KHITTAH.CO, Makassar – Dalam Pelantikan tujuh puluh tujuh pejabat baru Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel menyampaikan amanah. Amanah disampaikan Sekretaris PWM Prof Irwan Akib.
Ia menyampaikan empat pesan. Pertama, jabatan itu ada awal dan ada akhirnya. “Jadi saat dilantik menyiapkan diri berhenti pada saatnya. Jangan ada sindrom,” kata Irwan Akib.
Kedua, ia berpesan agar para pejabat yang dilantik menyadari bahwa mereka tidak berada di zona nyaman. “Jangan karena kursinya empuk, lupa berdiri dan bekerja. Ingat, Kaprodi kerjanya berpikir dan bekerja. Apalagi menjadi kaprodi di Pasca, tanpa sekretaris dan staf tata usaha,” ujarnya.
Ketiga, lanjut Guru Besar bidang Pendidikan Matematika itu, para pejabat juga mesti bekerja dengan meninggalkan legacy. “Meskipun masa jabatan singkat, namun ada sesuatu yang kita wariskan. Bekerjalah dengan tulus, keras, cerdas, dan tuntas,” tambahnya.
Terakhir, Irwan Akib berpesan agar para pejabat mampu bekerja dalam tim. “Bekerja koperatif, kolaboratif, dan tidak ada yang merasa paling hebat.
Pelantikan Pejabat Baru
Pejabat yang dilantik terdiri atas 2 Asisten Direktur Pascasarjana, 50 Ketua Prodi, 19 Sekretaris Prodi, 1 orang pengurus Badan Penjaminan Mutu (BPM), dan 5 orang pengurus Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA).
Prosesi pelantikan yang dipimpin Wakil Rektor I Unismuh Dr Abd Rakhim Nanda, digelar di Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah, Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Jumat, 29 Juli 2022.
Pelantikan ini dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Pimpinan Unismuh Makassar, Dekan se-Unismuh, Ketua Badan/Lembaga tingkat Universitas, dan keluarga pejabat yang dilantik.
Cegah Informasi Asimetris
Dalam sambutan pelantikan tersebut, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar Prof Dr Gagaring Pagalung menyampaikan bahwa Unismuh telah menerapkan manajemen yang baik, pada level top, middle, dan lower.
“Perlu satu koordinasi yang baik antara rektor, wakil rektor, dekan, direktur pasca sampai kepada dosen, perlu mendapatkan manajemen yang bagus,” tambah dia.
Namun, Gagaring mengingatkan, kerap terjadi informasi asimetris, dimana informasi dari level pimpinan atas, hanya sampai pada level menengah, seperti kepada dekan atau kaprodi, namun tidak diteruskan kepada dosen dan mahasiswa.
“Hal ini bisa menjadi problem, jika ada yang tidak menjalankan fungsinya. Apalagi kita menargetkan akreditasi Unggul,” ungkap Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Hasanuddin ini.
Selain menyiapkan akreditasi ‘Unggul’, Gagaring juga berharap agar beberapa prodi yang telah memenuhi kriteria, mulai mempersiapkan akreditasi internasional.
(Rls/ Fikar)