program Muhammadiyah,” ajak dia.
Pantja juga mengingatkan, Muhammadiyah adalah organisasi yang hierarkis dan sistematis. Dengan begitu, program kerja Persyarikatan didistribusikan ke pimpinan wilayah hingga cabang dan ranting.
“Maksudnya apa itu? Pimpinan majelis dan lembaga harus senantiasa bersinergi untuk mewujudlan visi misi Muhammadiyah, yaitu menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” jelas dia.
Ia juga mengingatkan makna dari ikrar yang dibaca di setiap pelantikan, “Aku rela ber-Tuhankan Allah, rida beragama Islam, dan bernabikan Muhammad Saw.” Jika ikrar itu dihayati, kata Pantja, akan menjadi penggerak untuk terus mendakwahkan Islam melalui Muhammadiyah.
“Itulah yang menjadi doktrin pertama dalam menjalankan Persyarikatan sehingga Muhammadiyah bisa survive hingga 111 tahun seperti sekarang ini. Kita hanya kejar rida Allah,” tegas Pantja.
Laporan dari Muhammad Sabar