Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Muhammadiyah Sang Pencerah dalam Kehidupan Bangsa

×

Muhammadiyah Sang Pencerah dalam Kehidupan Bangsa

Share this article

Oleh : Intan Choiril Meita Amanda*

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan dan tujuan yang menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan individu maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut, Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengakatalisasikan Agama Islam rahmatan lil-‘alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

laporan dari KH. Ahmad Dahlan untuk organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangan dan dakwah untuk menegakan amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imran:104, dan surat Al-Ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid. Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai hasil konkret pelajaran dan pendalaman ( tadabbur ) pada Al-Qur’an Karim.

Faktor-faktor yang sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, selain itu faktor-faktor berikutnya bisa dijadikan sebagai faktor penunjang atau faktor perangsang semata. Dengan ketelitiannya yang benar-benar cukup di setiap-tiap-tiap membahas ayat-ayat Al-Qur’an, terutama waktu meneliti surat Ali Imran ayat 104, maka akhirnya lahirlah amalan konkret, yaitu lahirnya persyarikatan Muhammadiyah.

Milad ke-109 tahun Muhammadiyah mengusung tema “Optimis Hadapi Covid-19 : Menebar Nilai Utama”. Sebagai muslim sikap optimis menjadi bagian dari kebahagiaan seseorang kepada Allah Swt, Sang Pemilik alam semesta. Semoga dengan sikap optimis, warga Muhammadiyah bisa terus menebar nilai-nilai kebaikan sampai dengan akhir dari pandemi ini.

 

Milad ke-109 Muhammadiyah tahun ini masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19 . Dunia tidak menyangka akan adanya virus yang mematikan, yang sampai tanggal 18 November 2021 telah memapar lebih dari 254 juta orang dan meninggal 5.125.266 orang di dunia, di Indonesia terdapat 4.251.423 paparan positif dan meninggal 143.683 jiwa, yang berdampak buruk di dunia kesehatan, sosial, ekonomi, dan kejiwaan yang luar biasa berat.

Kehidupan selama dua tahun berjalan tidak normal dengan usaha penanggulangan yang tidak mudah. Alhamdulillah kondisi Covid-19 di negeri ini mulai melandai dibandingkan negara lain. Indonesia termasuk negara yang berhasil menekan kasus Covid hingga 7% di bawah rata-rata dunia yang masih sebesar 23,84%. Keberhasilan tersebut buah dari kesungguhan pemerintah dan peran kekuatan-kekuatan masyarakat antara lain Muhammadiyah yang sejak awal konsisten bergerak gigih menangani pandemi.

Pandemi Covid-19 memberi pelajaran berharga ( ‘ibrah, i’tibār ) tentang pentingnya menjaga atau memelihara kehidupan. Kehidupan yang menyangkut jiwa-raga ( hifi al-nafs ), akal ( hifi al-‘aql ), harta ( hifi al-māl ), dan keturunan ( hifi al-nasl ) dengan segala relasinya harus dijaga penuh pertanggung jawaban dalam satu kesatuan di bawah pondasi hidup beragama ( hifi al-dn ) sebagaimana mestinya menjadi tujuan syariat Islam ( maqāṣidu al-syarī’ah ). Tujuan khusus syariat tersebut menurut Imam Al-Ghazali terhubung dengan tercapainya kemaslahatan umum ( al-maslahāt al-‘āmāt ).

Bangsa Indonesia harus bangkit dari pandemi dan sigap menyelesaikan masalah-masalah negeri. Indonesia memiliki potensi dan peluang yang positif untuk bangkit dari pandemi dan menyelesaikan masalah negeri. Kecintaan, kebersamaan, dan pengkhidmatan berbagai komponen bangsa terus tumbuh dengan baik, sebagaimana ditunjukkan Muhammadiyah dan umat Islam maupun keagamaan dan kebangsaan yang lain. Banyak potensi anak negeri yang hebat dan berprestasi di dalam negeri maupun. Kekayaan alam dan budaya Indonesia kebaikan kaya sebagai anugerah Tuhan.

Khusus dalam menghadapi Covid-19 , sikap optimistik disertai dengan usaha-usaha yang maksimal penting untuk terus dilakukan agar Indonesia dapat mengatasi wabah ini dengan langkah-langkah yang terencana. Segala kebijakan dan ikhtiar kolektif harus dilakukan secara simultan dan perencanaan ke depan yang matang. Termasuk dalam melakukan pemulihan dan penanganan dampak yang diakibatkan oleh pandemi selama dua tahun ini. Ikhtiar yang bersifat rasional-ilmiah dan spiritual-rohaniah harus terus dilakukan sebagai jalan jihad untuk memulai pandemi ini.

Muhammadiyah dalam bidang pengembangan Milad ke-109 terus bergerak dinamis dalam membangkitkan para anggota dan seluruh institusinya agar mampu melakukan langkah-langkah perubahan yang mendorong usaha-usaha strategis dan melahirkan pusat-pusat keunggulan serta memperluas jelajah perjuangan persyarikatan menuju Muhammadiyah berkemajuan di berbagai dan ranah kehidupan. Jadikan momentum terbaik ini sebagai pintu mengembangkan dakwah, tajdid, dan ijtihad kolektif guna mendorong semangat al-tagyīr (perubahan), al-tanwīr (pencerahan), dan altaqaddum (kemajuan) untuk membangun Muhammadiyah yang unggul berkemajuan di ranah lokal, nasional, dan global .

 

*Mahasiswa S1 Kebidanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply