
KHITTAH.CO, BANTAENG – Pembukaan Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) Muhammadiyah Bantaeng berjalan khidmat di Loka, Kecamatan Ulu Ere, tepatnya di Aula UPT SMKN 4 Bantaeng, Sabtu, 22 Februari 2025. Forum evaluasi program PDM Bantaeng setengah periode itu bakal berlangsung hingga esok hari, Ahad, 23 Februari 2025.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Musypimda, Suardi Amran menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua unsur yang terlibat, mulai dari persiapan hingga terlaksananya pembukaan itu.
“Sejak awal kami berkomunikasi Kepala UPT SMKN 4 ini sangat terbuka, kita difasilitasi full. Termasuk juga Camat Ulu Ere, Polsek Ulu Ere, Kades Bonto Tannga dan Kades Bonto Daeng. Serta semua pihak yang telah memberi sumbangan pikiran dan materilnya kepada kami, Insyaallah berkah dan berpahala disisi Allah,” kata Suardi.
“Kita menyelenggarakan Musypimda di Ulu Ere, Loka ini, karena lokasinya dingin, ini sangat kondusif untuk kita yang baru saja lepas dari panas-panasan saat kontestasi Pileg, Pilpres dan Pilkada,” seloroh Suardi.
Menurut dia, jumlah kader di tempat itu terbilang cukup banyak. Sehingga, kehadiran Muhammadiyah secara formal menegaskan dukungan terhadap eksistensi dakwah kader-kader kepada masyarakat setempat.
Di Hadapan PWM, PDM Bantaeng Paparkan Ranting dan Cabang Baru
Gayung bersambut, Ketua PDM Bantaeng, Samsud Samad menyebut urgensi Musypimda sebagai ajang evaluasi sejumlah program yang telah dikerjakan dalam kurung waktu dua tahun. Hasil evaluasi itu, kata dia, menjadi penentu program itu harus dilanjutkan atau dikolaborasikan dengan pihak-pihak tertentu.
“Kita telah mencanangkan dan mengerjakan program, kita telah berbuat banyak dan bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Sehingga kita perlu mengukur, apakah program itu berjalan sesuai ekspektasi atau tidak. Jika ada hal yang perlu dikurangi, maka akan kita kurangi, termasuk juga jika ada yang harus dikolaborasikan, tentu akan kita lakukan,” ujar Samsud Samad.
Selain itu, dalam menjalankan program, Samsud Samad menekankan pentingnya Pimpinan Muhammadiyah bekerja dengan menampakkan identitas khusus. Identitas itu, kata dia, harus mengedepankan pola pikir yang maju.
“Setiap langkah perjuangan kader Muhammadiyah, baik di Ranting, Cabang, Majelis dan Lembaga harus menampakkan ciri khas dalam mengelola organisasi. Sehingga kita tidak jumud dan bisa mengeksplorasi banyak hal demi pengabdian untuk masyarakat,” jelas dia.
Samsud Samad mengungkap bahwa sejumlah kader, dalam mengembangkan Ranting dan Cabang, kadangkala menemukan banyak kendala di lapangan, termasuk urusan komunikasi dengan masyarakat. Meski begitu, kendala itu bisa diselesaikan dan Muhammadiyah Bantaeng berhasil mendirikan Ranting dan Cabang baru pada awal tahun 2025.
“Kadang ada kader kita yang mengeluh, susah berkomunikasi karena beda warna dengan mereka. Tetapi pola dakwah di Muhammadiyah penuh hikmah dan kebajikan, akhirnya kita bisa masuk dan bersinergi,” tutur dia.
“Kita sudah membentuk Cabang Ulu Ere dan Cabang Sinoa, serta ranting-ranting baru. Karena itu, semoga Musypimda kita ini melahirkan formulasi baru dan semangat kita juga ikut terbaharui. Sehingga program yang akan kita laksanakan bisa selangkah lebih maju dari sebelumnya,” tandas Samsud.
Ambo Asse Bangga Muhammadiyah Bantaeng Masif Bentuk Ranting-Cabang
Menanggapi Ketua PDM Bantaeng, Ambo Asse mengaku terharu dan bahagia dengan terbentuknya Pimpinan Ranting dan Cabang baru, termasuk Cabang Ulu Ere.
“Saya sangat senang mendengar paparan Ketua tentang pembentukan Ranting dan Cabang baru itu. Harapan kita, program prioritas kita bahwa di Sulawesi Selatan ini, setiap kecamatan ada Muhammadiyah, setiap desa dan kelurahan ada Ranting Muhammadiyah. Insyaallah kalau sudah ada Muhammadiyah di Kecamatan dan Desa, maka camat dan polsek tidak lagi pusing, karena yang diserukan Muhammadiyah itu kebaikan-kebaikan,” tutur Ambo.
Karena itu, ia menekankan kepada PDM Bantaeng agar fokus mengembangkan Ranting dan Cabang yang telah dibentuk tahun ini. Caranya, kata Ambo, menghidupkan Ranting dan Cabang bisa diawali dengan pengajian yang intens.
“Jadi ingat prioritas kita, semua kecamatan ada cabangnya, semua desa ada rantingnya. Kalau tidak ada kegiatan yang bisa kita lakukan, kita laksanakan pengajian saja dulu, kita membaca hadits, kita membaca ayat, mengkaji kitab. Jadi model dakwah Muhammadiyah saat pertama kali mendirikan ranting dan cabang, menggunakan metode dan pendekatan seperti Nabi Muhammad membina, jadi periode Makkah dan Madinah. Makkah itu fokus akidah dan akhlak, nanti setelah kuat keduanya baru perkuat ibadah, dilengkapi,” pinta dia.
“Tugas utamanya Muhammadiyah adalah mengajak umat ini melakukan kebaikan-kebaikan menurut agama Allah, dilakukan dengan sungguh-sungguh. Saya selalu bilang bahwa surga itu bisa kita wujudkan di dunia ini, bentuknya adalah kebahagiaan, keadilan, kesjahteraan dan kemakmuran,” tandas Ambo.