KHITTAH.CO, MAKASSAR – Penguatan kaderisasi menjadi fokus esensial Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2025 ini. Sebab, keanggotaan Pemuda Muhammadiyah selama ini lebih banyak bergantung dari transformasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
“Kita ingin membangun kemandirian sebagai bagian dari implementasi empat pilar Pemuda Muhammadiyah, dan itu kita mulai dengan penguatan kaderisasi,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Heriwawan, saat sambutan pada pembukaan Latihan Instruktur Pemuda Muhammadiyah, Ahad, 26 Januari 2025.
Bagi Heriwawan, jika PM Sulsel melakukan kaderisasi sendiri, kader unggul dan inovatif bisa dicetak secara terukur dan berkesinambungan.
“Kita ingin selaraskan antara kualitas dan juga kuantitas. Kuantitas juga penting untuk penguatan struktural. Selama ini kita tampak belum begitu kuat di akar rumput,” tukas dia.
Ketua PM yang juga Legislator di DPRD Provinsi Sulsel ini pun menegaskan bahwa kegiatan pelatihan instruktur menjadi langkah awal untuk giat kaderisasi yang akan dimassifkan selama dua tahun ke depan.
“Insya Allah satu kecamatan, satu baitul arqam. dengannya kita menargetkan bakal tercipta hingga 10.000 kader baru di Sulsel, yang murni lahir dari baitul arqam Pemuda Muhammadiyah,” tegas dia.
Gayung bersambut, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Najih Prastiyo menilai bahwa apa yang dirancang oleh PM Sulsel sudah tepat dan sungguh mulia, karena sejatinya pengkaderan adalah instrumen penting dalam penyelenggaraan dakwah Pemuda Muhammadiyah.
“Kaderisasi adalah bagian dari ideologisasi. Untuk itu, melalui misi kaderisasi yang akan diperkuat PM Sulsel, kita menaruh harapan hal esensial yang harus dikuatkan adalah internalisasi ideologi Muhammadiyah, baik dalam aspek pemahaman keagamaan maupun muamalat keduniawiyan. Kami juga berharap latihan Instruktur ini mampu menjadi setelan awal bagaimana PM Sulsel mampu berpikir tentang kaderisasi yang inklusif,” pesan Najih.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia, Arifuddin Abbas melaporkan sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan instruktur ini, baik dari unsur pimpinan wilayah dan daerah.
Selanjutnya, kegiatan akan dikelola oleh tim instruktur yang berjumlah tujuh orang. Kegiatan itu akan dihelat selama tiga hari, terhitung sejak 26 hingga 28 Januari 2025.
Kegiatan pembukaan sendiri dihadiri Pemprov Sulsel melalui kepala Kesbangpol, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Pantja Nur Wahidin, serta pimpinan ortom tingkat wilayah Sulsel. (Rls)