KHITTAH.CO, Makassar- Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, KH Jalaluddin Sanusi mengaku optimis dengan masa depan keterjihan di Sulawesi Selatan.
Pasalnya, pada Training of Trainer (TOT) Kader Tarjih Muhammadiyah Sulsel yang baru saja dihelat, pesertanya adalah para anak muda dengan kapasitas yang menggembirakan.
“Kemarin saya lihat hasil simulasi sidangnya, saya katakan, wah, hebat ini mereka, sudah bisa menarjih seperti ini, alhamdulillah, saya bersykur dan optimis kalau begitu kualitasnya,” kata Kiai Jalal.
TOT tersebut memang merupakan program utama dalam rangka pengembangan MTT ke depan. “Saya sangat optimis dengan masa depan Tarjih di Sulsel ini, apalagi karena PUTM kita hari ini,” kata dia.
Hal ini disampaikan Kiai Jalal saat dikunjungi oleh Tim Khittah di kediamannya, Ahad, 11 September 2022.
Menurut Kiai Jalal, PUTM ini boleh dikata sudah relatif berhasil. Apalagi mereka sudah tersebar di sejumlah daerah menjadi sumber daya pesantren Muhammadiyah dan Majelis Tarjih PDM.
Beberapa waktu lalu, di Khittah, Kiai Jalal pernah mengeluarkan pernyataan terkait krisis ulama di Sulsel.
Ketika hal ini konfirmasi kembali, ia mengaku hal itu masih berlaku. Hal ini karena sejumlah ulama senior memang perlahan sudah berpulang ke Rahmatullah.
Karena itulah, pihaknya mengupayakan kaderisasi ulama muda semaksimal mungkin. “Kehadiran PUTM hari ini dan alumni TOT kemarin memberikan harapan bagi kita. Apalagi saya lihat kemarin, semangat mereka luar biasa. Kita lihat nanti laporan mereka setelah kembali ke daerah,” ujar dia.
Kiai Jalal berharap, para alumni TOT terus meningkatkan kapasitas untuk dapat menjadi ulama tarjih yang mumpuni. Ia menekankan, seorang ulama tarjih harus bisa berijtihad.
“Dahulu, yang masuk ke PUTM itu, bahasa Arabnya masih lemah. Padahal kita mau mendidik mereka bisa baca kitab. Sekarang kita kerjasama dengan Ma’had Al Birr, jadi anak-anak digodok di situ dulu satu tahun untuk memperkuat bahasanya. Alhamdulillah, sekarang kita sudah bisa lihat peningkatannya,” tutur Kiai Jalal.
Tingkatakan Modal Tarjih
Ia menekankan, untuk dapat berijtihad, ulama Tarjih wajib menguasai Quran dan Sunah. Karena itu, bahasa wajib dikuasai, termasuk soal struktur dan kaidah bahasanya. Kemampuan bahasa Arab ini harus terus dilatih dengan terus membaca kitab.
Tidak hanya itu, Kiai Jalal juga menekankan, penguasaan ushul fiqih dan kaidah fikih. Hal yang tidak kalah penting adalah pengetahuan atau sains, terlebih ilmu terkait masalah yang akan ditarjihkan.
Ia menekankan, kemampuan-kemampuan tersebut wajib dimiliki dan terus dimaksimalkan. Ditambah dengan penguasaan manhaj tarjih dan produk-produknya.
“Saya melihat kemarin di masjid, ketika Ustaz Abbas bertanya, siapa yang sudah memiliki HPT jilid 3, saya tidak melihat banyak yang mengangkat tangan, padahal ini perangkat yang wajib dimiliki dan produk Majelis Tarjih yang monumental.”
Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 3 ini, menurut Kiai Jalal, merupakan pengembengan dari sejumlah putusan tarjih sebelumnya. “Di situ, banyak putusan yang mengalami perubahan setelah ditinjau kembali. Beberapa yang dulunya ketat, sekarang lebih longgar. Inilah kenapa perlu untuk membaca dan memiliki buku HPT 3 ini.”