Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Momentum 2 Mei 2025 dan Kesadaran Kolektif Muhammadiyah

×

Momentum 2 Mei 2025 dan Kesadaran Kolektif Muhammadiyah

Share this article

Oleh: Abdul Muttalib*

KHITTAH. CO – Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei menjadi momentum penting untuk merefleksikan hubungan erat antara pendidikan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Pendidikan yang berkualitas sejatinya adalah fondasi utama dalam mencetak sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berkontribusi nyata terhadap kemajuan ekonomi bangsa.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan. Output pendidikan yang dihasilkan belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri, sehingga daya saing lulusan sering kali kurang optimal. Program-program seperti pendidikan vokasi dengan pendekatan link and match dan Teaching Factory (TEFA) merupakan langkah positif untuk menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan ekonomi riil, tetapi implementasinya harus terus diperkuat agar benar-benar menghasilkan tenaga kerja yang produktif dan siap pakai.

Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga menjadi faktor penghambat kemajuan pendidikan. Pendidikan yang berkualitas sering kali memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tanpa dukungan ekonomi yang memadai, akses terhadap pendidikan bermutu sulit diwujudkan. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi yang inklusif dan pemerataan kesejahteraan menjadi kunci agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Selain itu, kejujuran dan integritas pengelola negara sangat menentukan keberhasilan pembangunan pendidikan dan ekonomi. Korupsi dan penyalahgunaan anggaran pendidikan akan merusak kepercayaan publik dan menghambat peningkatan kualitas pendidikan. Oleh sebab itu, pengelolaan sumber daya pendidikan harus transparan dan akuntabel agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.

Mengutip filosofi Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional, pendidikan harus mampu menuntun potensi anak bangsa agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat. Hari Pendidikan Nasional adalah pengingat bagi kita semua bahwa kemajuan ekonomi dan pendidikan adalah dua sisi mata uang yang saling mendukung dan harus dijaga bersama demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Ki Hajar Dewantara menegaskan, “Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”.

Terapan Kesimbangan Pendidikan di Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki kiprah dan peran yang sangat strategis dalam mengawal kualitas pendidikan di Indonesia. Sejak berdirinya pada tahun 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen untuk membangun sistem pendidikan modern yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan nilai-nilai Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Organisasi ini meyakini bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa dan rahmat bagi kehidupan manusia jika disampaikan secara modern dan inklusif.

Muhammadiyah telah mendirikan ribuan lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan fokus tidak hanya pada aspek akademik tetapi juga pendidikan karakter, moral, dan etika. Sistem pendidikan Muhammadiyah menekankan keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum serta menyiapkan peserta didik agar siap menghadapi tantangan dunia kerja melalui program pelatihan keterampilan, magang, dan kerjasama dengan dunia usaha.

Selain itu, Muhammadiyah aktif mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman dan mengadopsi teknologi pendidikan modern, seperti platform e-learning dan pusat pembelajaran digital, untuk memperluas akses pendidikan, terutama di daerah terpencil. Organisasi ini juga menyediakan program beasiswa dan bantuan pendidikan bagi siswa kurang mampu, sehingga pendidikan berkualitas dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa diskriminasi sosial maupun ekonomi.

Pendidikan Muhammadiyah di Daerah Terpencil

Dalam konteks yang lebih luas, Muhammadiyah tidak hanya berperan di bidang pendidikan, tetapi juga mengelola sumber daya ekonomi melalui lembaga ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah) yang menjadi sumber pendanaan amal usaha pendidikan dan sosial lainnya. Hal ini menunjukkan integrasi antara pengembangan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi dalam visi Muhammadiyah untuk menciptakan generasi yang berpengetahuan, berakhlak mulia, dan mandiri secara ekonomi.

Dengan peran tersebut, Muhammadiyah telah menjadi salah satu pilar utama dalam sistem pendidikan nasional, berkontribusi signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun karakter generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan global dengan integritas dan kompetensi tinggi.

Hubungan antara pendidikan dan ekonomi dapat diperkuat melalui beberapa langkah berikut: Peningkatan kualitas pendidikan dengan menyesuaikan kurikulum agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri, sehingga lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dan siap pakai. Program pendidikan vokasi dan pendekatan link and match sangat penting untuk menyelaraskan pendidikan dengan ekonomi riil.

Investasi yang proporsional dan tepat sasaran oleh pemerintah dalam sektor pendidikan, termasuk perluasan akses pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan inovatif, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan keterampilan praktis dan kewirausahaan dalam pendidikan untuk mendorong inovasi, penciptaan lapangan kerja baru, dan pertumbuhan ekonomi lokal. Pendidikan yang menumbuhkan kreativitas, kepemimpinan, dan kerja sama tim juga berkontribusi pada ekonomi yang dinamis.

Keterlibatan masyarakat dan sektor swasta dalam mendukung pendidikan melalui program pelatihan, magang, dan kerjasama dengan dunia usaha, serta partisipasi aktif dalam gerakan sadar pendidikan untuk memperkuat hubungan timbal balik antara pendidikan dan ekonomi.

Pengelolaan sumber daya pendidikan yang transparan dan akuntabel untuk memastikan dana pendidikan digunakan secara efektif, menghindari korupsi, dan meningkatkan kepercayaan publik sehingga investasi pendidikan memberikan hasil optimal bagi pembangunan ekonomi.

Dengan memperkuat hubungan ini, pendidikan tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tetapi juga menciptakan lingkaran pertumbuhan positif antara pendidikan dan ekonomi yang berkelanjutan demi kemajuan bangsa.

Manara Iqra Lt.7 . Wassalam

*Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply

Opini

Oleh : Dzanur Roin (Guru SD Muhammadiyah 12…