Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Organisasi Sayap Dewan Masjid Indonesia Bela Din Syamsuddin

×

Organisasi Sayap Dewan Masjid Indonesia Bela Din Syamsuddin

Share this article
Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin

KHITTAH, JAKARTA – Salah satu organisasi sayap Dewan Masjid Indonesia (DMI), Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI, menyesalkan pelaporan yang dilakukan GAR Alumni ITB terhadap Din Syamsuddin.

Menurut Sekretaris Jenderal PRIMA DMI Abd. Haris Zainuddin, tuduhan terhadap Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, dan Mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI tersebut adalah stigma yang keji.

“Kami menyayangkan sikap GAR Alumni ITB yang asal lapor dengan tuduhan yang tidak mendasar lagi keji” pungkas alumni Pascasarjana Universitas Negeri Makassar ini kepada media di Jakarta, Sabtu (13/02).

PP PRIMA DMI menilai sikap kritis yang ditunjukkan oleh Din Syamsuddin terhadap kebijakan pemerintah adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin oleh Undang-Undang.

“Pak Din itu akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ilmuan politik lulusan PhD University of California, Los Angeles, tentu punya tanggung jawab sosial mengekspresikan pandangannya terhadap situasi sosial yang terjadi di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih jauh, Haris mengatakan bahwa tuduhan radikal yang dialamatkan oleh GAR Alumni ITB kepada Din Syamsuddin merupakan sikap yang sangat hominem (argumentum ad hominem), sesat pikir.

“Sudah sejak tahun lalu mereka meminta Pak Din Syamsuddin diberhentikan dari anggota Majelis Wali Amanat ITB, tetapi tidak dikabulkan. Saat ini, mereka menyerang pribadi. Sebagai cendekiawan alumni perguruan tinggi, mengapa tidak mengajak Pak Din Syamsuddin dialog. Itu jauh lebih elegan” jelas pemuda asal Gowa, Sulawesi Selatan ini.

Ia berharap elemen anak bangsa tidak mudah saling menyalahkan, apalagi membangun stigma islamophobia dan menuduh orang-orang yang berbeda pendapat dengan kelompok atau groupnya.

“Saya berharap semua orang menahan diri, jangan mudah menuduh dan membangun stigma islamophobia terhadap orang yang berbeda dengan kelompoknya. Kita masih punya banyak agenda kebangsaan dan keumatan yang harus diselesaikan, lebih baik energi dihabiskan kesana” tulis Haris kepada media.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply