KHITTAH.CO, MAKASSAR – Innalillahi wa Innailaihi Rojiun, kabar duka kembali menyelimuti warga Muhammadiyah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Mantan Ketua DPD IMM Sulsel, Muslimin Hasbullah telah menghadap ke haribaan ilahi, Ahad, 13 Oktober 2024, pukul 02.35 WITA di RS Ibnu Sina karena sakit.
Almarhum meninggal di usia 45 tahun. Ia meninggalkan seorang istri bernama Rostina Mansyur dan dua orang anak yang berduka atas kepergiannya.
Pria kelahiran 1979 ini telah mendedikasikan hidupnya sebagai aktivis Muhammadiyah. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD IMM Sulsel pada periode 2003-2005.
Sepak Terjang Muslimin Saat Jabat Ketua DPD IMM Sulsel
Saat menjabat Ketua, Muslimin dikenal sebagai kader partisipatif. Ia tak segan meninggalkan kepentingan pribadinya demi mengikuti kegiatan IMM yang telah disiapkan oleh struktural dibawahnya.
Hal itu diungkapkan oleh Kaharuddin, Sekretaris DPD IMM Sulsel yang mendampingi Muslimin selama berpimpinan.
“Muslimin Hisbullah adalah ketua IMM yang terpilih di Musyda Palopo. Kepemimpinan beliau sejak awal hingga akhir periode membuat kepemimpinan IMM itu lebih hidup, mengayomi tingkat struktur, mulai dari cabang hingga ke Komisariat. Beliau punya prinsip, kepentingan IMM itu adalah kepentingan umat, sehingga beliau selalu mendahulukan IMM dibandingkan dengan urusan personal,” ujar Kahar saat dikonfirmasi via WhatsApp.
“Bahkan beberapa kali beliau membatalkan pribadinya untuk mengikuti atau mengisi agenda-agenda yang sudah disiapkan oleh Pimpinan Cabang IMM,” imbuh dia.
Satu hal yang sangat penting bagi Muslimin, kata Kahar, adalah keberlangsungan pengkaderan IMM, baik formal maupun informal. Menurut dia, Muslimin tak pernah absen menyampaikan ide dan gagasannya pada tiap pengkaderan kala itu.
“Salah satu hal yang menurut beliau sangat penting adalah pengkaderan, waktu kami sama-sama di Pimpinan Cabang IMM Kota Makassar, beliau menjabat ketua dan saya adalah Ketua Bidang Kadernya. Beliau selalu menjelaskan konsep-konsep pengkaderan supaya diimplementasikan oleh kami semua saat menjalankannya,” papar dia.
Saat berpimpinan di level DPD pun masih sama. Namun, Kahar menyadari jika DPD memiliki tupoksi sebagai pimpinan perumus dan pengawas kebijakan untuk level cabang.
Karena itu, selain mendaulat Muslimin sebagai narasumber di pengkaderan, ia juga kerap mengutarakan sejumlah permasalahan dari pimpinan dibawahnya agar dibuatkan kebijakan. Sehingga, kepemimpinan Muslimin dan koleganya di DPD IMM Sulsel kala itu sangat terasa hingga ke ‘akar rumput’.
Selain itu, Muslimin juga tak pernah absen menghadiri agenda Pimpinan Cabang di berbagai daerah.
“Di semua agenda-agenda kepemimpinan, baik pengkaderan atau organisasi, termasuk rakerpim, pleno ataupun Rakor pada dua wilayah, pernah sampai kita harus carter mobil untuk perjalanan, beliau selalu hadir, dan menyampaikan keinginannya pada setiap agenda itu,” tutur dia.
“Sehingga menurut kami, kepedulian menjadi tak terpisahkan dari dirinya selama kami menjalani kepemimpinan bersama-sama,” tandas Kahar.
Disisi lain, Muslimin juga pernah berkiprah sebagai Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan saat Syaharuddin Alrif sebagai nakhoda. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat PWM Sulsel pada periode pertama Ambo Asse.
Pjs Walkot Makassar Kenang Muslimin Sebagai Pejuang Kelompok Rentan
Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis memimpin upacara pelepasan jenazah Muslimin Hasbullah di kediamannya. Seperti diketahui, hingga akhir hayatnya, Muslimin menjabat sebagai Kepala UPTD PPA Kota Makassar.
Di tempat itu, Arwin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi Muslimin kepada warga Kota Makassar. Menurut dia, Muslimin adalah sosok pejuang bagi kelompok rentan, khususnya perempuan.
“Jasa dan kinerja yang telah ditunjukkan almarhum begitu lekat di hati jajaran Pemkot Makassar. Beliau adalah pejuang yang konsisten terhadap kelompok rentan,” kata Arwin.
Karena itu, ia menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya atas jasa dan dedikasi Muslimin selama ini. Mewakili jajaran Pemkot Makassar, Arwin merasa kehilangan dan duka yang mendalam atas kepergian Muslimin.
Ia juga meminta kepada semua orang yang pernah bersinggungan dengan Muslimin agar memaafkannya jika ada perilaku keliru selama hidup, baik yang disengaja ataupun tidak.
“Semoga dengan maaf teman-teman sekalian dapat melapangkan kuburnya, dimudahkan jalannya menuju Rabb-nya,” tutur Arwin.