KHITTAH.CO, MAKASSAR – Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PD PM) Kota Makassar Awang Dermawan mendorong regenerasi dan revitalisasi kepemimpinan di tubuh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Makassar.
Ia berharap semangat ini mengemuka di Musyawarah Daerah ke-17 Muhammadiyah Kota Makassar yang akan berlangsung pada Sabtu–Ahad, 6– 7Mei 2023 di Hotel Aerotel Smile.
“Muhammadiyah Makassar membutuhkan kepemimpinan yang kuat, mampu beradaptasi, dan relevan dengan perkembangan zaman. Olehnya, kami melihat regenerasi kepemimpinan adalah hal yang wajib kita dorong di Musyda Muhammadiyah kali ini,” kata dia.
Hal itu ia sampaikan pada Sabtu 6 Mei 2023, sebelum pembukaan musyda yang berlangsung di Lapangan Karebosi dimulai.
Awang menjelaskan, tantangan Muhammadiyah di abad kedua mengharuskan setiap kepemimpinan Persyarikatan untuk melakukan transformasi strategi dakwah.
Hal itu diperlukan agar praktik dakwah Muhammadiyah lebih relevan dan mampu menjawab kebutuhan dan tantangan umat yang semakin kompleks.
“Jika spirit yang diusung di musyda kali ini adalah untuk memajukan umat dan daerah, maka agenda dakwah Islam berkemajuan perlu dikawal oleh kepemimpinan yang modern, inovatif, dan terbuka,” ujar dia.
Menurut Awang, ada tiga tugas utama yang mesti dituntaskan oleh kepemimpinan Muhammadiyah Makassar lima tahun mendatang.
Pertama, menggembirakan dakwah Muhammadiyah di tingkat cabang dan ranting. Agenda utama ini hanya mampu dilakukan jika infrastruktur Muhammadiyah kuat hingga ke tingkat akar rumput.
Maka konsolidasi organisasi hingga ke tingkat grass root menjadi hal pertama yang harus dilakukan oleh kepemimpinan mendatang. Setelah itu, didorong agar pengajian-pengajian lebih disemarakkan di masa mendatang,” kata Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Unhas ini.
Kedua, menguatkan peran Angkatan Muda Muhammadiyah sebagai ujung tombak dakwah persyarikatan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun sinergitas gerak dan melakukan pemberdayaan kader-kader AMM.
AMM dan Persyarikatan tak boleh lagi jalan sendiri-sendiri. Sebab, pimpinan Persyarikatan berkewajiban untuk mendukung semua agenda AMM sebagai agenda besar regenerasi. Pun juga halnya investasi SDM jangka panjang, misalnya pemberian beasiswa bagi kader AMM adalah hal yang sangat diperlukan untuk memastikan kepemimpinan yang kuat di masa mendatang,” jelas Awang.
Ketiga, revitalisasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Beragam persoalan selama ini antara lain, AUM yang tidak sejalan dengan spirit ideologi Muhammadiyah, kaidah AUM yang tidak dijalankan, pengelola yang tidak berasal dari kalangan kader, minimnya pemberdayaan AMM mengelola AUM, pengelolaan yang kurang profesional, AUM yang tidak terurus atau salah urus mesti segera dituntaskan.
Selain itu, kepemimpinan PDM mendatang juga mesti meningkatkan peran kemanusiaan dan kebangsaan Muhammadiyah dalam rangka menghadirkan kebaikan untuk semua umat manusia,” tutup Awang.