KHITTAH.CO, MAKASSAR – Milad ke-59 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi momentum merefeksikan masa lalu, dan menyongsong masa depan.
Peringatan milad berlangsung secara khidmat di Balai Sidang Muktamar Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Senin 20 Juni 2022.
Acara diawali dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Pelaksana Harian Rektor Unismuh Makassar Dr Abd Rakhim Nanda dengan 107 Kepala SMA/SMK/MA se-Sulsel.
MoA tersebut terkait dengan pelaksanaan Catur Dharma Perguruan Tinggi, yakni di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, serta pengkajian dan pengamalan AL-Islam Kemuhammadiyahan.
Kerjasama ini juga merupakan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dimana dosen dan mahasiswa dapat terjun ke sekolah berkolaborasi untuk penelitian tindakan kelas, magang, proyek kemanusiaan, dan aktivitas lainnya.
Sejarah Unismuh
Dalam laporan Pelaksana Harian (Plh) Rektor Unismuh Dr Abd Rakhim Nanda, kampus ini berdiri pada tanggal 19 Juni 1963.
“Pendirian Unismuh Makassar merupakan salah satu keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan & Tenggara ke 21, yang berlangsung di Bantaeng,” ujar Rakhim Nanda.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara, lanjutnya, menerbitkan Surat Keputusan Nomor: E-61098 tertanggal 22 Jum Akhir 1394 H/12 Juli 1963 M, sebagai surat pernyataan resmi berdirinya Universitas Muhammadiyah Makassar yang melepaskan diri –dari satusnya– sebagai Cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta.
“Dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangannya, Unismuh mengalami pasang surut. Awalnya menempati sebuah gedung di jalan Ranggong Dg. Romo. Kemudian berkembang di Jalan Mappaouddang, yang merupakan pemberian hak Pakai dari sebuah Yayasan Pendidikan,” jelas Wakil Rektor I Unismuh Makassar ini.
Ia melanjutkan, barulah pada 1985, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah membebaskan lahan seluas 6 hektar di Jalan Sultan Alauddin secara bertahap. “Di lokasi inilah pembangunan kampus dilakukan secara bertahap hingga saat ini,” kata Rakhim Nanda.
Perkembangan Unismuh
Unismuh terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang menggembirakan. Secara berturut turut berdiri Fakultas Keguruan dan Ilmui Pendidikan (FKIP), Fakultas Agama Islam (FAI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian.
“Tahun 2008, didirikan Fakultas Kedokteran dengan Prodi Pendidikan Dokter disusul Prodi Profesi Dokter. Lalu 2018 dilakukan penggabungan Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan, serta pembukaan Prodi Farmasi, dan jadilah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,” jelas Rakhim Nanda.
Sejak 30 Agustus 2014, Unismuh telah terdaftar sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang terakreditasi Institusi B. Selama 59 tahun, Unismuh telah meluluskan alumni sebanyak 68.307 orang.
“Saat ini Unismuh telah membuka 50 program studi, yang terdiri dari 2 prodi D3, 35 prodi S1, 8 prodi S2, 2 prodi S3, dan 2 pendidikan profesi,” katanya.
Deretan Prestasi
Akreditasi 50 prodi tersebut cukup menggembirakan. Saat ini, ada 1 prodi telah meraih akreditasi Unggul, 14 prodi terakreditasi A. Selain itu, ada 7 prodi telah meraih akreditasi Baik Sekali, dan 17 prodi raih akreditasi B. Akreditasi Baik 7 prodi, dan akreditasi minimum untuk 3 prodi baru.
“Masih ada 1 akreditasi C, namun saat ini sudah dalam proses reakreditasi,” ujar Rakhim Nanda.
Ia juga menjelaskan sejumlah prestasi Unismuh dalam memperoleh Program Hibah dari Kemendikbud-Ristek-Dikti. Beberapa hibah tersebut antara lain, hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kampus Mengajar, Dosen Magang, Dosen Pendamping MBKM, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Pada tahun 2022, sambung Rakhim, Unismuh memperoleh dana hibah penelitian dan pengabdian sebanyak Rp. 2.520.661.000 (dua milyar lima ratus dua puluh juta enam ratus enam puluh satu ribu rupiah).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Setiawan Aswan PhD juga hadir memberikan Orasi Ilmiah. Hadir pula Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, dan Asisten Bidang Kesra Pemprov Sulsel Dr Jayadi Nas.
(Rls)