Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Pelajar Hebat Berkarakter untuk Indonesia Raya: Refleksi Milad Ke-64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah

×

Pelajar Hebat Berkarakter untuk Indonesia Raya: Refleksi Milad Ke-64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Share this article

Oleh: Prof. Irwan Akib (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

KHITTAH. CO – Berselang empat hari sebleum Milad Ke-64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), PP IPM kerja sama dengan media kantor PP Muhammadiyah melakukan kegiatan Fortasi Akbar 2025 yang diikuti oleh Pelajar Muhammadiyah seluruh Indonesia melalui berbagai media online. Kegiatan ini dalam rangka menyambut Pelajar Muhammadiyah yang akan mengikuti Pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah seluruh Indonesia. Fortasi mengusung tema Pelajar Hebat: Berkarakter dan Berdampak. Sedangkan Milad ke-64 IPM menampilkan tema Karya Pelajar Untuk Indonesia Raya

Hebat menurut KBBI, artinya terlampau, amat sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan,dsb). Karakter artinya tabiat, sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, watak. Sedangkan dampak artinya pengaruh kuat yang mendatangkan akibat. Bila kedua tema tersebut dipertemukan bisa memberi makna bahwa pelajar Muhammadiyah dengan akhlakul karimah yang dimiliknya berkeinginan  memberikan pengaruh besar terhadap Indonesia Raya.

Bagi IPM, dalam menghadirkan karya tentu butuh proses yang dirancang sedemikian rupa sehingga para pelajar Muhammadiyah melalui pendidikan dapat menghasilkan karya-karya positif yang memberi makna bagi kemajuan bangsa, memberi makna yang berarti bagi Indonesia Raya. Hal ini sejalan dengan  bait kedua Mars IPM yaitu “Berjuang dengan sekuat tenaga// Tegakkan islam yang utama//Menjadi kader yang siap sedia//Untuk umat dan bangsa”.

Paling tidak ada 2 (dua) alasan IPM harus hadir sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, pertama bahwa gerak dakwah persyarikatan Muhammadiyah harus hadir di semua lini, di semua kalangan termasuk di kalangan remaja dan pelajar. Untuk itu, IPM hadir menjadi bagian tak terpisahkan dari Muhammadiyah untuk melakukan gerak dakwah di kalangan pelajar baik yang sedang menuntut ilmu di sekolah Muhammadiyah maupun pelajar yang bukan di sekolah Muhammadiyah dan kedua bahwa untuk kelangsungan dakwah persyarikatan, dibutuhkan kader yang akan melanjutkan cita dan perjuangan Muhammadiyah

Menurut data Badan Pusat Statisik (BPS) jumlah penduduk Indonesia rentang usia 5–9 sebanyak 21.984.600 jiwa, rentang usia 10 – 14 tahun sebanyak 22.037000, sedangkan rentang usia 15- 19 tahun sebanyak 22.116400 jiwa. Bila kita mengambil usia anak sekolah dari SD sampai SMA yaitu rentang usia (7 – 17/18) tahun. Jika diambil Sebagian anak SD kelas tinggi, usia SMP dan SMA jumlahnya pada kisaran 45 juta jiwa. Jumlah ini dapat menjadi lahan dakwah bagi IPM. Hal ini menunjukkan bahwa garapan dakwah IPM dari sisi kuantitatif sangat besar, Mereka inilah yang akan mengisi posisi-posisi penting ketika Indonesia memasuki tahun emas 2025.

Seiring dengan dinamika perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, tantangan dakwah di kalangan pelajar sedemikian besar. Dalam konteks kekinian hampir tidak ada lagi pelajar yang tidak memiliki gadget, dengan berbagai fiturnya, dan hampir semuanya memanfaatkan untuk media sosial. Penggunaan gadget dengan medsosnya sesungguhnya bisa berdampak positif bagi mereka apa bila digunakan secara baik dan bertanggung jawab. Namun demikian, sebagian besar justru menggunakannya untuk hal-hal yang tidak begitu memberi manfaat. Seperti seringnya muncul konten-konten hoaks, konten yang bersifat menghasut, menyebar fitnah. Selain itu, pengaruh kehidupan yang serba instan, hedon, juga melanda sebagian besar pelajar.  Untuk itulah dakwah di kalangan pelajar menjadi semakin penting dengan kompleksitas permasalahan yang dialami para pelajar.

Untuk menjalankan fungsi dakwah dan kaderisasi di kalangan pelajar, para kader IPM perlu membekali diri dan menata diri agar dakwah berjalan dengan baik, demikian pula proses kaderisasi bisa berjalan berkesinambungan. Peran sebagai subjek dakwah diharapkan tidak berbalik menjadi objek dakwah. Oleh karena itu perlu bekal dan kesiapan dengan baik.

Usia pelajar, masih dalam kategori rentan pada umumnya, belum stabil dalam menghadapi berbagai situasi, usia yang dalam posisi mencari jati dirinya. Oleh karena itu dibutuhkan kekuatan iman yang berlandaskan pada ajaran tauhid, pengesaan Allah. Iman yang terpatri dalam diri seseorang tidak begitu mudah terombang ambing oleh berbagai godaan dan ancaman.

Kita belajar dari sahabat Nabi Bilal bin Rabba dengan kekuatan iman yang dilandasi dengan ajaran tauhid tidak goyah oleh ancaman apa pun dalam mempertahankan ajaran tauhid yang dia yakini, Nabi Yusuf tidak tergoda oleh rayuan. Agar kader IPM dalam menjalankan misi dakwahnya tidak tergoda oleh berbagai rayuan apa pun bentuknya dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan yang mungkin menghadang.

Kekuatan iman yang berlandaskan ajaran tauhid bukan sekedar mengucapakan dua kalimat syahadat tetapi ajaran tauhid juga sekaligus menjadi daya dorong dalam melakukan aktivitas. Ismail Raji al-Faruqi mengemukakan bahwa tauhid memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Pemahaman yang mendalam tentang keesaan Allah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari membawa dampak yang signifikan, seperti penghormatan terhadap perbedaan, pemahaman moral yang kuat, motivasi untuk mencari tujuan hidup yang lebih tinggi dan kehidupan yang bertanggung jawab.

Ajaran tauhid mengajak manusia untuk hidup dalam kesadaran yang terus-menerus tentang kehadiran Allah dan bertanggung jawab atas tindakan dan pilihan hidupnya. Dengan memahami dan mengamalkan tauhid, manusia dapat menjalani kehidupan yang harmonis, bermakna, dan memberikan kontribusi positif bagi dirinya sendiri, masyarakat, dan dunia secara keseluruhan.

Sebagai pelajar, perlu memiliki kemampuan intelektual yang baik, keunggulan intelektual sekaligus menjadi cerminan bagi pelajar lainnya, bahwa beraktivitas di IPM tidak lalu mengabaikan prestasi akademik yang ditunjukkan dengan keunggulan intelektualnya. Keunggulan intelektual tidak semata memilik nilai akademik yang mumpuni tetapi juga mampu berpikir kritis dan berpikir kreatif. Ketajaman dalam berpikir dan menganalisis berbagai situasi dan permasalahan dapat mengantar pelajar untuk hadir memberi solusi atas permasalahan yang ada, baik masalah yang dihadapi secara internal maupun permasalahan sosial politik kebangsaan, sehingga dengan demikian mereka pada saatnya tampil sebagai pemimpin masa depan.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam kehidupan seorang pelajar adalah bagaimana dia tampil dengan perilaku keseharian. Kader IPM harus menjadi teladan dalam pergaulan keseharian, sehingga dengan demikian perlu memiliki keanggunan akhlak. Anggun dalam berkomunikasi, baik komunikasi secara langsung maupun berkomunikasi melalui media sosial. Dalam bertutur kata dan berprilaku dengan teman, sesama pelajar maupun dengan orang yang lebih dewasa, anggun dalam bersikap terhadap guru dan orang tua.

Kader IPM dengan memiliki tiga hal di atas, dapat tampil menghasilkan karya-karya terbaik. Karya nyata yang dihasilkan baik dalam bentuk karya yang bersifat material maupun yang bersifat non material, pada akhirnya memberi dampak positif terhadap Indonesia raya. Tentu juga berdampak pada lahirnya kader-kader yang akan menjadi pelanjut dan penyempurna amanah, amanah umat, amanah bangsa, dan amanah persyarikatan.

Selamat Milad ke-64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

Terus hadir memberikan karya-karya terbaiknya untuk Indonesia Raya

Hadirkan diri sebagai Kader IPM yang memiliki

Kekuatan Iman, Keunggulan Intelektual, Keanggunan Berakhlak dan Kesigapan Berkarya Nyata

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UMSI

Leave a Reply