KHITTAH.CO, Jakarta– Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa terdapat 2 capaian penting dari Eco Bhinneka, yakni kerja sama antar-iman (inter-faith cooperation) dan pelibatan generasi muda.
“Ketika banyak orang berbicara inter-faith dialog, Eco Bhinneka berani melangkah ke apa yang disebut inter-faith cooperation. Kerjasama antar-iman menjadi realitas, di mana orang beragama tidak hanya berdialog, tapi bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan bersama,” ungkap dia.
Menurut Mu’ti, Eco Bhinneka juga sukses membuat gerakan membumi (on the ground) yang berdampak .
Gerakan itu dengan melibatkan generasi muda, baik Nasyiatul ‘Aisyiyah (Nasyiah), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), maupun organisasi kepemudaan mitra, seperti Fatayat NU.
“Saya kira ini bagian dari bagaimana umat beragama memberi contoh, bahwa sesungguhnya terdapat lebih banyak hal baik, dan praktik baik di lapangan, bahwa hubungan antar agama di Indonesia itu rukun dan baik, Eco Bhinneka menjadi contoh gerakan nyata,” kata Mu’ti.
“Indonesia yang damai adalah dambaan kita, dan alam Indonesia yang lestari itu harus jadi bagian komitmen kita bersama, sebagai bentuk keteguhan kita dalam menjalankan agama masing-masing.” pungkas dia.
Hal itu disampaikan Mu’ti saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dihelat Eco Bhinneka dan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah.
Acara yang bertajuk “Pelestarian Lingkungan dalam Bingkai Keberagaman” itu dihelat pada Jumat, 9 Juni 2023 di Aula Lantai 1 Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta itu.
Sarasehan Pembelajaran Baik dari Program Eco Bhinneka
Setelah peluncuran buku dan seminar, acara dilanjutkan dengan Sarasehan yang dibuka oleh Mutiara Pasaribu selaku Country Coordinator JISRA Indonesia.
Mutiara menyampaikan apresiasinya karena Muhammadiyah dengan cerdas mengintegrasikan isu kerukunan dengan isu lingkungan.
Menurut dia, di Indonesia belum ada program interfaith yang dikolaborasikan dengan kerja-kerja lingkungan.
“Dengan pendekatan lingkungan ini, Muhammadiyah mengemas upaya merawat kerukunan menjadi hal yang mudah dicerna bagi masyarakat umum,” kata dia.
“Karena semua agama, kepercayaan, mengajarkan hal-hal yang baik, salah satunya bagaimana kita menghargai ciptaan Tuhan dan menjaga merawat bumi,” imbuh Mutiara.
Ia juga berharap, acara ini menjadi pintu masuk bagi umat beragama untuk mempererat ikatan persaudaraan dengan saling berinteraksi antar kelompok agama yang berbeda dalam menjaga lingkungan.
Di Sarasehan ini, para pelaksana program Eco Bhinneka terdiri atas 4 area, yaitu: Pontianak (Kalimantan Barat), Ternate (Maluku Utara), Surakarta (Jawa Tengah), dan Banyuwangi (Jawa Timur).
Mereka menyampaikan pembelajaran baik dan memamerkan keberhasilan dari pelaksanaan Eco Bhinneka di masing-masing daerah.
Para pegiat lingkungan dari lintas agama yang merupakan alumni Faith Inspired Changemaking Initiative (FICI) Masterclass 2022 juga hadir berbagi ide kreasi dalam pengelolaan sampah.
Ada juga produk daur ulang seperti tas, gelang, topi, wadah tisu, hingga anting dan kalung, serta ada juga praktik memilah sampah dan praktik membuat Eco Enzyme.
Kusen atau Kyai Cepu, seorang seniman, budayawan, sekaligus Anggota Lembaga Seni Budaya PP Muhammadiyah turut hadir memeriahkan acara ini. dengan
Ia menyuguhkan penampilan orasi dan membacakan karya puisi-nya yang bertajuk ‘Falsafah Lingkungan’.
Tidak hanya itu, menariknya, para pengunjung juga dapat menikmati keseruan berfoto-ria di photobooth 360. Peserta juga mendapatkan merchandise menarik.
(Rls)