Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaMuhammadiyah

Pesan Ambo Asse Soal Pilkada di Jeneponto: Memilihlah, Sebab Kita Butuh Pemimpin!

×

Pesan Ambo Asse Soal Pilkada di Jeneponto: Memilihlah, Sebab Kita Butuh Pemimpin!

Share this article
Ambo Asse menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Jeneponto. (Sumber Foto: HZ)

KHITTAH.CO, JENEPONTO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel) Ambo Asse menekankan perlunya masyarakat terlibat sebagai pemilih di setiap kontestasi, baik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Umum (Pemilu). Sebab, terlibat sebagai pemilih berarti berkontribusi melahirkan pemimpin.

Ambo Asse menyampaikan itu saat khutbah Jumat di Masjid Agung Jeneponto, Jumat, 20 September 2024. Menurut dia, semua manusia, di kelompok manapun, selalu membutuhkan pemimpin.

“Kita sekarang ini menyongsong momen Pilkada. Sering saya katakan, mari kita mengikuti Pilkada dengan baik, tidak boleh ada orang yang tidak ikut dan tidak memilih, karena rugi kita jika tidak memilih yang terbaik,” ujar Ambo.

Sebelum menyampaikan pesan-pesan agama di mimbar masjid, Ambo mengaku telah berbincang lebih awal dengan PDM Jeneponto soal jumlah kandidat yang bakal bertarung di Pilkada nanti. Setelah mengetahui informasi, ia meminta agar masyarakat Jeneponto menggunakan kebebasannya untuk memilih pemimpin sesuai dengan standar penilaian masing-masing.

Bagi Ambo, kebebasan memilih setiap orang harus menjadi atensi untuk menampakkan wajah demokrasi, termasuk di level Pilkada.

“Karena kita berharap, lahir kepemimpinan yang baik. Di Jeneponto alhamdulillah, tadi saya diberitahu oleh PDM Jeneponto bahwa ada empat pasangan calon. Yang tahu calon ini adalah masyarakat, yang memahami juga masyarakat, inilah yang harus kita tonjolkan (masyarakat harus bebas memilih),” tutur Ambo.

Setelah itu, Ambo Asse menyitir ayat Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 103 tentang larangan bertikai antar sesama muslim. Termasuk, kata dia, konflik-konflik yang bisa terjadi di setiap hajatan politik.

“Peringatan Allah, ‘Jangan menyerupai orang-orang yang bertikai’. Maksud saya, di dalam ayat ini, jangan sampai kita beda pilihan lalu kita berkonflik. Allah menegaskan agar tidak berkonflik dan tidak bermusuhan, bagaimana contohnya, orang yang beda pilihan bertemu langsung buang muka, tidak lagi mau salaman karena beda pilihan dan dukungan. Padahal umat ini adalah umat yang satu, muslim yang bersaudara, tidak boleh bertikai dan berpecah,” pesan Ambo.

“Pilkada itu adalah kegiatan politik, Pemilu juga demikian, mari kita ikuti semua, tapi mari kita jauhi perpecahan antara pendukung,” imbuh dia.

Karenanya, Ambo Asse menekankan perlunya masyarakat memiliki prinsip yang teduh. Perbedaan pilihan dan dukungan tidak boleh menjadi alasan untuk memutus silaturahmi antar sesama.

“Jadi kalau ada yang sudah naik diantara yang empat itu, jangan lagi ada yang mengatakan saya tidak dukung itu, sebab yang terpilih lah pemimpin kita,” tegas Ambo.

Ia lalu mencontohkan hajatan Pemilu pada Februari lalu, saat tiga Calon Presiden yang berkontestasi berakhir dimenangkan Prabowo. Bagi Ambo, kontestan terpilih harus diakui dengan lapang dada sebagai pemimpin bersama.

“Sama dengan Pemilu sebelumnya, ada Anies, Ganjar dan Prabowo. Prabowo terpilih dan setelah dilantik, dia adalah presiden kita, tidak boleh lagi ada yang tidak berterima meskipun bukan pilihan saat memilih,” terang Ambo.

Ambo Asse lalu mengakhiri khotbahnya dengan mengajak jamaah untuk merefleksi tujuan penciptaan manusia yang ditugaskan Allah memimpin di bumi. Termasuk, tanggung jawab manusia dalam mengelola alam dan isinya.

“Inilah kehidupan, karena kita berharap ada pemimpin, sebab tidak boleh tidak ada pemimpin. Allah pun menciptakan kita dengan harapan manusia ini melakukan kepemimpinan, melakukan gerakan dalam mensejahterakan. Sumber daya alam sudah disiapkan oleh Allah, kata Allah, inilah semua yang disiapkan di alam ini, silahkan dikelola untuk kebermanfaatan, yang penting jangan ada yang monopoli,” terang dia.

“Semua yang diciptakan oleh Allah adalah untuk kita semua. Maka pemimpin diberikan kewenangan untuk mengatur dan menciptakan kesejahteraan,” tandas Ambo.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply