Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Muhammadiyah

Mu’ti: Pandemi Bangkitkan Mu’tazilah, Qadariyah, dan Jabariyah

×

Mu’ti: Pandemi Bangkitkan Mu’tazilah, Qadariyah, dan Jabariyah

Share this article
Abdul Mu’ti

KHITTAH.co, JAKARTA- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof.  Abdul Mu’ti mengungkapkan, pandemi Covid-19 kembali memunculkan kelompok keagamaan yang sempat ada pada zaman klasik, yaitu Mu’tazilah, Jabariyah, dan Qadariyah.

Hal ini dapat dilihat pada umat Islam terkait reaksinya dalam melihat pandemi Covid-19 saat ini. “Ada yang mengatakan Covid ini adalah hukuman dari Allah, sebagian mengatakan ini adalah musibah, sebagian mengatakan ini adalah bagian dari peristiwa alam biasa,” ungkap Mu’ti dalam forum virtual UM Gresik, Senin 2 Agustus 2021.

Lanjut Mu’ti, cara menyikapi Covid-19 yang juga sangat beragam ini mengingatkan  pada wacana klasik tentang perdebatan-perdebatan teologi Islam, seperti antara Mu’tazilah, Jabariyah, dan kelompok Ahlusunnah.

Mu’ti menjelaskan, kelompok Jabariyah berpandangan fatalistik. Kelompok ini pasrah terhadap keadaan, menganggap sudah ketentuan Allah, namun juga enggan berikhtiar. Ada juga yang berpendapat bahwa pandemi ini murni karena ulah manusia, dan ini mengingat pada cara pandang Mu’tazilah dan Qadariyah.

“Ada jugakelompok Ahlusunnah yang berpendapat bahwa semua yang terjadi ini memang atas kehendak Allah tetapi manusia berkewajiban untuk berikhtiar, berusaha bagaimana bisa mendapatkan takdir Allah yang terbaik,” terang Mu’ti.

Lebih lanjut, Mu’ti menerangkan, menurut kelompok Ahlusunnah, qadha dan qadar Allah berlaku bagi manusia, sehingga manusia harus menerima takdir itu.

Atas munculnya lagi cara pandang seperti zaman klasik ini, Prof. Mu’ti mengingatkan warga Persyarikatan untuk tetap berpegang teguh pada paham keagamaan Muhammadiyah.

“Jangan sampai kita malah jatuh dalam hoaks ataupun pandangan lain yang menyimpang atau menyalahkan keadaan,” ungkap Mu’ti.

Mu’ti menegaskan, Muhammadiyah berada pada posisi yang memandang bahwa pandemi ini adalah bagian dari musibah, bagian dari ujian Allah yang memang  tidak bisa ditolak. Muhammadiyah juga berpandangan pandemi ini nyata bukan takhayul.

Selain itu, menurut Mu’ti, pandemi ini sebenarnya adalah bagian dari cara Allah  untuk meningkatkan kemuliaan dan ketinggian martabat kita sebagai bangsa dan kemudian menguji kekuatan iman kita.
“Pandemi ini adalah ujian keimanan bagi kita semua. Tapi ini juga bagian dari ujian yang kalau kita mampu melaluinya maka kita akan tampil dan bangkit sebagai umat dan bangsa yang bermartabat. Karena dengan musibah pandemi ini, kita melakukan riset-riset, penelitian-penelitian, dan kemudian bisa memberikan yang terbaik untuk layanan kemanusiaan,” tutup Mu’ti.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply