Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Perjalanan, Masa Depan, dan Muhammadiyah

×

Perjalanan, Masa Depan, dan Muhammadiyah

Share this article

Oleh: Dewinda Evarina Kusuma*

Banyak jalan menuju kesuksesan. Pendidikan merupakan salah satu jalan yang menurut banyak orang adalah jalur yang paling ampuh untuk menggapai puncak kesuksesan baik di dunia dan akhirat. Sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), keinginan untuk menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta bukan tanpa alasan. Melihat saudara sepupu yang mendapat beasiswa masuk PTN adalah faktor pendorong agar saya nantinya ketika menempuh pendidikan tinggi, Yogyakarta menjadi pilihan terbaik.

Beberapa tahun sebelumnya, saat di bangku Madrasah Aliyah, mendengar kata Muhammadiyah mungkin hanya dari televisi nasional ketika pengumuman sidang penentuan awal ramadhan dan penentuan hari raya idul fitri. Kala itu, saya mengira bahwa muhammadiyah hanyalah organisasi Islam yang ada di Indonesia.

Menurut pengetahuan saya saat ini, kekurangtahuan saya tentang Muhammadiyah waktu itu disebabkan oleh lingkungan tempat tinggal saya, yang hanya di isi orang-orang NU dan NW. Pada tahun 2020 pertengahan, saya lulus dari Madrasah Aliyah. Tentunya hal yang terbayang setelah dinyatakan lulus pada saat itu adalah Yogyakarta. Akan tetapi, kekurangtahuan akan kampus-kampus masih menjadi masalah bagi saya pada waktu itu. Berkonsultasi dengan orang tua dan melihat kemampuan dalam diri, jurusan yang sesuai dengan kemampuan saya adalah kebidanan.

Harapan saya, kelak ketika menjadi bidan, bisa bermanfaat bagi orang banyak terutama keluarga dan masyarakat. Hal yang saya lakukan waktu itu mencari informasi via media mengenai kampus yang terdapat jurusan kebidanan di Yogyakarta. Dari beberapa informasi yang saya kumpulkan, saya rasa Universitas ‘Aisyiyah adalah pilihan yang tepat.

Hal tersebut dikarenakan terdapat jurusan kebidanan tingkat Strata Satu (S1), dan memang itu yang saya cari. Setelah menyelesaikan pendaftaran dan mengumpulkan berkas-berkas yang dibutuhkan, tinggal menunggu waktu pengumuman kelulusan. Selang beberapa hari waktu pengumuman tiba, dengan penuh keyakinan alhamdulillah tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur saya kepada Allah SWT, saya dinyatakan lulus di prodi yang saya inginkan dan disetujui oleh orang tua yaitu prodi kebidanan.

Tahun 2020 bisa dikatakan tahun-tahun yang sulit bagi semua orang. Bagaimana tidak, aktivitas masyarakat dibatasi karena Covid-19. Pembatasan aktivitas masyarakat sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dan tentunya berdampak pada pendapatan orang tua saya khususnya. Dan yang menyedihkan bagi mahasiswa baru di seluruh tanah air yaitu tidak bisa ospek offline dan harus dilaksanakan secara online.

Menyedihkan memang, tetapi demi kebaikan bersama, mau tidak mau harus menerima keadaan yang terjadi. Masa ta’aruf adalah masa pengenalan dunia kampus dan tentunya mendapat pengetahuan tentang Muhammadiyah. Dari masa pengenalan itu saya lebih akrab dengan muhammadiyah, visi-misi dan tujuannya. Dari masa ta’aruf juga menambah pengetahuan saya sebelumnya yang menganggap bahwa muhammadiyah hanyalah salah satu organisasi Islam, ternyata Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia.

Banyak orang-orang hebat dan berpengaruh di Indonesia yang lahir dari tubuh muhammadiyah. Kemerdekaan Indonesia tak luput dari peran orang-orang muhammadiyah sehingga disematkan menjadi Pahlawan Nasional hingga kini seperti KH Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah, Siti Walidah sebagai pendiri ‘Aisyiyah dan pahlawan yang lainnya.

Empat bulan berlalu dan masih dalam kondisi pandemi, atas izin Allah SWT dan memohon ridho dari orang tua, pada bulan November saya memulai perantauan ke Kota Yogyakarta. Tekad yang kuat dan ketulusan dalam mencari ilmu menjadi akar keberanian saya untuk merantau. Tentunya ada harapan orang tua yang harus saya wujudkan.

Hidup jauh dari orang tua dengan penuh kemandirian bukanlah hal yang mudah bagi saya, ini juga pertama kali, mungkin mahasiswa(i) perantau lain merasakannya. Tapi tekad yang kuat dan menuntut ilmu merupakan bentuk bakti yang nyata untuk orang tua, keluarga, dan bangsa tentunya. Hari demi hari dan tak pernah jauh dari haru terus berlalu. Ilmu dan pengetahuan terus bertambah. Pelajaran hidup semakin melekat seiring bertambahnya usia.

Masa dewasa awal mungkin saja hingga masa dewasa akhir akan direnggut oleh Yogyakarta. Semuanya untuk kebaikan dan kebermanfaatan untuk diri sendiri dan orang lain. Kecintaan kepada Muhammadiyah semakin melekat seiring visinya yaitu sebagai Gerakan Islam yang berpedoman pada Alqur’an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang.

Hidup di kota pendidikan membuka mata saya secara lebar sehingga bersudut pandang lebih luas. Belajar menganilisis masalah secara sederhana hingga menganlisis masalah bangsa, tentunya jauh lebih berat. Saya belajar membandingkan sudut pandang sederhana saya sendiri dengan sudut pandang tentang bagaiamana pendidikan yang berkemajuan dari seorang tokoh-tokoh pendidikan.

Menambah wawasan dengan belajar bagaimana berislam yang baik dan benar dari berbagai latar belakang organisasi islam, berlajar bertoleransi dari berbagai latar belakang agama, hingga permasalah-permasalahan yang dialami negeri saat ini dan masa yang akan datang. Pandemi mengakibatkan berubahnya keadaan sosial masyakarat, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, hingga menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan.

Sebagai anak bangsa, sebagai mahasiswi, saya berfikir besar untuk bisa berperan di dalamnya agar permasalahan bisa terselesaikan. Terlebih saya merupakan bagian dari Muhammadiyah yang secara historis berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa baik sebelum hingga pasca kemerdekaan.

Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Haedar Nashir, M. Si. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam acara Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah “ Kunci menyelesaikan pandemi dan masalah negeri ialah tekad dan kesungguhan yang kuat disertai ketulusan, kejujuran, keterpercayaan, kecerdasan, keseksamaan serta langkah-langkah tersistem yang terfokus pada mencari solusi”.

Dengan mengedepankan aspek-aspek di atas, khususnya saya sebagai bagian dari Muhammadiyah terus berperan aktif di berbagai lini kehidupan sehingga permasalahan-permasalahan yang terjadi di negeri ini akan menemukan jalan keluarnya. Maka dari itu, sangat penting untuk terus belajar dan mengedepankan aspek-aspek di atas agar Muhammadiyah tetap utuh dan unggul selamanya dan negeri ini bisa menjadi bangsa yang maju dengan dilandaskan dengan nilai-nilai keislaman.

 

* Mahasiswa S1 Kebidanan Semester 3 Universitas Aisyiyah Yogyakarta

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UMSI

Leave a Reply